Reporter: Fahriyadi | Editor: Tri Adi
Setelah mendirikan Student Music Television (SMTV) dan Talent On Screen (TOS) Academy, Arvin Miracelova membuat teve online. Tak hanya itu Arvin juga akan menjalin kerja sama program dengan operator televisi berbayar dan televisi nasional, termasuk juga mempersiapkan program untuk turis dan ekspatriat.
Walaupun sudah memiliki lembaga pendidikan Student Music Television (SMTV) dan Talent On Screen (TOS) Academy, tidak membuat Arvin Miracelova lupa akan visinya untuk menyediakan program edukasi untuk anak. Dia tetap konsisten menyediakan program itu.
Namun, dalam hal produksi, Arvin tidak mau terjebak membuat program edukasi asal-asalan alias tidak bermutu. "Kualitas itu perlu. Maka dari itu saya terus mengembangkan kreativitas," kata Arvin yang sudah memiliki banyak program yang telah disiarkan 30 teve lokal di Indonesia.
Walaupun program tontonan edukasinya sudah banyak disiarkan teve lokal, Arvin menilai hal itu belum cukup. Ia ingin penonton tayangan edukasinya itu lebih banyak lagi.
Salah satu caranya adalah dengan dengan membuat situs di internet. Dengan alamat www.smtvindonesia.com, Arvin mengunggah karyanya ke dunia maya. "Yang tidak bisa nonton program di teve lokal, bisa unduh sendiri di internet secara gratis," kata Arvin.
Arvin yang pernah bekerja di bagian kreatif salah satu perusahaan content provider itu sebenarnya bisa membuat tontotan untuk pengguna iPad, yang ia sebut sebagai iPad TV. Tapi, hal itu urung dia lakukan karena pengguna komputer tablet masih terbatas di Indonesia.
Bagi Arvin, akan lebih baik kalau fokus mengembangkan program televisi dengan cara membuat situs sendiri dan juga membuka kerja sama dengan salah satu operator televisi berbayar. "Tahun depan kerja sama kami sudah bisa terealisasi," ujar Arvin.
Untuk kerja sama dengan operator televisi berbayar itu, Arvin sudah mempersiapkan program SMTV berupa tayangan yang merupakan perpaduan dari musik, budaya, dan pendidikan. "Segmen kami tetap anak-anak dan remaja," terangnya.
Selain mengikat kerja sama dengan televisi berbayar, Arvin juga sedang menginisiasi kerja sama dengan televisi nasional. Pria yang pernah mengenyam pendidikan di luar negeri itu belakangan sedang menyusun program edukasi yang akan ditawarkan ke stasiun televisi nasional. "Saya berharap SMTV tidak hanya menghadirkan program untuk teve lokal saja, tetapi juga teve nasional," jelas Arvin.
Tidak hanya di dalam negeri, Arvin juga mengembangkan bisnisnya ke luar negeri. Dia kini sedang mempersiapkan program kolaborasi dengan lembaga pembuat program televisi di luar negeri. Program kolaborasi itu bertemakan penjelajahan budaya Indonesia oleh para turis atau ekspatriat.
Arvin berharap, program jelajah budaya Indonesia itu bisa memperkenalkan kebudayaan Indonesia di luar negeri dengan lebih baik. "Tayangan itu juga bisa menjadi sarana promosi kami," tutur Arvin.
Untuk mewujudkan berbagai rencana itu, Arvin sudah merekrut sepuluh tenaga kreatif yang sudah menguasai ilmu penyiaran seperti dirinya.
Adapun untuk tenaga kerja lepas, Arvin merekrut siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) jurusan broadcasting. "Para pelajar kami rekrut dan kami berikan pengetahuan produksi program," pungkasnya.
Sembari mengembangkan bisnis program televisi, Arvin ternyata tidak lupa untuk mengembangkan bisnis lembaga pendidikan penyiaran miliknya.
Arvin mengaku saat ini ia sedang bekerja keras untuk menambah kelas di TOS Academy. Salah satu caranya, dengan membuka kelas khusus di akhir pekan.
Kelas khusus itu untuk menampung anak-anak dan remaja yang hanya bisa belajar penyiaran saat akhir pekan saja. Agar lebih menarik peminat, Arvin memungut biaya pendidikan akhir pekan itu dengan sistem harian.
Contoh, jika siswa belajar materi teori penyiaran saja dikenakan biaya Rp 15.000 per hari. Jika siswa belajar praktik dan teori sekaligus dikenakan biaya Rp 75.000 per hari. "Setelah dibuka ternyata peminatnya banyak," kata Arvin.
Menariknya lagi, peminat kelas akhir pekan tak hanya anak-anak dan remaja, kalangan dewasa banyak yang tertarik. Tidak menyia-nyiakan kesempatan, Arvin langsung membuka kelas untuk dewasa itu. "Pesertanya banyak dari profesional penyiaran juga," ujar Arvin.
(Selesai)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News