kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45905,95   -17,54   -1.90%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Menabuh hasil dari melatih marching band


Selasa, 25 Februari 2014 / 17:40 WIB
Menabuh hasil dari melatih marching band
ILUSTRASI. Kode Redeem FF Hari ini 7 Oktober 2022, Cek Hadiah Gratis yang Mungkin Belum Diklaim


Reporter: Marantina, Dina Mirayanti Hutauruk, Tri Sulistiowati | Editor: Havid Vebri

Bagi sebagian besar orang, menyaksikan pertunjukkan marching band dari dekat tentu sangat menyenangkan. Dengan melibatkan banyak tim dan alat musik, permainan marching band bisa menghasilkan gerakan dan irama yang selaras, serasi dan enak didengar.

Permainan marching band yang menarik didapat dari latihan terus-menerus. Dalam latihan tentu melibatkan pelatih yang bertugas membantu meningkatkan kemampuan pemain.

Asal Anda tahu, kini banyak orang menekuni profesi sebagai pelatih marching band. Profesi ini lumayan menjanjikan. Apalagi sekarang marak  digelar kompetisi untuk mencari kelompok marching band terbaik di berbagai tingkatan, mulai daerah hingga nasional.

Salah satu orang yang menawarkan jasa melatih marching band adalah Tony Widiyanto. Pria berusia 33 tahun ini sudah bergabung dengan marching band sejak duduk di bangku SMP.

Saat kuliah di Universitas Muhamadiyah Surakarta (UMS), ia makin serius main marching band. "Meski spesialis perkusi, dulu oleh pelatih saya diwajibkan menguasai semua alat musik, bahkan harus bisa jadi mayoret," ujar Tony.

Selama kuliah, ia kerap mendapat tawaran melatih marching band di beberapa sekolah di Solo, Jawa Tengah. Dari situ ia pun mencari celah bisnis dari dunia marching band.

Sejak 1980 ia pun serius menggeluti pekerjaan sebagai pelatih marching band. Bahkan kini, ia memiliki empat orang asisten. Bila mendapat tawaran melatih, biasanya ia membawa satu atau dua asistennya.

Terkadang untuk melatih tim marching band di luar Jawa ia mengirim asistennya. Pasalnya, Tony sendiri tengah merintis bisnis sablon di Solo. Sebagai pelatih, ia akan mengajarkan keterampilan dasar pada anak-anak. Jika sudah tahu kemampuan masing-masing anak, Tony sudah bisa memprediksi metode yang harus digunakan untuk melatih.

Aransemen musik

Di samping melatih, ia juga menciptakan aransemen musik yang akan dibawakan ketika tampil. Tony mengatakan, aransemen itu bisa dijual lagi untuk kelompok marching band lain yang membutuhkan.

Akan tetapi, ada juga pihak sekolah yang membeli aransemen itu agar tidak dipakai lagi oleh marching band lain. Tarif pembuatan aransemen ini terpisah dari tarif melatih marching band.

Tony kini tercatat sebagai pelatih tetap tim marching band di 20 sekolah di Solo dan Boyolali. Di luar itu, ia juga kerap menggarap order untuk melatih persiapan kompetisi marching band.

Sebagai pelatih, tarif yang ditetapkannya sangat bervariasi, bergantung kepada lama melatih dan jumlah anak yang dilatih. Tony mengaku bisa mendapat penghasilan bersih Rp 20 juta dari bisnis ini. Pasalnya, sebagai pelatih tetap di beberapa sekolah saja, ia sudah bisa mengantongi pendapatan Rp 15 juta.

Ia juga menjual aransemen musik marching band senilai Rp 3 juta-Rp 5 juta per lagu. Di samping itu, Tony pun sering menggandeng perajin drum band di kotanya, sehingga bisa mendapat penghasilan tambahan. "Misal ada pengadaan alat marching band Rp 100 juta, saya dapat fee 10%," ucapnya.

Pelatih marching band lainnya adalah Muhammad Akbar Rayanto. Kini ia melatih Marching Band Bahana Cendana Kartika (MBBCK), milik sebuah yayasan pendidikan di Riau.

Pria yang akrab disapa Yayan ini pernah menjadi pemain marching band saat kuliah D3 di Purwokerto, Jawa Tengah. Setelah lulus, ia melanjutkan pendidikan ke STIE Yogyakarta tahun 2001.

Karena kemampuannya menciptakan koreografi, ia pun diminta menjadi pelatih marching band UPN Yogyakarta tahun 2004. Saat itu ia sudah lulus STIE Yogyakarta. Sebagai pelatih, ia berhasil membawa UPN meraih juara pertama dalam kompetisi Hamengkubuwono Cup  tahun 2005. "Waktu itu pelatih MBBCK dari Duri melihat saya dan ditawari jadi pelatih di sana," ujarnya.

Sejak 2005, pria kelahiran 6 November 1978 ini resmi menjadi pelatih MBBCK. Ia dikontrak per tahun dengan gaji bulanan tetap. "Penghasilan awal sekitar Rp 3 juta - Rp 5 juta per bulan," ujarnya.

Setelah delapan tahun menjadi pelatih, Yayan diangkat pegawai tetap dengan gaji yang lebih besar. Sayang, Yayan tidak bersedia menyebutkan besar gaji yang diterimanya.

Profesi sebagai pelatih marching band juga ditekuni Novianto di Malang, Jawa Timur. Pria 33 tahun ini mulai menerima jasa melatih sejak tahun 2003 silam. Banyak tim yang sudah dilatihnya, mulai dari tim universitas sampai dengan tim umum (SD, SMP, SMA dan korporat).

Novianto mengaku bila saat ini marching band sudah cukup berkembang dan banyak diminati orang. Lihat saja, hampir di seluruh sekolah pasti mempunyai ekstra kurikuler marching band. Sehingga, banyak pihak membutuhkan jasa pelatih.               

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×