kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Bermimpi buka cabang usaha di luar negeri (3)


Rabu, 23 Maret 2016 / 15:50 WIB
Bermimpi buka cabang usaha di luar negeri (3)


Reporter: Teodosius Domina | Editor: Rizki Caturini

Usaha Hijab Princess yang dijalankan Roja Fritridayani terus mengalami perkembangan. Meskipun mimpinya berkuliah jurusan kedokteran tidak terwujud, namun ilmu manajemen yang dia dapat dari bangku kuliah mengantarkan perempuan asal Jambi ini menjadi pengusaha sukses yang kini bisa menjual 5.000 hingga 6.000 hijab saban bulan.

Pendapatan usahanya memang dari tahun ke tahun terus melonjak. Pada tahun 2013, dia menemukan bahan impor dari India, yakni diamond georgette italiano. Menurut Oja, bahan ini sesuai untuk pashmina lantaran lebih tebal, strecth, dan tidak gampang kusut. Dia pun segera memperbarui koleksi pashminanya dengan material impor tersebut.

Produk baru ini mendapat sambutan cukup baik. Omzetnya terus melonjak pada tahun itu. Bahkan, dalam waktu tiga hari, 4.000 lembar pashmina terjual. Oja pun segera mengikat kontrak dengan distributor kain tersebut di Bandung untuk produksi selanjutnya.

Wanita ini tidak pernah merasa jumawa meskipun omzet Hijab Princess mencapai ratusan juta tiap bulan. Ia menyadari bahwa meskipun saat ini bisnisnya cukup mapan, tidak ada waktu untuk bersantai-santai karena setiap saat kompetitor bisa bermunculan. Baginya mempertahankan posisi yang sudah dicapai saat ini saja cukup sulit.

Untuk itu, selain mengembangkan produk, Oja selalu melakukan evaluasi pada proses bisnisnya. Beberapa target jangka pendek dan jangka menengah sedang ia coba kejar. “Saat ini, kami sedang merancang membangun situs sehingga nantinya pelanggan bisa membeli lewat situ,” terangnya.

Selama ini, pelanggan online Hijab Princess memang hanya bisa mengetahui barang yang dijual lewat Instagram dan melakukan pesanan menggunakan aplikasi Whatsapp. Nanti situs Hijab Princess rencananya sudah bisa digunakan Mei tahun ini untuk konsumen berbelanja.

Belum lama ini dia memindahkan lokasi rumah jahitnya dengan tempat yang lebih luas. Karena ayahnya memiliki banyak pengalaman dalam bisnis manufacturing, ia banyak membantu dalam proses penataan tempat.

Saat ini, Oja memiliki sekitar 16 pegawai yang membantunya dalam produksi. Dalam sebulan kapasitas produksinya sekitar 5.000 hingga 9.000 hijab setiap bulan. Dengan adanya butik, dia juga melengkapi produk busananya dengan membuat baju muslim bergaya kasual.

Selain itu, ia juga sedang melangkah untuk berekspansi bisnis ke negara tetangga. Lewat berbagai media, Oja mendapatkan banyak orang luar negeri menganggap Indonesia hanya sebagai pasar. Dia justru merasa sebaliknya. "Dengan momentum pasar bebas ASEAN, saya tergerak membuka cabang di negara ASEAN,” ujarnya.

Untuk mewujudkan targetnya tersebut, ia masih memiliki sejumlah kendala. Terutama masalah kapasitas produksi. Untuk pasar Indonesia saja selalu habis dalam hitungan jam, apalagi untuk bisa menambah target penjualan yang lebih luas. Itulah yang menjadi tantangan usahanya ke depan. Bagaimana caranya menambah kapasitas produksi namun dengan tetap menjaga kualitas.    n

(Selesai)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×