Reporter: J. Ani Kristanti | Editor: Tri Adi
Yatty Suryaty Kalengkongan mungkin tak menyangka usahanya yang dia rintis sebagai sambilan kini justru mengantarkannya melanglang buana. Berbekal baju pengantin milik sendiri, Yatty membuka usaha penyewaan pakaian adat. Kini, ia pun menjadi salah satu pengusaha bridal yang tenar di Manado.
Dengan suara lantang Yatty Suryaty Kalengkongan bercerita tentang pengalamannya merintis usaha di depan ratusan pensiunan peserta pelatihan kewirausahaan yang digelar sebuah bank nasional. Ia ingin menularkan semangat yang dimilikinya untuk membangkitkan minat usaha para pensiunan pegawai negeri supaya bisa tetap mandiri di hari tua.
Yatty memang beruntung. Sejak masih gadis, ia sudah memiliki berbagai ketrampilan, seperti tata rias wajah, menjahit hingga merangkai bunga. "Ibu kebetulan mempunyai kursus ketrampilan wanita dan meminta saya ikut belajar merias dan menjahit sebagai bekal hidup nantinya," ujar alumni Universitas Klabat, Airmadidi, Sulawesi Utara ini.
Setelah menikah dengan Alex A. Kapojos, Yatty yang pada waktu itu masih berumur 23 tahun mulai menawarkan berbagai jasa ketrampilan yang dimilikinya. Ia ingin ikut mengambil peran dalam kemajuan ekonomi keluarga. "Suami ingin kami benar-benar mandiri dan tak mengandalkan orang tua," ujar Yatty.
Waktu itu, sang suami baru memulai kariernya sebagai pegawai negeri sipil di Minahasa Utara. Dengan modal baju pengantinnya sendiri, Yatty pun mengawali usaha penyewaan pakaian adat Minahasa. "Saya merancang baju pengantin saya sendiri dan ternyata banyak yang menyukainya," ujar ibu dua anak ini.
Berawal dari situlah, Yatty mulai mendapatkan pelanggan. Meski semula hanya dari teman-temannya sendiri, namun promosi mulut ke mulut cukup ampuh.
Ia pun terus menambah koleksi pakaian adat. Banyak juga pelanggan yang ingin pakaian pengantin adat rancangan Yatty. Modalnya pun bertambah besar, karena ia selalu mengumpulkan uang hasil berbagai arisan untuk menambah modalnya.
Yatty juga sempat mendapat mendapatkan pinjaman dari salah satu bank, sebesar Rp 6 juta. "Kepala cabang bank yang memberi pinjaman untuk saya itu, kebetulan pelanggan kami," ujar Yatty.
Hingga sekitar tahun 1987, Yatty harus meninggalkan Airmadidi. Ia mengikuti suaminya yang berpindah tugas ke Manado, ibukota Provinsi Sulawesi Utara.
Namun, ia tak menutup usaha penyewaan pakaian adat di tanah kelahirannya ini. Di Manado, Yatty pun membuka usaha sejenis, sebagai cabang di Airmadidi. Tak disangka, di tempat baru ini, usaha Yatty justru berkembang pesat. Ia pun berhasil membeli rumah dan toko yang kemudian menjadi tempat usaha Yatty Salon and Bridal House.
Selain menjahit sendiri pakaian-pakaian pengantin adat yang akan dia sewakan, Yati juga berbelanja gaun-gaun pengantin ke Sidoarjo dan Surabaya. Ia pun sering menitip pesanan baju ketika suaminya bertugas ke Surabaya. Maklum, seiring pertumbuhan usahanya, selain pakaian adat Minahasa, banyak pengantin juga ingin mengenakan gaun bergaya internasional.
Setelah hampir sembilan tahun, Yatty Salon and Bridal House pun menjadi salah satu salon terkenal di Manado. Pelanggannya adalah para pejabat di Manado. Kata Yatty, Gubernur Sulawesi Utara kala itu pun selalu mempercayakan pakaian adat untuk pernikahan keempat anaknya pada Yatty Salon.
Yatty tak pernah berhenti mengembangkan ketrampilannya. Ia terus mengikuti berbagai pelatihan dan seminar tentang tata rias dan kecantikan. Tak hanya di Manado, ia juga terbang ke Surabaya hingga Jakarta untuk menambah pengetahuan dan keterampilannya.
Yatty pun mendapat banyak tawaran untuk mengikuti berbagai ajang internasional. Pada tahun 1997, bersama Tim Kesenian Sulut, ia didaulat sebagai Penata Rias dan Penata busana pada acara Word Trade Fair di Tokyo, Jepang.
Tak hanya itu, pada tahun 2001, ia juga mengunjungi lima kota di Jerman mewakili gereja di Indonesia sebagai Tim Kesenian GMIM.
Sampai saat ini, dengan bekal ketrampilannya sebagai perias dan penata busana, Yatty sudah melanglang buana ke tujuh negara. Selain Jepang dan Jerman, ia juga menjadi duta kesenian Kota Manado di Belanda, Prancis, Malaysia, Singapura, serta Taiwan.
(Bersambung)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News