kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45925,20   -6,16   -0.66%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Goris mendirikan Asgar Muda untuk menularkan jiwa wirausaha


Kamis, 20 Januari 2011 / 15:39 WIB
Goris mendirikan Asgar Muda untuk menularkan jiwa wirausaha


Reporter: Gloria Natalia | Editor: Tri Adi

Goris Mustaqim adalah salah seorang pemuda dengan jiwa entrepreneur sejati. Dia tak mau menjadi karyawan dan memilih membuat usaha sendiri. Pemuda yang lahir tahun 1983 ini banyak menerima pujian dan penghargaan dengan usahanya dalam community development di kota Garut. Ia mendirikan Asgar Muda untuk menularkan jiwa dan ilmu wirausahanya.

Jiwa wirausaha sudah ada di dalam pribadi Goris Mustaqim sejak dia masih menempuh pendidikan di jurusan Teknik Sipil, Institut Teknologi Bandung (ITB). Karena itu, selepas mengenyam bangku kuliah, Goris tidak berniat melamar menjadi karyawan perusahaan. Lelaki kelahiran Garut, 14 Maret 1983 ini bercita-cita memiliki usaha sendiri dan mempekerjakan orang lain. Keterlibatannya dalam lomba Innovative Entrepreneruship Challenge se-Jawa Bali semakin memperkuat jiwa bisnis Goris.

Saat terlibat dalam event itu, ia menjabat sebagai Sekretaris Jenderal Keluarga Mahasiswa ITB. "Ini lomba business plan. Konsep bisnis dari pemenang lomba ini akan diajukan ke investor untuk mendapat modal usaha. Program ini masih ada hingga sekarang," tutur Goris.

Untuk mewujudkan impian menjadi pengusaha, awal tahun 2007, beberapa bulan setelah lulus, Goris bersama enam alumnus ITB mendirikan PT Resultan Nusantara. Perusahaan ini bergerak di bidang informasi teknologi dengan memproduksi layanan aplikasi Radio Frequency Indentification (RFID) atau smart card solutif. RFID adalah chip yang ditanam dalam kartu. Teknologi ini mampu memuat data yang dikirim melalui gelombang radio dan ditangkap reader sehingga proses yang diinginkan bisa berjalan otomatis.

Beberapa produk layanan yang mengaplikasikan teknologi ini, antara lain, akses kontrol, sistem absensi, dan sistem parkir. Perusahaan Goris mencoba menembus beberapa kantor dan sekolah di Garut dan Jakarta. Hasilnya, kini sejumlah SMA di Garut, Jakarta dan Bandung telah memakai sistem pencatat kehadiran otomatis buatan PT Resultan Nusantara.

PT Resultan Nusantara yang saat ini sudah berganti nama menjadi PT Barapraja Indonesia memiliki 11 pegawai dengan omzet miliaran rupiah. Menurut Goris, pengembangan teknologi RFID akan bisa digunakan untuk manajemen aset dan logistik termasuk di sektor transportasi untuk pembayaran kereta api, busway, serta electronic toll collection (ETC) jalan tol.

"Produk terbaru kami mobile application ramah lingkungan," kata Goris. Teknologi ini berguna untuk mengetahui jejak karbon emisi dari setiap orang. Selain kantor di Surapati Core, Bandung, perusahaan muda ini tengah bersiap diri membangun kantor di Jakarta.

Walau telah disibukkan dengan urusan kantor PT Barapraja Indonesia, Goris tak melupakan kampung halamannya. Dia ingin mengembangkan pemuda pemudi Garut sehingga memiliki kemampuan untuk mengembangkan potensi diri. Karena itu, Goris mendirikan paguyuban bernama Asgar Muda. Saat ini Asgar Muda beranggotakan 700 pemuda-pemudi Garut agar fokus mengembangkan potensi daerah dan pendidikan. "Saya merasa terpanggil untuk membangun Garut, kampung saya," tegasnya.

Di paguyuban itu Goris menularkan ilmu wirausaha kepada pemuda Garut. Bentuknya bermacam-macam. Misalnya, di bidang pendidikan dengan super camp untuk pelajar SMU yang ingin masuk Saringan Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SMPTN). Selain itu, di markas Asgar, Jalan Muhammadiyah 48 Garut, berdiri rumah belajar dengan fasilitas komputer dan perpustakaan. Lewat rumah belajar ini, pemuda Garut bahkan bisa memperoleh akses beasiswa.

Goris juga memberdayakan petani Garut, seperti petani akar wangi. Dengan usaha kerasnya, sekarang sudah ada 30 perajin yang dia bina. Mereka menghasilkan produk sarung tangan, akar wangi, dan kerajinan kulit. "Modal untuk membangun Asgar Muda tak bisa dihitung," katanya.

Selain uang, Goris juga banyak menggunakan jaringan pejabat pemerintah dan perusahaan semasa kuliah. "Saya kenal beberapa direktur BUMN dan investor," katanya.

Asgar Muda juga banyak menerima bantuan dari program CSR atau corporate social responsibility beberapa perusahaan besar seperti Chevron dan PT Indonesia Power, tak terkecuali pemerintah Kota Garut dan Jawa Barat. Dengan bantuan modal tersebut, Asgar Muda mampu mendirikan galeri UKM kreatif, warung internet, dan kafe.

Keuntungan usaha ini dijadikan investasi membangun usaha lain. Dari usahanya membangun pemuda Garut, Goris kerap mendapat banyak penghargaan. Pada tahun 2000 ia menjadi wakil remaja Indonesia dalam Mc'Donalds Olympic International Youth Camp di Sydney. Sebelumnya, dia juga menyabet kemenangan dalam XL Indonesia Berprestasi dan meraih Community Entrepreneur Award dari British Council. Sebagai wirausaha yang baru berkecimpung selama tiga tahun, Goris bahkan masuk nominasi Asia's Best Young Entrepreneur Award.

Dengan nominasi tersebut, April 2010 lalu, ia bersama rombongan wirausaha nasional hadir sebagai panelis dalam Presidential Summit on Entrepreneurship 2010 yang diselenggarakan Pemerintah Amerika Serikat. Ia bangga karena bisa berangkat bersama beberapa pengusaha sukses seperti Ciputra, Putra Sampoerna dan Sandiaga Uno, pendiri Saratoga Capital. Dalam pertemuan itu, Goris yang merupakan wirausahawan termuda, bahkan bisa bertatap muka langsung dengan Presiden Amerika Serikat Barack Obama.

Menurut Goris, untuk menjadi wirausaha sukses diperlukan beberapa modal dasar. Pertama, mindset untuk selalu siap bekerja keras dan berani ambil risiko. Kedua, ide kreatif untuk dijual ke investor untuk mewujudkan ide. Ketiga, memiliki jaringan luas, baik di kalangan pengusaha maupun di lingkaran pemerintah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Terpopuler
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×