kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.910.000   -13.000   -0,68%
  • USD/IDR 16.230   -112,00   -0,69%
  • IDX 7.214   47,18   0,66%
  • KOMPAS100 1.053   7,20   0,69%
  • LQ45 817   1,53   0,19%
  • ISSI 226   1,45   0,65%
  • IDX30 427   0,84   0,20%
  • IDXHIDIV20 504   -0,63   -0,12%
  • IDX80 118   0,18   0,16%
  • IDXV30 119   -0,23   -0,19%
  • IDXQ30 139   -0,27   -0,20%

Arvin gabungkan bisnis televisi dan pendidikan (1)


Rabu, 14 September 2011 / 13:53 WIB
Arvin gabungkan bisnis televisi dan pendidikan (1)
ILUSTRASI. Rupiah menguat di pekan ini


Reporter: Fahriyadi | Editor: Tri Adi

Dunia pendidikan dan produksi acara televisi sering tidak berhubungan. Namun, bagi Arvin Miracelova dua dunia itu bisa menjadi daya pikat untuk bisnisnya. Dia banyak memanfaatkan anak didiknya dalam TOS Academy untuk pembuatan tayangan Student Music Television (SMTV). Antusiasme belajar anak didik pun meningkat.

Arvin Miracelova adalah pendiri Student Music Television (SMTV) dan Talent On Screen (TOS) Academy. Melalui usaha yang berdiri pada 2007 itu, lelaki yang kini berusia 36 tahun ini mampu memproduksi beragam acara yang ditayangkan di 30 televisi lokal. Arvin mengaku SMTV bahkan mampu membuat siaran televisi dari hulu ke hilir.

Beragam tayangan hiburan dan pendidikan dikerjakan. Mulai dari klip video artis indie, film musikal, teater musikal, hingga tayangan nonmusik seperti serial boneka kisah para nabi. "Segmen tayangan kami memang yang edukatif dan menghibur," ujarnya.

Ia mengatakan, tiga konsep itu disebutnya sebagai golden triangle, yaitu komunitas musik, pelajar, dan pembangunan kepribadian bangsa atau nation building. Golden triangle ini akan selalu menjadi roh dari tayangan yang dia buat.

Arvin berprinsip, setiap tayangan dia buat tidak sekadar hiburan tetapi juga bermanfaat. Konsep ideal Arvin inilah yang kemudian menarik perhatian para pemilik televisi-televisi lokal. "Kita berusaha membuat tayangan yang membuat anak-anak bangga. Selain menikmati tayangan, mereka juga kita libatkan dalam pembuatannya," ujarnya.

Tak hanya pengelola televisi yang tertarik, ia juga mengaku mendapat mitra dari pebisnis pariwisata. Banyak juga perusahaan ataupun manajemen artis yang tertarik membuat klip atau tayangan program bersama Arvin, terutama yang menonjolkan unsur budaya Indonesia.

Ia mengaku sebanyak 70% proyek yang dikerjakannya dibiayai industri pariwisata seperti hotel dan resor. Sampai kini, Arvin sudah berhasil memproduksi beragam tayangan dengan durasi mencapai 2.000 jam tayang.

Konsep nation building dalam produk tayangan televisi yang ditampilkan SMTV selalu melibatkan para pelajar, mulai pelajar tingkat Sekolah Dasar (SD) hingga Sekolah Menengah Atas (SMA), terutama pelajar yang tergabung dalam TOS Academy dalam pembuatan tayangan televisinya. Tak hanya sebagai pemeran dan penonton, anak-anak yang tergabung dan TOS Academy juga diajarkan bagaimana memproduksi tayangan.

Dengan cara inilah, menurut Arvin, anak-anak TOS Academy menjadi antusias dalam belajar ilmu peran dan broadcasting atau penyiaran. Walaupun lebih mengedepankan jenjang SD sampai SMA, bukan berarti usaha yang digeluti Arvin tetap membuka kelas untuk umum maupun profesional.

Untuk meningkatkan antusiasme anak didik TOS Academy, Arvin kerap mengikutkan hasil karya mereka di berbagai kesempatan. "Kami beberapa kali memenangi penghargaan," katanya. Penghargaan terakhir yang diperolehnya adalah International Young Creative Entrepreneur (IYCE) British Council Award 2011 untuk International Screen Category.

Dengan berbagai penghargaan yang diperolehnya, Arvin mengaku akan berkolaborasi dengan pembuat film di Inggris untuk menggarap film komersial. "Kami akan mengeksplorasi budaya di sebuah pulau di Aceh," imbuh lulusan Universitas Airlangga ini. Bagi Arvin, rencana kerja sama ini bakal menjadi kesempatan emas baginya untuk menimba pengalaman dalam pembuatan tayangan berkualitas.

Dengan pengalaman dan berbagai penghargaan yang diraihnya, ayah empat anak ini juga sering diminta tampil sebagai pemberi materi berbagai seminar tentang penyiaran.

Ia bahkan dipercaya oleh produser Amerika Serikat dalam pembuatan tayangan serial boneka tokoh dunia, seperti Barack Obama, Adolf Hitler, Julius Caesar, dan Thomas Alfa Edison. "Karena materinya dalam bahasa Inggris, kemungkinan tayangan ini bisa diekspor," ungkapnya.

Arvin juga terus memberdayakan sumber daya yang berbakat dalam bidang penyiaran. TOS Academy, misalnya, telah merekrut lulusan SMK broadcasting untuk menjadi tenaga pengajar. Menurutnya, dengan cara itu, dia turut berkontribusi dalam pengembangan dunia pendidikan. Apalagi menurutnya, saat ini banyak lulusan SMK broadcasting yang kurang mendapat kesempatan dalam dunia penyiaran.


(Bersambung)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Terpopuler
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Digital Marketing for Business Growth 2025 : Menguasai AI dan Automation dalam Digital Marketing

[X]
×