Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. AC Ventures, perusahaan investasi yang didirikan Pandu Sjahrir, kian gencar berinvestasi pada perusahaan-perusahaan startup lokal.
Terbaru, AC Ventures memimpin pendanaan senilai US$ 5 juta atau sekitar Rp 71 miliar untuk startup kosmetik dan perawatan kulit direct-to-consumer (D2C), NAMA Beauty, dalam pendanaan tahap awal (seed funding).
SiCepat Ekspres dan PT Digital Mediatama Maxima Tbk (DMMX) turut berpartisipasi dalam pendanaan tersebut. Kemitraan bersama dua investor ini memungkinkan NAMA Beauty dapat memiliki akses jangkauan distribusi yang kuat dan terukur.
NAMA Beauty akan menjadi merek D2C yang menawarkan produk perawatan kulit dan kecantikan berkualitas tinggi dengan harga terjangkau, dan jaringan distribusi offline yang kuat untuk menjangkau konsumen di seluruh Indonesia.
“Saya memperhatikan industri kecantikan adalah salah satu industri yang paling tangguh dalam hal pertumbuhan, meskipun tetap memiliki tantangan tersendiri,” ujar Pandu Sjahrir, Founding Partner AC Ventures dalam keterangan resmi yang diterima Kontan.co.id, Selasa (2/11).
Baca Juga: Mimpi KlinikGo membangun 1.000 klinik kesehatan hingga daerah pelosok
NAMA Beauty akan memanfaatkan jaringan distribusi DMMX yang luas untuk menjual produk mereka ke jaringan distribusi pasar offline, seperti Sampoerna Retail Community (SRC) yang tersebar di lebih dari 20 kota di Indonesia, menjual produk mereka di rantai minimarket, dan mengakses ribuan jaringan ritel untuk meningkatkan visibilitas merek yang lebih luas.
Lebih lanjut, NAMA Beauty juga akan menjual produk dalam platform perdagangan digital untuk SRC yang disediakan oleh DMMX. Cara ini dapat membantu NAMA Beauty memperluas jangkauan distribusi dengan lebih cepat.
Sementara, SiCepat Ekspres akan berperan sebagai mitra logistik NAMA Beauty untuk melayani kebutuhan pengiriman mereka. Faktor-faktor tersebut menjadikan NAMA Beauty sebagai pemain bisnis yang berpotensi kuat untuk mendisrupsi industri kecantikan Indonesia.
“Melalui kemitraan dengan SiCepat dan DMMX, kami akan memanfaatkan kekuatan unik kami masing-masing untuk membantu NAMA Beauty dalam membangun merek kecantikan dengan pertumbuhan tinggi dan berharap dapat mendukung perusahaan untuk mencapai potensi penuh,” lanjut Pandu.
Baru-baru ini, AC Ventures juga memimpin pendanaan senilai US$ 4 juta atau sekitar Rp 56,6 miliar dalam putaran Pra-Seri A untuk startup penyedia layanan software-as-a-service (SaaS) untuk UMKM, Majoo. BRI Ventures dan Xendit turur berpartisipasi juga dalam pendaan tersebut.
Founder and Managing Partner AC Ventures, Adrian Li, menyampaikan bahwa AC Ventures telah lama menyadari potensi luar biasa untuk digitalisasi ekonomi UMKM di Indonesia, dan pandemi telah mempercepat adopsi teknologi di sektor ini selama 3-5 tahun.
Sementara Founder dan CEO Majoo Adi Wahyu Rahadi mengatakan, perusahaannya akan memanfaatkan dana segar untuk menambahkan fitur-fitur terbaik dalam platform Majoo sehingga dapat membantu UMKM mengembangkan bisni dan membuka peluang bagi UMKM agar dapat menjual produk melalui beberapa saluran offline dan online dalam satu fitur aplikasi.
“Majoo tumbuh bersama UMKM Indonesia dengan menghadirkan fitur fitur terkini untuk memberikan yang terbaik bagi para pengusaha dari berbagai latar belakang. Menghadirkan cara mudah, membantu UMKM menjalankan bisnis mereka dan membawa UMKM naik kelas melalui aplikasi Majoo,” ujar.
Baca Juga: Pandemi masih berlangsung, start up masih mendapat suntikan modal
Dimulai sebagai solusi Point of Sales (PoS) untuk UMKM, Majoo memperluas penawaran mereka menjadi End to end SaaS untuk UMKM Indonesia. Majoo membuka peluang bagi UMKM untuk dapat menjual produk melalui beberapa saluran offline dan online dalam satu fitur aplikasi.
Dengan kemitraan yang kuat, terintegrasi ke beberapa marketplace, dan memiliki hubungan yang baik dengan berbagai asosiasi UMKM, Majoo mampu mengembangkan platform yang secara unik melayani bisnis UMKM Indonesia.
Saat ini, Majoo telah memproses lebih dari 80 juta transaksi senilai US$ 600 juta untuk UMKM di lebih dari 600 kota di Indonesia dari berbagai jenis bisnis, mulai dari F&B hingga laundry. Aplikasi Majoo telah tumbuh 85% YoY dan telah mengakuisisi lebih dari 20 ribu pengguna aktif dengan tingkat retensi terbaik di industri.
Selanjutnya: Uji coba, Tesla buka jaringan pengisi daya untuk kendaraan listrik lainnya di Belanda
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News