kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45927,64   6,18   0.67%
  • EMAS1.325.000 -1,34%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Wow, ternyata si daging bulat masih bisa menghasilkan laba nikmat


Kamis, 03 Maret 2011 / 12:46 WIB
Wow, ternyata si daging bulat masih bisa menghasilkan laba nikmat
ILUSTRASI. Karyawan menunjukkan logam mulia emas di Butik Emas, Menara Ravindo, Jakarta, Senin (27/01). Harga emas mencapai rekor tertinggi dalam lima tahun terakhir menyusul merebaknya virus korona. KONTAN/Fransiskus Simbolon


Reporter: Fransiska Firlana | Editor: Tri Adi

Bukan hanya rasanya yang enak, berjualan bakso ternyata masih menjanjikan keuntungan yang menggiurkan. Tak mau repot membikin adonan sendiri, tak ada salahnya Anda mencoba tawaran waralaba bakso yang sudah menjamur.

Siapa yang tak kenal bakso? Si bulat abu-abu yang terbuat dari daging giling plus tepung ini memang sudah akrab menggoyang lidah orang Indonesia. Tak heran, banyak pengusaha bakso bermunculan menawarkan aneka inovasi bakso. Waralaba bakso juga berlomba mencari mitra dengan tawaran bakso unik. Ya unik, karena nama baksonya bermacam-macam. Selain variasi nama, pengusaha juga melakukan variasi isi bakso. Bukan hanya bakso isi telur dan daging cincang, waralaba Bakso Kaget menawarkan bakso isi jagung, udang, sampai isi cabai. Wuih, kreatif bukan?

Direktur Bakso Kaget Johan Halim bilang, bisnis bakso masih sangat menjanjikan selama mampu menawarkan inovasi dan memberikan citarasa yang cocok di lidah konsumen. “Bakso itu bisa dimakan siapa saja, dari anak kecil sampai orang tua,” ujar Johan.

Menurut dia, itu lantaran harga semangkuk bakso terbilang murah dan jenis makanan ini tak terlalu berat. Bakso juga pilihan yang cocok bagi mereka yang ingin menraktir teman, tapi kantong sedang tipis. Seporsi bakso cuma Rp 12.000.

Kendati harga cukup murah, si pedagang tak perlu khawatir tidak dapat untung. Johan mengatakan, dari harga Rp 10.000 per porsi, harga pokok penjualan (HPP) hanya Rp 5.200. “Bagaimana, untungnya lumayan bukan? Belum lagi keuntungan dari minuman? “ imbuh Johan.

Wahyu Parmono, Direktur Waralaba Bakso Tulang Muda asal Jogjakarta pun tidak menampik bahwa margin bakso cukup tinggi. Sekitar 30% - 42%. “Kalau dalam sehari bisa meraup omzet Rp 1,5 juta, maka dalam 7 bulan sudah bisa balik modal,” jelasnya.

Wahyu melihat, potensi bisnis bakso masih besar dan menjanjikan keuntungan. Di luar Pulau Jawa, bakso juga cukup digandrungi. Tak heran, mitra Bakso Tulang Muda di luar Pulau Jawa mulai banyak. Setidaknya ada 10 outlet di luar Pulau Jawa.

Bisnis waralaba bakso ini memang masih empuk, tengok saja perkembangan mitra Bakso Tulang Muda yang baru setahun ini berjalan sudah memiliki sekitar 36 mitra. Sementara Bakso Kaget, sejak berdiri tahun 2008 hingga sekarang sudah memiliki 94 mitra.

Tertarik mencoba? Sebaiknya pertimbangan penawaran para pewaralaba ini.


Tentukan lokasi

Sebelum mengajukan kerja sama dengan sebuah waralaba, ada baiknya Anda sudah menetapkan lokasi usaha, selain dana. Maklum, hampir setiap waralaba mensyaratkan si calon mitra memiliki lokasi strategis. “Bisa sewa, bisa rumah sendiri,” ujar Wahyu. Ada baiknya Anda memiliki lokasi yang berkonsep rumah daripada ruko. Alasannya, untuk mendekatkan diri dengan konsumen.

Wahyu menjelaskan, Bakso Tulang Muda mewadahi semua golongan konsumen dari anak-anak, anak muda, hingga orang tua. Untuk itu dengan konsep rumah, desain-desain ruangan akan lebih maksimal untuk menarik golongan-golongan konsumen tersebut. Dia mengakui, konsep ruang usaha seperti rumah makan cepat saji asal Amerika tak ada salahnya diterapkan untuk usaha bakso.

Bakso Tulang Muda juga menawarkan konsep usaha depot. Lahan yang diperlukan maksimal 5 meter (m) x 3 m. Adapun untuk konsep restoran minimal ukuran 4 m x 6 m. Beda depot dengan restoran adalah dari sisi menu. “Kalau depot hanya jualan bakso, sementara konsep restoran boleh ada pengembangan makanan lain, misalnya mi ayam. Sewa lahan untuk usaha sekitar Rp 25 juta per tahun. Sewanya minimal dua tahun,” katanya.

Adapun untuk bergabung dengan waralaba Bakso Kaget, lahan yang dimiliki tidak harus luas, minimal 1,5 m x 2,5 m yang sewanya sekitar Rp 3,5 juta per bulan. “Seluas ini sudah cukup untuk gerobak display dan kursi makan tanpa meja,” ujar Johan. Bakso Kaget menawarkan kerja sama model kafe dan gerobak. Baru-baru ini mereka mulai mengembangkan pemasaran bakso dengan mobil. Media ini dikembangkan karena banyak mitra mengeluh kesulitan mencari lokasi usaha. Bakso Kaget menawarkan penjualan bakso dengan mobil yang dilengkapi dengan gerobak yang dipasang di dalam mobil. Tentu sudah berikut tenda segala. Jadi calon mitra cukup investasi mobil.


Butuh modal besar

Selain lokasi, dana yang dibutuhkan untuk membuka usaha ini cukup besar. Baik waralaba Bakso Tulang Muda maupun Bakso Kaget menawarkan franchise fee Rp 25 juta untuk lima tahun. Mitra akan mendapatkan peralatan awal, seperti gerobak displai, peralatan makan dan masak, meja kasir, dan seragam karyawan. Terwaralaba juga mendapatkan bahan baku awal dan memperoleh banner, serta dekorasi tempat usaha.

Wahyu mengatakan, franchise fee Bakso Tulang Muda sebesar Rp 25 juta untuk membuka usaha dengan konsep restoran, sedangkan nilai franchise fee untuk konsep depot Rp 20 juta. Adapun Johan menetapkan franchise fee Rp 25 juta berlaku untuk semua model usaha Bakso Kaget, baik kafe, gerobak, maupun mobil.

Selain dana tersebut, Wahyu mengatakan, ada dana lain yang perlu disiapkan. Misalnya, sewa lokasi sekitar Rp 25 juta, serta anggaran renovasi dan membeli perlengkapan usaha Rp 15 juta. Calon mitra harus menyiapkan freezer sebagai penyimpan bakso. Siapkan dana sekitar Rp 10 juta untuk belanja bahan minuman dan makanan pendamping. Perlu juga Anda siapkan dana Rp 5 juta untuk pemasaran awal dan grand opening demi pengenalan pada konsumen.

Selain itu, siapkan dana Rp 5 juta untuk membayar instalasi bisnis. Ini merupakan biaya survei dan pendampingan. Untuk konsep resto Bakso Tulang Muda membutuhkan dana awal sekitar Rp 80 juta.

Nilai plusnya, pewaralaba tidak memungut royalty fee. Jadi, pengeluaran tiap bulan terdiri dari belanja bahan baku, minuman pelengkap, penyedap makanan, membayar gaji tujuh karyawan, serta membayar tagihan listrik, air, dan telepon.

Wahyu mengungkapkan, omzet per hari bisa mencapai Rp 1,5 juta - Rp 2 juta. Alhasil, balik modal bisa tercapai dalam tempo 2-7 bulan.

Untuk model gerobak Bakso Kaget, nilai investasi tidak terlalu besar. Sebab, tipe ini tidak membutuhkan renovasi tempat dan jumlah karyawan tidak banyak. “Untuk satu usaha gerobak paling hanya butuh 2 orang,” jelasnya. Nilai belanja bahan pendamping dan minuman sekitar Rp 2 juta. Jumlah kursi pun lebih sedikit sehingga dana untuk membelinya paling sekitar Rp 1 juta. Total dana yang dibutuhkan sekitar Rp 73 juta. Ini sudah termasuk sewa lahan setahun pertama dan franchise fee.

Bakso Kaget juga tidak menerapkan royalty fee. Jadi pengeluaran saban bulan nyaris sama, yakni untuk membayar karyawan, belanja bahan baku, plus penggunaan listrik dan air. Johan mengingatkan, baik modal gerobak bakso cukup lama, sekitar 7 bulan hingga 1 tahun. Sebab, lokasi usaha berada di foodcourt pusat perbelanjaan sehingga sewanya mahal. “Dalam sehari diusahakan terjual 60 porsi,” katanya.


Tentukan lokasi

Anda tertarik mendaftar waralaba bakso? Tunggu dulu. Sebaiknya pertimbangkan pula kemungkinan membuka bakso secara mandiri.

Yudi Guntara, pengusaha Bakso Asia Hj. Tolib di bilangan Rawa Belong, Jakarta Barat, bisnis bakso dengan konsep waralaba menelan biaya besar. Sudah begitu, kita terikat pewaralaba. “Kalau buka sendiri, paling kita hanya butuh modal Rp 15 juta untuk bahan baku dan perlengkapan warung, plus Rp 22,5 juta untuk menyewa tempat setahun,” ujar dia.

Menurut Yudi, asalkan lokasi strategis dan rasa disukai konsumen, pendapatan pasti mengalir sendiri. Yudi mengaku, warung baksonya bisa meraup keuntungan 30% dari omzet. Tapi dia enggan menyebutkan omzetnya. Yang jelas, dengan konsep berdagang mandiri, Bakso Asia Hj Tolib sekarang sudah memiliki 30 cabang.

Sementara itu, Johan bilang, dengan menjadi mitra waralaba, pengusaha tak perlu susah berbelanja peralatan dan tak perlu pusing mempertahankan citarasa karena semua sudah disediakan oleh pewaralaba.

Jika tertarik, pilihan tentu di tangan Anda; mau beli waralaba atau menjajal sendiri?

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Trik & Tips yang Aman Menggunakan Pihak Ketiga (Agency, Debt Collector & Advokat) dalam Penagihan Kredit / Piutang Macet Managing Customer Expectations and Dealing with Complaints

[X]
×