kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Wangi Aroma Cuan Petani Sereh Dlingo


Sabtu, 31 Desember 2022 / 10:45 WIB
Wangi Aroma Cuan Petani Sereh Dlingo


Reporter: Lailatul Anisah | Editor: Markus Sumartomjon

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Semangat pantang menyerah harus menjadi pegangan bagi para pelaku usaha. Ambil contoh Usaha Kecil Menengah (UKM) Syafaluna yang sukses menjadi produsen minyak atsiri di daerah Bantul, Yogyakarta.

Pendirian UKM Syafaluna di Desa Dlingo, Bantul ini berawal dari keresahan para petani di desa tersebut. Mereka kesulitan memanfaatkan lahan di areal desa Dlingo dan sekitarnya yang berbatu. Sudah beragam tanaman diupayakan para petani agar bisa tumbuh di lahan berbatu. Apa daya, hasilnya nihil.

Hingga akhirnya para petani mencoba melakukan budidaya tanaman sereh. Terutama sereh merah yang merupakan bahan baku utama minyak atsiri atau minyak esensial.

Tak disangka, tanaman sereh merah ternyata bisa tumbuh subur di lahan berbatu di desa tersebut. Melihat potensi tersebut, pada tahun 2018 areal pertanian di Dlingo menjadi proyek percontohan pengembangan minyak atsiri berbasis sereh di Yogyakarta.

Bersamaan dengan itu berdirilah UKM Syafaluna sebagai wadah perkumpulan para petani penghasil sereh. 

Pelan namun pasti, para petani di Dlingo sudah bisa menghasilkan daun sereh. Kemudian ada keinginan untuk bisa menghasilkan minyak atsiri berbasis sereh.

"Saat ini sudah ada 300 anggota petani yang menanam sereh," kata Maruf Subianto, pengurus UKM Syafaluna kepada KONTAN di Desa Dlingo, Bantul (21/12). 

Baca Juga: Meski butuh edukasi, pasar skincare natural kian menawan

Maruf menceritakan, awalnya produk minyak atsiri hasil olahan UKM Syafaluna hanya dijual terbatas di daerah Bantul dan sekitarnya. Pemasarannya pun baru dari mulut ke mulut. 

Tak disangka, saat pandemi berlangsung justru menjadi berkah bagi UKM Syafaluna. Dengan memanfaatkan marketplace yang sudah tersedia, penjualan minyak atsiri dari Syafaluna pun tumbuh pesat. 

Menurut Maruf, penjualan minyak sereh alias minyak atsiri melonjak hingga 60%. Namun Maruf tidak merinci nilai besarannya. 

Yang jelas, keberhasilan UKM Syafaluna dalam mengajak para petani menanam sereh dan memproduksi minyak sereh langsung mengundang perhatian Yayasan Dharma Bhakti Astra (YDBA). Sejak Juni 2022, YDBA mendampingi UKM Syafaluna sebagai mitra binaannya. 

Melalui program ini, para petani dibantu beragam hal. Mulai dari penanaman sereh yang memenuhi standar, cost and delivery, proses produksi penyulingan hingga manajemen bisnis untuk mendukung kemajuan usaha Syafaluna dan para petani.

Berkat binaan dari YDBA tersebut, UKM Syafaluna bahkan mendapatkan ayah angkat, yaitu CV DAB Subur. Produsen minyak atsiri ini memberikan pelatihan teknis dan memberikan kesempatan petani untuk memasok hasil produksi minyak atsiri kepada CV DAB Subur. 

UKM Syafaluna saat ini sudah bisa menghasilkan 30 kilogram minyak atsiri per bulan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×