CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.527.000   14.000   0,93%
  • USD/IDR 15.675   65,00   0,41%
  • IDX 7.287   43,33   0,60%
  • KOMPAS100 1.121   3,73   0,33%
  • LQ45 884   -2,86   -0,32%
  • ISSI 222   1,85   0,84%
  • IDX30 455   -2,30   -0,50%
  • IDXHIDIV20 549   -4,66   -0,84%
  • IDX80 128   0,06   0,05%
  • IDXV30 138   -1,30   -0,94%
  • IDXQ30 152   -0,90   -0,59%

Ulie ekspansi ke bisnis sewa perlengkapan bayi (2)


Jumat, 02 Agustus 2013 / 15:14 WIB
Ulie ekspansi ke bisnis sewa perlengkapan bayi (2)
ILUSTRASI. PTUN menerima permohonan banding dari Benny Tjokro terhadap LHP Investigatif BPK di kasus Asuransi Jiwasraya.


Reporter: Pravita Kusumaningtias | Editor: Dupla Kartini

Suryani Aris mulai mengenal usaha penyewaan mainan anak saat masih menemani suaminya melanjutkan pendidikan di Amerika Serikat (AS).  Di Negeri Paman Sam itu ia melihat sebuah iklan usaha mainan online di koran lokal di Houston, AS.

Begitu kembali ke Indonesia pada 2008, ia pun kepikiran untuk membuka usaha serupa di Indonesia. Apalagi, saat itu banyak mainan anaknya sudah jarang kepakai karena mereka sudah mulai tumbuh besar.

Hanya, saat itu usaha menyewakan mainan belum lazim di Indonesia. Tapi itu tak menyurutkan niatnya untuk merambah usaha ini. "Waktu itu modalnya hanya Rp 200.000 untuk domain web dan hosting selama setahun, kalau mainan saya sudah punya," ujar perempuan yang akrab disapa Ulie ini.

Lantaran modal minim, Ulie pun belajar membuat website sendiri. Gebrakannya dimulai dengan mendirikan toko online yang dinamakannya Dunia Bermain pada September 2008.

Pada awal berdiri, usahanya ini belum banyak dilirik. Terlebih usaha seperti ini belum populer di Indonesia. Di bulan pertama mendirikan usaha, hanya ada satu konsumen yang menyewa mainan darinya.  

Namun, Ulie tak patah arang. Di bantu temannya, Juli Wisanti, ia terus melakukan "brainstorming" dan memasarkan penyewaan mainannya secara online.

Berkat kerja kerasnya, lambat laun sewa mainannya mulai populer di kalangan para orang tua. Selain karena gencar sosialisasi di internet, usahanya juga dikenal lantaran sering diliput media cetak dan elektronik.

Setelah dikenal dan banyak konsumen, belakangan mulai bermunculan kompetitor di usaha ini. Agar tak kalah bersaing, Ulie pun rajin memasang iklan dan mempromosikan usahanya lewat media sosial, seperti Facebook, Twitter, hingga Kaskus. Koleksi mainannya juga terus ditambah. Supaya pasokan mainan terjaga, Ulie menjalin kerjasama langsung degan importir mainan.

Namun ia hanya mencari mainan dengan merek tertentu yang memang terkenal dan berkualitas baik. Ulie juga melakukan diversifikasi bisnis.

Bila awalnya Dunia Bermain hanya menyewakan mainan, kini juga turut menyewakan perlengkapan bayi. "Permintaan sewa perlengkapan bayi tinggi seperti stroller, car seat, hingga high chair," ujarnya.

Belum puas membesarkan Dunia Bermain, pada tahun 2010 Ulie mendirikan sister company yang dinamakan Toko Dunia Bermain (TBD). Toko ini menjadi reseller mainan dengan merek terkemuka seperti Little Tikes, Step2, Chicco, Vtech, dan Fisher Price.

Mulai akhir tahun, ia berencana  mengembangkan usahanya dengan sistem franchise. (Selesai)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×