Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk, Rani Nossar, Kornelis Pandu Wicaksono, Tri Sulistiowati | Editor: Havid Vebri
Kesibukan dan aktivitas sehari-hari kerap kali menyisakan rasa lelah, penat, dan stres, terutama bagi warga perkotaan. Alhasil, jasa pijat refleksi semakin dibutuhkan untuk mengembalikan kebugaran tubuh.
Peluang ini ditangkap oleh sejumlah pelaku usaha dengan menjalankan usaha pijat refleksi. Tidak sedikit di antara mereka yang juga menawarkan kemitraan usaha.
Namun, seiring dengan berjalannya waktu, perkembangan usaha refleksi tak segemilang tahun-tahun sebelumnya. Meski ada kemitraan yang masih berhasil menambah jumlah mitra, sebagian dalam kondisi stagnan dan tidak berkembang.
Mari simak perkembangan dan kendala bisnis pijat refleksi ini dengan kembali mengulas beberapa tawaran bisnis refleksi berikut ini.
Beijing's Reflexology
Usaha ini berdiri sejak 2008 di Jakarta. Dua tahun kemudian, pemiliknya menawarkan peluang kemitraan. Ketika KONTAN mengulas tawaran kemitraan ini pada Oktober 2012, Beijing's Reflexology memiliki 20 cabang yang tersebar di Jabodetabek.
Ketika diulas kembali pada Agustus 2013, usaha ini sudah memiliki sekitar 25 cabang. Tiga di antaranya milik pusat, sisanya kepunyaan mitra.
Namun sekarang, jumlah gerai Beijing's Reflexology hanya 20 yang tersebar di Jabodetabek, Makassar, dan Lampung.
Sembilan di antaranya punya pusat dan sisanya punya mitra. Andi Budiman, Chief Executive Officer (CEO) Beijing's Reflexology, menjelaskan, gerai kemitraan ini berkurang lantaran ada beberapa mitra yang tidak memperpanjang kontrak setelah lima tahun berjalan, lantaran tidak terlalu berkembang.
Kendati jumlah gerai berkurang, Andi bilang, gerai-gerai yang ada saat ini berjalan dengan baik. Beijing's Reflexology tetap menjaga kualitas pelayanan pada konsumen dengan harga layanan yang cukup terjangkau.
Saat ini, tarif layanan yang dikenakan dipatok antara Rp 35.000−Rp 90.000. Andi bilang, tarif layanan tersebut sudah naik 10% dibanding tahun lalu. Agar bisa terus bertahan, Beijing tetap melakukan pelbagai inovasi layanan.
Sejak setahun lalu, sudah ada penambahan layanan dilakukan seperti totok wajah, acupressure, massage, dan refleksi Bangkok. Ke depan, lanjut Andi, pihaknya berencana untuk mengembangkan produk baru berupa jasa potong rambut (barbershop).
Saat ini, sistem barbershop masih disusun apakah akan digabungkan ke dalam paket Beijing's Reflexology atau dalam bentuk paket terpisah. Andi masih optimistis usaha refleksi masih bisa berkembang. Pasalnya, saat ini, masyarakat, terutama di perkotaan, cenderung mudah stres.
Hingga akhir tahun. Ia menargetkan bisa menggandeng lima mitra baru. Khusus nilai investasi, Beijing's Reflexology menawarkan tiga paket investasi sama seperti tahun lalu.
Pertama, paket silver Rp 55 juta, kedua, paket gold senilai Rp 85 juta, dan ketika, paket platinum senilai Rp 150 juta. Manajemen pusat mengutip royalti fee 7% dari omzet bulanan.
Ken Hermawan Reflexology
Ken Hermawan pemilik Ken Hermawan Reflexology mendirikan usahanya di Kelapa Gading, Jakarta Utara pada tahun 2000. Dia mulai menawarkan kemitraan setahun kemudian. Ketika KONTAN mengulas bisnis ini pada Agustus 2010, sudah ada 7 gerai yang beroperasi di Jakarta dan Lampung.
Rinciannya satu gerai milik sendiri dan sisanya punya mitra. Kini, gerainya bertambah menjadi 11 gerai di Bandung, Banjarmasin, dan Jakarta. Neni Purwanti, Manajer Pemasaran, Ken Hermawan Reflexology mengatakan, selama dua tahun belakangan ada perkembangan usaha namun memang tidak terlalu banyak.
Bagi mitra yang ingin bergabung, paket investasi masih sama yakni Rp 150 juta. Namun franchise fee selama lima tahun naik menjadi Rp 60 juta yang awalnya Rp 50 juta.
Dengan nilai tersebut, mitra akan mendapat izin usaha, peralatan operasional, 10 kursi refleksi, dan 8 terapis yang sudah terlatih. Awalnya Rp 150 juta itu sudah termasuk biaya renovasi dan desain interior, sekarang biaya tersebut ditanggung oleh mitra.
Untuk layanan terbaru adalah back reflexology. Selebihnya layanan jasa masih sama dengan yang dulu, seperti foot reflexology, totok wajah, hot stone therapy, dan acupressure head therapy.
Ken Hermawan Reflexology masih gencar berpromosi saat ada gerai baru yang buka. Biasanya mitra akan memasukkan iklan ke koran atau majalah lokal setempat. Selain itu, Ken Hermawan Reflexology juga aktif berpromosi melalui website dan jejaring media sosial.
"Kami sering beriklan di media komunitas sekalian kami memberikan informasi cabang-cabang kami yang lain, " kata dia. Dulu manajemen hanya aktif berpromosi untuk gerai yang baru buka saja, sekarang selalu berpromosi untuk semua gerai.
Neni bilang, tahun ini akan menambah gerai hingga 20 gerai. Hanya saja yang menjadi kendala adalah soal tenaga terapis. Untuk di kota besar seperti di Jakarta, cukup sulit mencari tenaga terapis sehingga terpaksa harus mencari di daerah lain seperti Jawa Tengah dan Jawa Timur.
Aurera Pijat dan Totok Aura
Usaha ini berdiri pada tahun 2006. Lantas Aurera Pijat dan Totok Aura mulai menawarkan kemitraan pada tahun 2013. Ketika KONTAN mengulasnya pada April tahun lalu, jasa pijat ini memiliki 11 cabang yang tersebar di Cilacap, Ciamis, Pemalang dan Banjarnegara.
Namun, Bambang Setiyawan, Pendiri Aurera Pijat dan Totok Aura mengatakan, saat ini bisnisnya sedang tidak berjalan. Alasannya, kondisi bisnis yang tidak mendukung. Bambang bercerita, dari 11 cabang yang ada sudah tutup setengahnya. Artinya, jumlah cabang yang berdiri tinggal tersisa sekitar lima gerai.
Penyebab lainnya adalah Bambang sedang merintis bisnis baru, sehingga konsentrasinya menjadi terpecah. "Saya juga merintis bisnis herbal, sehingga tidak fokus saat ini," tuturnya.
Padahal Bambang mengaku telah memiliki pengalaman sekitar delapan tahun menjalankan menangani usaha pijat sebelum ditawarkan kepada masyarakat.
Dia menilai, tersendatnya usaha Aurera Pijat dan Totok Aura karena pengalamannya selama ini rupanya belum cukup untuk mempertahankan kinerja. "Selama ini kan buka bisnisnya selalu di kota kecil," tuturnya.
Bekal inovasi layanan dari bisnis Aurera Pijat dan Totok Aura yang ia tawarkan ternyata belum mampu menggaet banyak pengunjung. Dia selama ini menggabungkan berbagai kelebihan teknik pijat dan totok yang pernah dia coba.
Selain jasa pijat refleksi, Bambang juga menawarkan jasa lainnya seperti terapi langsing, totok aura, lulur, dan ear candle. Tahun lalu, kemitraan yang ditawarkan Aurera ada dua paket, yaitu seharga Rp 150 juta dan Rp 250 juta.
Proyeksi omzet yang bisa diraih mitra perbulan antara Rp 30 juta hingga RP 80 juta. Dengan margin bersih sebesar 30%, mitra diperkirakan balik modal sekitar setahun.
Ke depannya, Bambang berharap setelah bisnis barunya berjalan dengan baik dan berkembang, ia akan bisa kembali fokus mengurus bisnis Aurera Pijat dan Totok Aura. Setelah itu, ia akan membuka kembali tawaran kemitraannya supaya bisnisnya cepat berkembang.
"Tapi, sementara ini, kami akan berbenah diri dahulu secara manajemen. Artinya, kami akan membangun manajemen yang lebih baik," ucapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News