kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.585.000   -2.000   -0,13%
  • USD/IDR 16.370   0,00   0,00%
  • IDX 7.171   16,08   0,22%
  • KOMPAS100 1.060   2,49   0,24%
  • LQ45 834   1,35   0,16%
  • ISSI 214   0,05   0,02%
  • IDX30 430   1,01   0,24%
  • IDXHIDIV20 510   -1,34   -0,26%
  • IDX80 121   0,13   0,11%
  • IDXV30 124   -0,74   -0,59%
  • IDXQ30 141   -0,35   -0,25%

Wieke berbagi pengalaman usaha ke perempuan Indonesia (3)


Selasa, 03 Mei 2011 / 13:27 WIB
Wieke berbagi pengalaman usaha ke perempuan Indonesia (3)
ILUSTRASI. Zack Znyder antusias nantikan akting Robert Pattinson di film The Batman.


Reporter: Mona Tobing | Editor: Tri Adi

Wieke Anggraini berhasil mendongkrak pamor tahu petis dari jajanan tradisional. Ia terus berusaha mempopulerkan pasta udang di lidah warga ibukota. Bisnis tahu petis Yudhistira pun berkembang pesat. Kini, Wieke dan mitranya bisa meraup omzet ratusan juta per bulan.

Jangan meremehkan kekuatan tahu. Meski terbuat dari bahan baku yang relatif murah dan mudah didapat, bisnis olahan tahu ternyata cukup menggiurkan.

Wieke Anggraini telah mengecap manisnya berjualan tahu petis. Kuncinya hanya satu: tahu petis harus bisa dinikmati seluruh lapisan masyarakat termasuk yang berkocek tebal.

Menyasar segmen kalangan berduit, wanita yang sempat menduduki posisi manajer teritori perusahaan asing ini, membuka gerai tahu petis di mal-mal Jakarta. Tahu petis tak hanya menjadi favorit pengunjung mal tapi juga kalangan artis. “Grup Srimulat seperti Nunung, Tukul menjadi pelanggan kami. Ada juga artis Ivan Gunawan,” tutur Wieke sambil tersenyum.

Sekarang, Wieke memiliki 15 gerai tahu petis berbendera Yudhistira. Sekitar 12 gerai di antaranya punya mitra yang tersebar di daerah Jabotabek dan Klaten.

Sejak menawarkan kemitraan lima tahun lalu, perempuan yang mengidolakan Mooryati Soedibyo, pendiri Mustika Ratu, ini mengaku tak pernah kesulitan menjalin kongsi. "Saya mengutamakan komunikasi jika mereka mengalami kesulitan," ujarnya. Alhasil, mitra pun tak ada yang berguguran sejak pertama kali bergabung dengan Tahu Petis Yudhistira.

Setiap minggu, Wieke membutuhkan 4.000 potong tahu dan 100 kg petis untuk memenuhi kebutuhan gerainya. Kapasitas produksi ini juga akan terus bertambah, karena ia akan membuka outlet di Sumatera.

Dengan omzet Rp 30 juta per bulan, Wieke masih ingin melebarkan sayapnya dengan menjual tahu petis kemasan di supermarket. Ke depan, ia pun bertekad untuk mendirikan pabrik petis sebagai bumbu makanan.

Meski saat ini waktunya banyak tersita untuk urusan bisnis, Wieke tetap rajin membagikan pengalaman bisnisnya kepada para perempuan Indonesia. Tak heran, ibu seorang putri ini kerap didaulat menjadi pembicara dalam beberapa acara televisi.

Pengalaman berbicara di depan orang banyak ini juga melahirkan cita-cita untuk menjadi seorang dosen. "Dunia pendidikan yang menjuruskan perempuan untuk berwirausaha masih amat minim," katanya.

Ia juga menjelaskan, dunia pendidikan Tanah Air sejak dini tidak ditanamkan jiwa wirausaha. Karenanya, Wieke selalu antusias saat diundang instansi pendidikan atau pemerintah menjadi salah satu narasumber tentang perempuan berbisnis.

Wieke pun tertantang untuk melakukan aksi sosial secara berkesinambungan. Maklum, ia juga menjadi pendiri Women Enterpreneur Club (WEC) di 2010. Ia memperkerjakan ibu-ibu di sekitar rumahnya di Bekasi, untuk membuat petis.

Walau begitu, bagi Wieke, keanggotaannya di WEC tetap menyimpan kesan tersendiri. Hubungan pertemanan dengan perempuan-perempuan yang berbisnis membuat dirinya merasa senasib dan sepenanggungan. "Profesi sebagai seorang pebisnis dan peran kompleks di keluarga dan masyarakat membuat kami dapat hidup dalam sebuah persamaan," ujar dia.

(Selesai)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Bond Voyage Mastering Strategic Management for Business Development

[X]
×