kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Yogi, guru drum yang sukses jadi pengusaha (3)


Rabu, 15 September 2010 / 09:51 WIB
Yogi, guru drum yang sukses jadi pengusaha (3)


Reporter: Hendra Gunawan | Editor: Tri Adi

Jalan hidup seseorang memang tidak bisa ditebak. Siapa sangka, Yogie yang dulu berprofesi sebagai guru les musik drum, kini memiliki perusahaan pengembang website di Bogor, Jawa Barat. Dari usahanya ini, Yogie meraup omzet ratusan juta rupiah sebulan. Kesuksesannya bermula dari uluran tangan seorang dermawan.

Yogie Pribadi Mulya lahir di lingkungan keluarga yang sederhana. Dia hanya bisa mengenyam ilmu pendidikan hingga jenjang sekolah menengah atas (SMA). Pada tahun 2000, dia lulus dari salah satu SMA di Bogor, Jawa Barat.

Ketika baru lulus, satu-satunya keahlian yang dimilikinya adalah bermain drum. Di sekolah, Yogie memang terkenal sebagai anak band.

Setiap ada acara musik di dalam ataupun luar sekolah, ia bersama teman band-nya selalu ikut berpartisipasi. Bahkan, band Yogie sering mendapatkan juara dalam festival musik sekolah.

Yogie pun memanfaatkan keahliannya menabuh drum untuk menjadi sumber penghasilan. Di malam hari, dia dan teman-temannya manggung dari satu kafe ke kafe lainnya. Siang harinya, dia menjadi guru les drum untuk kalangan pelajar.

Anak didik Yogie bukan berasal dari keluarga sembarangan. Selain berkantong tebal, banyak di antara mereka adalah anak pejabat di daerah Bogor. Mulai dari pejabat pemerintah daerah, hingga pejabat kepolisian. "Di Bogor, saya termasuk guru drum yang paling dicari," katanya, bangga.

Meski mengajar untuk siswa dari kalangan menengah atas, Yogi tidak mematok tarif les yang terlalu tinggi. Ia sadar betul, ketika itu dirinya masih masuk kategori guru les drum pemula. Penghasilan tertinggi Yogie selama menjadi guru les drum tidak terlalu besar, hanya Rp 5 juta per bulan.

Meski begitu, dia mendapat hikmah dan berkah dari profesinya tersebut. Pasalnya, ada salah satu orang tua muridnya yang bersedia membiayai Yogie untuk meneruskan pendidikan ke perguruan tinggi. Saat itu, usianya menginjak 19 tahun.

Setelah sempat menolak, akhirnya Yogi menerima bantuan itu. Saat itu, di benaknya terbesit, bahwa kesempatan emas tidak akan datang dua kali.

Berkat uluran tangan sang dermawan, Yogie akhirnya bisa melanjutkan pendidikannya di Universitas Pakuan Bogor pada 2001. Namun, sebelum mendaftarkan diri di universitas itu, dia sempat bingung menentukan bidang ilmu yang akan diambilnya.

Maklum, sebelumnya tidak pernah terlintas di pikirannya bisa meraih kesempatan melanjutkan sekolah di perguruan tinggi. "Akhirnya saya lebih tertarik mempelajari ilmu komputer. Sebab, bidang pekerjaannya terlihat lebih fun," kata Yogie.

Kendati mendapatkan 'bea siswa' dari orang tua muridnya, Yogie tidak ingin memanfaatkan kebaikan itu untuk kepentingan pribadi.

Karenanya, meskipun sudah berstatus mahasiswa, Yogie tetap menekuni profesi guru les drum. Dia juga masih sering manggung di kafe. Bahkan, pernah suatu ketika, band Yogie menjadi band pembuka untuk peluncuran album grup band ternama di Indonesia. "Honornya cukup lumayan untuk tambahan kuliah dan jajan," ujarnya.

Toh, kendati memiliki banyak kegiatan, Yogie tidak melupakan pendidikannya. Buktinya, dia dapat meraih gelar sarjana bidang komputer hanya dalam waktu 3,5 tahun.

Selepas lulus kuliah di tahun 2004, Yogie mulai mencoba mengaplikasikan ilmu di bangku kuliah dengan merintis usaha pembuatan website.

Namun, karena pengetahuannya tentang dunia usaha masih minim, usahanya tak berjalan mulus. Pada awal menjalani usaha, ia kerap mendapat penolakan saat menawarkan jasanya. "Saya juga sempat merasakan diusir satpam," katanya.

Beruntung, setelah dua tahun berjalan, usaha pembuatan website itu mulai berkembang. Bahkan, ketika itu, ia memperluas lagi cakupan bidang usahanya hingga ke web hosting.

Setelah melihat usahanya maju, Yogie berhenti mengajar les drum. Sebab, ia ingin fokus mengembangkan usahanya.

Kini, ketika usahanya sudah tumbuh cukup besar, Yogie berhasrat kembali menekuni dunia musik. "Sekarang saya sudah mulai main lagi sama teman-teman lama. Bahkan sekarang perusahaan saya jadi sponsornya," imbuhnya.

Atas keberhasilan yang diraihnya itu, Yogie merasa sangat berutang budi kepada orang yang telah membiayai kuliahnya. "Mereka sekarang jadi orang tua angkat saya," ujarnya.

(Selesai)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×