Reporter: Marantina | Editor: Dupla Kartini
Tidak jago masak, bukan berarti tak bisa menjadi pengusaha kuliner. Buktinya, Ainun Nuraida Fahmi berhasil mengembangkan usaha cake dan kue dari bahan buah dan sayuran di bawah bendera Brownty. Kuncinya, mau belajar dan tak mudah menyerah.
Ainun mahir membuat brownies setelah berkali-kali mencoba resep yang didapatnya dari majalah. Tak berhenti di situ, ia pun melakukan uji coba berbagai resep hingga menghasilkan inovasi resep brownies sayuran.
Ia bilang, sebenarnya adonan brownies sayuran sama seperti adonan brownies biasa. Hanya, ia menambahkan buah atau sayuran yang sudah diblender.
Meski tak mudah menciptakan resep, namun perempuan asli Malang ini, tak pelit berbagi resep. Padahal, bagi banyak pengusaha kuliner, resep adalah rahasia yang harus dijaga. "Saya ingin menjadi pengusaha yang memberi manfaat bagi masyarakat luas," tutur Ainun.
Ia bilang, belum banyak orang yang tahu sayur dan buah bisa diolah menjadi brownies. Nah, supaya informasi ini bisa menyebar ke banyak orang, ia menggunakan media internet untuk mengedukasi publik.
Selain lewat internet, Ainun juga kerap memperkenalkan produknya lewat pameran, event di sekolah dan kampus di berbagai daerah di Pulau Jawa. Katanya, dengan mengedukasi masyarakat sejatinya memberi manfaat ganda. "Kalau orang semakin tahu ada brownies sayur dan paham manfaatnya, produk saya bisa semakin populer," ungkap ibu dua anak ini.
Ainun tak setengah-setengah menjalankan usahanya. Ia rajin mengikuti berbagai seminar dan pelatihan bisnis demi mendalami manfaat sayur dan buah bagi tubuh manusia. Dengan begitu, ia pun bisa mengerti pilihan tepung yang paling cocok dipadu dengan sayur atau buah tertentu untuk mendapatkan cake yang enak dan tetap bergizi.
Berkat upaya Ainun mengolah sayur dan buah menjadi aneka cake, kini, tak ada lagi keluhan dari para tetangganya soal jatuhnya harga sayur dan buah hasil panen, lantaran produksi melimpah.
Asal tahu saja, selain demi membuat anaknya menyukai sayuran, ide membuat brownies dari sayuran juga berasal dari kondisi tetangganya. "Dulu mereka sering mengeluh terpaksa menjual pada harga murah, karena setok melimpah. Bahkan, kadang tidak bisa menutupi ongkos produksi," ungkap Ainun.
Ia merintis bisnis pembuatan brownies pada 2008, ketika Kota Batu, Malangmulai terkenal sebagai daerah wisata. Ini pula yang ikut mendorong bisnisnya bisa cepat berkembang. Aneka cake Brownty menjadi oleh-oleh khas bagi pelancong. Ketika itu, ia merogoh kocek Rp 500.000 untuk membeli bahan baku dan kemasan Brownty.
Menurutnya, untuk memulai usaha kuliner tidak perlu harus berbiaya besar. Selain modal, pengusaha paling perlu relasi. Soalnya, dengan banyak relasi pemasaran produk lebih mudah. Inilah keunggulan Ainun. Selama menjadi distributor sayur dan buah-buahan, ia telah menjalin banyak relasi. (Bersambung)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News