Reporter: Fahriyadi, Eka Saputra | Editor: Tri Adi
Pasar sepeda motor di Indonesia terus bertumbuh kencang dalam beberapa tahun terakhir. Seiring dengan itu, bisnis seputar sepeda motor pun juga menggeliat. Salah satunya bisnis bengkel sepeda motor. Belakangan bisnis jasa pemeliharaan dan perbaikan sepeda motor ini pun menjamur.
Tengok saja, di sepanjang jalan, kini banyak bengkel sepeda motor berdiri. Ini menandakan bahwa bisnis bengkel sepeda motor memang moncer. Itu pula sebabnya, semakin banyak pengusaha bengkel menawarkan kemitraan agar usahanya makin berkibar.
Salah satunya, Willy Dreskandar, pemilik bengkel bernama F-16 Indonesia Workshop Association (FIWA) di Ciledug, Tangerang. Ia mendirikan bengkel ini pada tahun 2008 dan mulai menawarkan kemitraan sejak tahun 2010.
Kini, ia sudah memiliki 18 mitra yang tersebar di berbagai daerah, seperti Medan, Bandar Lampung, Jakarta, Surabaya, Pekanbaru, Balikpapan, dan Samarinda. "Dan ada dua mitra lagi yang sudah meneken kontrak kerja sama di Padang dan di Jakarta," kata Willy.
Dalam kemitraan ini, ia hanya menawarkan satu paket kerja sama senilai Rp 70 juta. Dengan membayar sebesar itu, mitra akan mendapatkan peralatan bengkel standar termasuk digital tachometer. Yakni, alat yang bisa digunakan untuk mengukur kecepatan putaran mesin.
Selain itu, mitra juga mendapat dua orang mekanik yang sudah dilatih di bengkel F-16 pusat, satu orang penjaga toko, dan satu orang mekanik senior F-16 yang akan melakukan pendampingan.
Namun, selain membayar manajemen fee senilai Rp 70 juta tersebut, mitra juga harus membeli perlengkapan onderdil atau suku cadang dan aksesori sepeda motor senilai Rp 150 juta. Aksesori ini penting karena bengkel F16 melayani juga modifikasi sepeda motor. "Namun nilai belanja onderdil dan aksesori itu bisa berkurang atau bertambah karena sifatnya sesuai dengan kebutuhan," ujar Willy.
Beberapa perlengkapan onderdil yang perlu dibeli seperti ban, busi, oli, spion, rantai dan lain-lain. Jika ditambah dengan biaya sewa tempat, estimasi modal awal yang perlu disiapkan mitra mencapai Rp 300 juta.
Willy mengklaim, modal tersebut bisa balik dalam kurun waktu 19 bulan. Asumsinya, omzet per bulan bisa mencapai sekitar Rp 110 juta-Rp 120 juta, dengan laba bersih sekitar 16%. "Tapi yang jelas di bulan pertama ada kemungkinan masih rugi, karena pelanggan belum banyak tahu," ujarnya.
Baru masuk bulan keempat, Willy berani menjanjikan ada peningkatan pendapatan seiring makin banyaknya pelanggan bengkel. Berdasarkan pengalamannya, dalam satu hari rata-rata ada 10 sepeda motor yang masuk ke bengkel. Rata-rata tarif service mencapai Rp 100.000 per sepeda motor. Adapun tarif modifikasi standar sebesar Rp 250.000.
Amir Karamoy, Ketua Dewan pengarah Waralaba dan Lisensi Indonesia (WALI) melihat, prospek bisnis bengkel sepeda motor masih cerah seiring tingginya penjualan sepeda motor di Indonesia. "Tapi harus diingat persaingan bengkel sepeda motor sangat ketat," ujarnya.
Maka itu, ia menyarankan mitra bisnis ini mencari perbedaan dengan bengkel yang lainnya. "Akan lebih baik lagi jika bengkel itu bukan sekadar memberi jasa service dan penjualan spare part melainkan juga jasa lainnya seperti modifikasi dan pencucian sepeda motor," imbuh Amir.
Bengkel F16
Jl. Ciledug Raya No. 16, Ciledug,
Tangerang 15157
Telp/Fax: 021-7344 6678
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News