kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Menarik untung dari menawari makan hemat lewat SMS


Kamis, 10 Februari 2011 / 14:04 WIB
Menarik untung dari menawari makan hemat lewat SMS


Reporter: Gloria Natalia, Mona Tobing | Editor: Tri Adi

Makin banyak restoran dan kafe di Jakarta. Populasi manusia di ibukota juga semakin pesat. Melihat fakta ini, pada 2000, Wibowo Gunawan membuat komunitas makan hemat dengan sistem layanan pesan singkat alias SMS.

Wibowo terjun ke bisnis jasa kuliner mengandalkan kemampuan dan pengalaman mengelola Ovis Group, perusahaan pengelola Card Connection International (CCI) yang berdiri sejak 1996. "Saya lihat makanan tidak lagi menjadi kebutuhan saja, tapi juga gaya hidup," kata pria 46 tahun ini.

Komunitas makan hemat bernama Ovis SMS beralamat di www.ovissms.co.id. Wibowo bekerja sama dengan seluruh operator seluler di Indonesia. Ia menyiarkan informasi mengenai diskon di restoran dan kafe yang sudah menjadi mitra Ovis SMS kepada semua anggota via SMS.

Wibowo membatasi pengiriman informasi dua kali sepekan. "Anggota yang tertarik datang dan makan di restoran rekomendasi Ovis SMS tinggal menunjukkan SMS dari Ovis SMS," ujar Wibowo.

Tidak hanya menawarkan diskon 50% bagi anggota, Ovis SMS juga memberi tawaran buy 1 get 1 free dan kelipatannya. "Misalnya, sekali makan berdua habis Rp 300.000, dengan Ovis SMS dia hanya membayar Rp 150.000," kata Wibowo berpromosi.

Bahkan, Ovis SMS juga menyediakan makan gratis bagi anggota-anggotanya. Saat ini, anggota Ovis SMS pemegang kartu Ovis Dining Club bisa makan gratis di Boon Chang Kee, 2C Coffee&Cuisine, dan Caza Suki Restaurant.

Wibowo juga menyediakan layanan makan hemat bagi konsumen bukan anggota. Konsumen bisa memperoleh 10% sampai 15% diskon di restoran dan kafe yang bermitra dengan Ovis SMS. Kata dia, biasanya konsumen tahu potongan harga dari banner yang dipajang Ovis SMS di restoran dan kafe.

Saat ini, Ovis SMS sudah menjaring 18.000 anggota di Jakarta. "Melihat jumlah anggota dan masih besarnya peluang menggaet orang-orang lain, saya putuskan membuka waralaba," tutur Wibowo. Tahun 2008, Ovis SMS membuka waralaba. Kini, sudah dua mitra di Yogyakarta dan Medan yang bergabung dengan Ovis.

Investasi awal menjadi mitra Ovis SMS Rp 100 juta. Nilai investasi itu mencakup biaya waralaba, pelatihan pemasaran, alat promosi, dan hak jual. "Setiap mitra punya hak untuk menjual Ovis SMS di wilayahnya ke mitra lain kapan saja," ucap dia.

Investasi ini memang terbilang besar lantaran tak ada wujud barang yang diterima mitra. Namun, Wibowo buru-buru menimpali, "Kami memberikan pelatihan pemasaran sampai teknik ke mitra untuk menjaring restoran dan kafe sebagai rekanan makan hemat di wilayahnya." Ia membatasi hanya ada satu mitra di setiap kota.

Banner yang diperoleh dari investasi awal itu dipasang di restoran dan kafe rekanan Ovis SMS. Wibowo menghitung, bila dalam sepekan ada dua program restoran atau kafe digaet, maka dalam sebulan sudah ada delapan program restoran dan kafe menjadi rekan Ovis SMS. Berarti, butuh minimal delapan banner yang disediakan pusat. Mitra juga mendapat akses masuk website Ovis SMS pusat di Jakarta. "Dengan akses itu, mitra bisa melihat jumlah dan data anggota-anggotanya," ungkap Wibowo.

Jumlah anggota penting bagi mitra. Setiap anggota yang menerima SMS ditarik ongkos pulsa senilai Rp 2.000 secara otomatis. Mitra mendapat bagian Rp 500 per anggota. Bila ada 4.000 anggota yang menerima delapan SMS per bulan, mitra bisa memperoleh Rp 16 juta. Jadi, mitra bisa balik modal dalam 6 bulan.

Wibowo yakin, Ovis SMS masih dibutuhkan konsumen serta restoran dan kafe di kota-kota lain. Untuk kota Bandung saja, imbuhnya, sudah ada beberapa orang mengantre ingin jadi mitra.

Restoran dan kafe pun ingin berpromosi di Ovis SMS. "Dalam tiga bulan ke depan, sudah banyak restoran dan kafe yang minta dipromosikan via SMS di Jakarta," kata Wibowo. Ia menargetkan, Ovis SMS Jakarta bisa memiliki 80.000 anggota tahun ini.

Ketua Umum Waralaba dan Lisensi Indonesia Ita Supit menilai, peluang bisnis ini terbilang bagus mengingat masyarakat selalu merespon tren baru waralaba. Namun, perlu waktu lama untuk mendapatkan anggota atau mitra dengan jumlah besar. "Jumlah 4.000 anggota terbilang sulit. Kalau di Jakarta mungkin, tapi kalau di daerah lain belum tentu," tutur Ita.

Menurut Ita, perlu strategi atau pengenalan produk kepada masyarakat secara besar-besaran. Apalagi, nilai investasi sebesar Rp 100 juta terbilang tinggi. Sebab, produknya tidak terlalu nyata. Jadi, calon mitra pasti akan pikir-pikir mengambil usaha dengan investasi setinggi itu. "Mereka lebih baik memilih bergabung dengan provider yang bagi hasilnya tentu sudah jelas," kata Ita.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×