kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Waduh, laba usaha bakmi mulai lembek


Selasa, 27 Maret 2012 / 11:50 WIB
Waduh, laba usaha bakmi mulai lembek
ILUSTRASI. Pertambangan batubara PT Mitrabara Adiperdana Tbk.


Reporter: Noverius Laoli, Eka Saputra, Fahriyadi | Editor: Tri Adi

Bagi orang Indonesia, mi atau bakmi sudah seperti makanan pokok pengganti beras. Bak gula pengundang semut, bisnis mi pun kemudian menjamur di mana-mana. Semuanya saling bersaing menawarkan berbagai variasi menu bakmi dengan citarasa beragam.

Saking banyaknya pebisnis bakmi, tingkat persaingan usaha ini menjadi sangat ketat. Alhasil, tak sedikit, pengusaha bakmi yang mulai kesulitan membukukan pertumbuhan laba usaha.

Hal itu setidaknya tertangkap dari sejumlah waralaba bakmi yang dihubungi KONTAN. Usahanya sendiri masih tetap berkibar, tapi mereka sudah kesulitan menambah mitra baru. Bahkan, beberapa justru mengalami penurunan jumlah mitra.

Malah ada yang memutuskan untuk menghentikan tawaran kemitraan karena perkembangan usahanya kurang memuaskan. Berikut beberapa ulasan pasang surut kemitraan warung bakmi;


• Mie Cendol

Tawaran kemitraan Mie Cendol datang dari Ikki Gorup. Perusahaan kuliner yang berkantor pusat di Kalimalang, Jakarta timur ini menawarkan kemitraan bakmi sejak tahun 2005. Ada beberapa variasi menu mi yang ditawarkan, seperti mi cendol, mi pelangi, mi kocok, mi ayam, bakso malang, dan siomay.

KONTAN pernah mengulas kemitraan ini pada September 2010. Kala itu, Mie Cendol telah memiliki 10 gerai. Rinciannya, dua gerai milik sendiri dan delapan gerai milik mitra. Namun, saat ini perkembangan usaha Mie Cendol cenderung mundur.

Jumlah gerainya berkurang dari sebelumnya 10 gerai menjadi tinggal enam gerai saja. Lantaran meredup, Abri Mada, pemilik Ikki Group memutuskan untuk menutup tawaran kemitraan Mie cendol. "Jadi sekarang kami tidak lagi membuka tawaran kemitraan," jelasnya.

Perkembangan usaha Mie Cendol kurang menggembirakan karena jumlah pelanggan yang terus menyusut. Kendati demikian, Abri Mada tetap meneruskan usaha bakminya tersebut. Ia tetap menjual mi cendol dan menu mi lainnya di gerai-gerai makanan lain yang dikelolanya.

Mi cendol, antara lain dijual di gerai Ikki Sushi. Gerai yang bernaung di bawah Ikki Group ini menjajakan makanan khas asal Jepang berupa sushi. "Jadi mi cendol saat ini sudah kami lebur dengan Ikki Sushi," kata Abri.

Sebelumnya, Ikki Group menawarkan kemitraan Mie Cendol senilai Rp 35 juta. Dengan membayar investasi sebesar itu, mitra akan mendapatkan peralatan, booth, bahan baku awal, dan hak kemitraan selama lima tahun pertama. "Untuk lima tahun berikutnya dikenakan royalty fee 50% dari investasi awal," ungkap Abri.

Dia menambahkan, bagi mitra yang bergabung akan mendapat kebebasan dalam menetapkan tarif harga jual menu Mie Cendol di wilayahnya. Yaitu, berkisar Rp 8.000–Rp 15.000 per porsi.

Ikki Group juga memberikan garansi selama tiga bulan. Bila dalam kurun waktu tersebut, mitra merasa usaha yang dijalankannya tidak berkembang, Ikki Group akan memfasilitasi penukaran usaha dengan kemitraan lain yang dikelola Ikki Group.

Selain Ikki Sushi, Ikki Group juga menawarkan kemitraan Ikki Bento, Martabak Sarang Semut, dan Bebek Super Sambal. "Dulu, perhitungan kami omzet mitra bisa tembus Rp 600.000–Rp 700.000 per hari," kata Abri.


• Mie Bandung Betani

Kinerja kemitraan bakmi dari Solo, Jawa Tengah ini juga agak meredup. Ketika KONTAN mengulas tawaran kemitraan Mie Bandung Betani di tahun 2010 sudah ada empat mitra, yang tersebar di Pasuruan, Jakarta, dan Papua. Namun, mitra yang di Papua kini sudah tutup, sehingga mitranya tinggal tiga.

Erico Purnama, pemilik Mie Bandung Betani bilang, kendala pihaknya dalam mewaralabakan usaha adalah kurangnya keseriusan calon mitra dalam menjalankan usaha. Di sisi lain, ia juga punya kesibukan lain sebagai seorang arsitek.

"Permintaan sebenarnya selalu ada, tapi kadang ada yang menunda-nunda. Sementara saya juga ada kesibukan, jadi agak susah kalau tidak pasti begitu," katanya.

Erico mengaku, tetap akan membesarkan usaha bakminya. Tapi, ia akan fokus membuka gerai sendiri. Tahun ini ia berniat membuka cabang sendiri di Solo. Menurutnya bisnis mi masih cukup menjanjikan. Ia mengaku, omzet kedai bakminya di Solo bisa mencapai Rp 30 juta hingga Rp 50 juta setiap bulan, dengan laba sekitar 30%.

Kendati fokus membuka gerai sendiri, ia tidak akan menutup kemitraan yang sudah ditawarkannya sejak tahun 2007 itu. Dalam tawaran kemitraan ini, biaya franchise fee-nya tetap sebesar Rp 35 juta. Hanya saja, komponen biaya lain, seperti sewa tempat, peralatan masak dan mebel untuk perlengkapan kedai kemungkinan mengalami peningkatan. "Paling naik 10%, menyesuaikan dengan harga bahan bakar minyak nanti," kata Erico.

Mie Betani Bandung merupakan usaha keluarga Erico yang dirintis sejak tahun 1983. Warung mi ini dikenal tidak menggunakan bahan kimia atau pengawet. Selain mi ayam original, Mie Betani Bandung menawarkan menu lain, seperti mi ceker dan mi seafood. "Tapi mi ayam original tetap yang paling laris," ujarnya.


• Mi Jawara

Pada September 2011, KONTAN sudah mengulas tawaran kemitraan Mi Jawara yang berpusat di Cibubur, Bogor, Jawa Barat. Mi Jawara mengusung bakmi sebagai menu utama. Untuk membedakannya dengan perusahaan mi lainnya, Mi Jawara menawarkan mi sehat yang dibuat dari bahan baku sayur mayur, sehingga warna mi bukan lagi kuning melainkan hijau.

Pada saat mengulas tawaran kemitraan mi ini, waktu itu Mi Jawara sudah memiliki tujuh gerai. Sebanyak dua gerai milik sendiri dan lima gerai lagi milik mitra. Semua gerai itu berlokasi di wilayah Jabodetabek. Berbeda dengan para kompetitornya, gerai bakmi ini mengalami pertumbuhan.

Saat ini, jumlah mitra Mi Jawara bertambah tiga, sehingga menjadi delapan mitra. Tambahan mitra tersebut berada di Bandung dan Jakarta. Pemilik Mi Jawara, Ari Oni Syaifullah mengatakan, potensi pasar mi di Indonesia masih cukup besar.

Namun, untuk bisa bertahan tetap diperlukan inovasi menu sehingga lebih variatif. "Tahun ini kami akan meluncurkan dua jenis mi hasil inovasi kami," jelas Ari. Dengan strategi ini, Ari optimistis jumlah mitranya bisa mencapai 20 mitra pada tahun 2012 ini.

Guna meningkatkan jumlah mitra, Ari masih tetap menggunakan sistem kemitraan dengan tiga paket. Yakni, paket silver dengan investasi Rp 10 juta, paket gold senilai Rp 25 juta, dan paket platinum dengan investasi Rp 50 juta. Untuk paket silver, mitra akan mendapat mini outlet gerobak, perlengkapan usaha, termasuk pasokan bahan baku dari pusat. Dengan paket gold, selain mendapatkan perlengkapan usaha, mitra juga berhak memproduksi mi sendiri.

Sedangkan, mitra yang mengambil paket platinum akan mendapatkan perlengkapan usaha, booth, desain interior, hak produksi dan bisa menjadi master mitra. Namun demikian, "Mi yang diproduksi harus tetap sesuai standar pusat," kata Ari.

Mi Jawara juga belum menaikkan harga jual mi, masih di kisaran Rp 8.000 - Rp 12.000 per porsi. Selain menjual bakmi hijau, Ari juga tetap menjual mi bihun ayam jamur dengan harga Rp 11.000 per porsi. Harga mi bihun ayam jamur ini belum berubah sejak tahun 2011.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×