kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Merangkai laba dari bisnis menata taman


Rabu, 13 Oktober 2010 / 11:16 WIB
Merangkai laba dari bisnis menata taman
ILUSTRASI. Esprit


Reporter: Fahriyadi | Editor: Tri Adi

Taman menjadi salah satu elemen penting dari sebuah bangunan atau tempat hunian. Dengan nuansa penghijauan, keberadaan taman bisa mencairkan kesan bekunya dinding-dinding bangunan. Kondisi ini mendorong permintaan jasa pembuatan dan perawatan taman terus meningkat. Seorang pelaku usaha di bisnis ini bisa meraup omzet Rp 40 juta per bulan.

Terkadang keindahan arsitektur sebuah bangunan, terasa tidak lengkap tanpa nuansa penghijauan di dalamnya. Maka, keberadaan taman tetumbuhan kerap menjadi bagian penting dari nilai sebuah bangunan, baik di lingkungan perumahan maupun gedung perkantoran.

Belakangan ini, kesadaran masyarakat akan penghijauan semakin tinggi. Kondisi itu turut mendorong meningkatnya permintaan jasa pembuatan dan perawatan taman.

Peluang itulah yang digarap oleh Abdul Latief. Dia menekuni bisnis pembuatan dan perawatan taman sejak tahun 2003 di Tangerang, Banten dengan mengusung bendera usaha Tukang Taman.

Menurut lelaki yang pernah lama menetap di kawasan sentra tanaman hias, Rawa Belong, Jakarta Barat ini, bisnis pembuatan taman dapat digeluti semua orang secara otodidak. "Asal, dia punya minat belajar tentang karakteristik tanaman yang cocok dengan taman yang akan dibuat," kata pria yang akrab disapa Abdul itu.

Selain itu, sisi perawatan juga menjadi hal terpenting. Makanya, seorang penyedia jasa ini juga perlu mengerti dan tanggap mengatasi permasalahan yang muncul di seputar taman. "Seorang penyedia jasa taman juga harus memiliki pengetahuan tentang perkakas, jenis pupuk tanaman yang baik dan produktif," imbuhnya.

Menurut Abdul, dalam menekuni bisnis ini, dirinya juga dituntut harus mengerti cara memilih dan mewarnai taman dengan tanaman yang cocok. Ini tentunya dengan memperhitungkan luas lahan yang tersedia.

Karenanya, sebelum mulai membuat taman, biasanya Abdul melakukan survei awal. Aktivitas ini meliputi mengukur luas lahan dan negosiasi biaya dengan pelanggan.

Selama ini, pelanggannya adalah para pemilik rumah. Abdul mematok biaya pembuatan taman berdasarkan luas lahan serta jenis tanaman yang diinginkan pelanggan. Tapi, tarif jasa pembuatan taman yang dipatok Abdul berkisar Rp 1 juta hingga Rp 3 juta.

Dalam sebulan Abdul bisa memperoleh order pembuatan taman sekitar 6-7 kali. Abdul juga punya dua pelanggan tetap untuk perawatan taman. Frekuensi kunjungannya setiap pekan. Dari order pembuatan dan perawatan taman, dia bisa meraup omzet Rp 30 juta per bulan.

Pemain lainnya yang juga menikmati gurihnya bisnis pembuatan dan perawatan taman adalah Guntoro Nugroho di Semarang, Jawa Tengah. Dia menekuni usaha ini sejak tahun 1996. Bendera usahanya Sinox Nursery.

Menurut Guntoro, selama 14 tahun menekuni usaha ini, dia kerap mendapatkan order pembuatan dan perawatan taman dari pelanggan perumahan dan perkantoran.

Lelaki berusia 36 tahun ini lebih banyak mendapatkan order perawatan taman. Saat ini, Guntoro memiliki tujuh pelanggan tetap untuk perawatan taman. Pelanggannya itu, antara lain, pengelola hotel dan gedung pemerintahan di Semarang.

Untuk pelanggan perumahan, biasanya Guntoro mematok tarif jasa pembuatan taman rata-rata Rp 5 juta. Sedangkan untuk gedung perkantoran, tarifnya bisa mencapai Rp 100 juta. "Proyek yang nilainya mencapai ratusan juta datang sekitar setahun sekali," imbuhnya. Dalam waktu dekat, dia juga akan mengerjakan sebuah proyek pembuatan taman di sebuah hotel di Abu Dhabi.

Sama seperti Abdul, tarif perawatan taman yang dipatok Guntoro berkisar Rp 100.000-Rp 400.000 per kunjungan. "Jika ada kerusakan dan diperlukan pergantian tanaman ataupun perawatan intensif biayanya bisa lebih besar," katanya.

Guntoro mengatakan, rata-rata omzetnya setiap bulan sekitar Rp 25 juta hingga Rp 40 juta. Untuk mengatasi ketatnya persaingan di bisnis ini, Guntoro melakukan inovasi dengan membuat klasifikasi jenis order, yakni dari grade A sampai C. "Grade menentukan besaran biaya dan kualitas tanaman," ujarnya.

Langkah serupa dilakukan Abdul. Dia membuat paket pembuatan taman berdasarkan dana yang dimiliki klien. Dengan cara itu, Abdul berharap mampu membidik semua kalangan. "Saya bisa membuatkan taman meskipun pelanggan hanya memiliki bujet yang rendah," pungkas dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×