kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,77   -22,96   -2.48%
  • EMAS1.327.000 1,30%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Wah, peluang bisnis salon muslimah masih terbuka lebar


Jumat, 29 Oktober 2010 / 14:04 WIB
Wah, peluang bisnis salon muslimah masih terbuka lebar
ILUSTRASI. Mr D Cake


Reporter: Raymond Reynaldi, Fahriyadi | Editor: Tri Adi

Bisnis perawatan tubuh atau salon mulai tersegmentasi sesuai dengan target pasar. Salah satunya adalah salon khusus perempuan muslim, yang ditawarkan Iltidas, pemilik Zaza Salon di Kudus, Jawa Tengah. "Salon khusus para muslimah masih sangat minim," ucapnya.

Padahal, permintaan salon khusus seperti ini sangat besar. Maklum, Indonesia merupakan negara dengan pemeluk Islam terbesar di dunia. "Saat hijrah dari Surabaya ke Kudus, saya kerap mendengar keluhan para istri yang kesulitan mencari salon khusus muslimah," katanya. Tiga tahun yang lalu, Iltidas mulai mencoba bisnis ini.

Pilihan usahanya jatuh di Kudus karena mayoritas penduduknya beragama Islam. Tak mengherankan jika omzet Zaza Salon terus tumbuh saban bulan sejak pertama kali dibuka. Saat ini, rata-rata omzet Zaza Salon antara Rp 15 juta-Rp 20 juta tiap bulan.

Melihat perkembangan yang bagus tersebut, Iltidas mencoba mematangkan konsep bisnisnya dalam format kemitraan. Harapannya, konsep baru itu bisa mengembangkan usahanya lebih besar lagi. Jadi, tidak hanya di Kudus tapi di kota-kota lain di Indonesia. "Pasarnya besar dan bisnis ini sudah stabil. Jadi, kenapa tidak berekspansi?" ucapnya.

Iltidas pun mulai menawarkan kemitraan Zaza Salon kepada publik pada bulan Juli lalu. Tanggapan masyarakat cukup positif. Terbukti sudah ada tiga calon mitra di Jepara, Salatiga, dan Solo, meski masih dalam tahap negosiasi.

Zaza Salon menawarkan kemitraan dengan total investasi sekitar Rp 80 juta. Dana ini termasuk biaya kemitraan sebesar Rp 25 juta, belanja peralatan salon, seperti gunting, sisir, pengering rambut, alat cuci rambut dan creambath dengan nilai Rp 25 juta. Untuk bahan salon, Iltidas mengatakan, calon mitra boleh mengambilnya dari pusat atau membeli sendiri.

Iltidas juga akan memberikan materi promosi dan biaya renovasi gerai. "Calon mitra juga akan dibantu dalam proses seleksi karyawan hingga pelatihan. Sudah all in," tandasnya. Nantinya, para calon mitra tinggal mencari lokasi gerai yang strategis untuk usaha salonnya.

Terobosan baru

Di sisi lain, Iltidas menuntut calon mitranya berkomitmen penuh dalam menjalankan prosedur operasional (SOP) yang diterapkan pihak Zaza Salon. Ia tidak mau kredibilitas Zaza Salon sebagai salon Islami terganggu oleh investor yang setengah hati menjalankan bisnisnya. "Makanya saya agak selektif, karena ini bukan sekadar bisnis," ucapnya.

Berdasarkan analisis keuangan Zaza Salon, mitra bakal menemui titik impas dalam waktu delapan hingga 10 bulan setelah beroperasi, dan tergantung lokasi usaha. Kondisi itu terjadi jika estimasi omzet sebulan sebesar Rp 22,5 juta dan laba bersih sekitar Rp 2,47 juta.

Anang Sukandar, Ketua Asosiasi Franchise Indonesia (AFI), menyatakan, usaha salon mempunyai prospek yang cukup bagus. Pasalnya, saat ini semakin banyak orang yang sadar akan penampilan dan kecantikan, terutama wanita yang rutin ke salon.

Anang menilai, Zaza Salon merupakan sebuah inovasi dan terobosan baru yang perlu mendapat apresiasi. Apalagi paket investasi yang ditawarkan wajar.


Zaza Salon
Jl. Wahid Hasyim No. 106
Kudus, Jawa Tengah
Telp. 0291-3430550

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×