Sumber: Kontan 16/1/2013 | Editor: Havid Vebri
Pedagang di sentra pembuatan stempel Jalan Cikapundung Barat, Bandung, harus memutar otak supaya usahanya terus berjalan. Para pelaku usaha di sentra ini sudah tidak bisa lagi hanya mengandalkan pembuatan stempel.
Pasalnya, di kota Bandung, sudah banyak tersebar tempat pembuatan stempel. Akibatnya, permintaan pembuatan stempel di sentra ini kian menurun. "Sejak beberapa tahun terakhir, pelanggan kami berkurang terus," keluh Anwar Sanusi, pemilik kios stempel di sentra ini.
Bahkan, menurut Anwar, pernah dalam beberapa hari, ia sama sekali tidak mendapatkan pesanan. Ia menyebutkan, jika hanya mengandalkan pembuatan stempel, omzet mereka bisa merosot sebesar Rp 50.000 hingga Rp 100.000 per hari.
Untuk mengantisipasi hal tersebut, Anwar membuat produk lain. Saat ini, selain stempel, di kios miliknya terdapat produk yang terbuat dari kayu yang bisa dipasang huruf sesuai pesanan. Misalnya, pelanggan bisa memesan papan bertuliskan Toilet atau nomor rumah.
Anwar juga menerima order pembuatan plat kendaraan, baik mobil maupun motor, dan pembuatan plakat. Ia membanderol harga tulisan tersebut berkisar Rp 50.000.
Marwan Tanjung, pemilik kios stempel lainnya melakukan hal serupa. Ia bilang, jika hanya mengandalkan pembuatan stempel, usahanya pasti sudah lama tutup. Soalnya, saat ini, sudah banyak tempat pembuatan stempel di kota Bandung.
Sehingga, konsumen memilih memesan stempel di daerah yang dekat dengan kantor atau tempat tinggal mereka. Karena itu, Marwan membuat plat kenderaan yang saat ini memang banyak diminati.
Ia tidak hanya melayani pembuatan plat, tapi juga memproduksi plat nomor akrilik. Plat yang menggunakan akrilik lebih mahal dibandingkan jika bahan lain. Jika plat mobil menggunakan akrilik dibanderol seharga Rp 200.000 hingga Rp 250.000 per unit.
Untuk yang bukan akrilik, harganya sekitar Rp 100.000. Sedangkan harga plat motor Rp 140.000-an, jika pakai akrilik. Untuk yang polos, harganya Rp 60.000 - Rp 75.000 saja.
Rudi, pemilik kios lainnya, menuturkan juga menerima order pembuatan plakat dinding dan papan nama dan nomor rumah. Ia mengaku, semua dagangan selain stempel dipesan dari perajin lain.
Sehingga, jika ada pesanan, ia meminta uang muka setengah harga dulu sebagian jaminan dan ia meminta waktu sehari sampai dua hari untuk membuatnya.
Para pemilik kios stempel di sentra memang ini terus aktif mencari produk alternatif untuk ditawarkan ke konsumen agar mereka bisa meningkatkan penghasilan.
Para pembuat stempel ini mulai membuka kios mereka pada pukul 08.00 pagi, dan tutup pada pukul 17.00. Menjelang sore, Cikapundung Barat sudah dipenuhi penjual makanan.
(Selesai)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News