kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Optimistis mendongkrak ekonomi kreatif nasional


Selasa, 27 Februari 2018 / 21:55 WIB
Optimistis mendongkrak ekonomi kreatif nasional
ILUSTRASI. Kepala Bekraf Triawan Munaf saat talkshow Bekraf dan BPS


Reporter: Jane Aprilyani | Editor: Markus Sumartomjon

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pelan namun pasti, peran ekonomi kreatif memberi kontribusi ke perekonomian nasional mulai terlihat. Saban tahun, kontribusi industri ini ke produk domestik bruto (PDB) nasional terus mengalami kenaikan secara perlahan (lihat tabel).

Kepala Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) Triawan Munaf pun optimis akhir tahun 2017, PDB industri kreatif di akhir tahun 2017 bisa mencapai Rp 1.000 trilyun. Atau ada tambahan sekitar Rp 70 triliun sampai Rp 80 triliun dari PDB industri ini pada tahun 2016 yang tercatat Rp 922 trilyun.

Salah satu penopang berasal dari industri film. Menurut catatan Triawan, jumlah penonton film Indonesia terus melonjak. "Jumlah penonton film nasional hanya 16 juta tahun 2016. Nah, akhir tahun 2017 jumlah naik jadi 42,7 juta dengan jumlah 1.100 layar bioskop. Dan saat ini jumlah layar pun meningkat menjadi 1.500 layar," ungkap Triawan Munaf dalam paparan PDB Ekonomi Kreatif, Selasa (27/2).

Ia pun optimistis, dalam tahun mendatang, kontribusi ekonomi kreatif terus bertumbuh karena saban tahun ada tambahan sekitar Rp 70 triliun sampai Rp 80 triliun.

Namun, untuk bisa mencapai target tersebut perlu ada upaya lebih. Seperti memperluas jangkauan industri ini tidak cuma berpaku di pulau Jawa saja. Sebab dari 8,2 juta pelaku usaha industri kreatif (2016), sekitar 65,37% ada di Jawa. "Seharusnya, ekonomi kreatif juga bisa berkembang di wilayah lain, khususnya Indonesia Timur," tuturnya.

Maklum, pemain ekonomi kreatif di Indonesia Timur, seperti Papua, Maluku atau Sulawesi baru 6,53%, atau sekitar 533.000 pemain saja.

Kepala BPS, Kecuk Suharyanto berharap penyebaran industri kreatif bisa lebih merata ke depannya. Selain itu yang tidak boleh dilupakan adalah industri ini masih belum banyak yang berstatus badan hukum. Ini membuat upah industri ini masih kalah dengan industri lain. Ambil contoh pebisnis rumah makan dan para pengrajin.

Triawan sendiri memproyeksi, selain tiga bidang utama (kuliner, fesyen, kriya), ada bidang lain yang bakal mengalami pertumbuhan tinggi pada tahun ini. Selain film ada juga animasi, desain komunikasi, dan pengembangan aplikasi dan gim.

Rieka Handayani, Head of Public Relation Blanja.com  mengapresiasi perkembangan industri kreatif. Meski begitu, pihaknya ingin mengetahui  tantangan yang dihadapi di industri ini. "Apa saja pekerjaan rumah dari bidang ini. Sembari jalan, kami memaksimalkan kualitas produk dan mengedukasi para pelaku UKM yang bergabung di e-commerce ini," katanya kepada KONTAN.
 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×