kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Bisnis bibit pohon nangkadak tak semanis rasa buahnya


Kamis, 30 September 2010 / 11:04 WIB
Bisnis bibit pohon nangkadak tak semanis rasa buahnya


Reporter: Hendra Gunawan, Rizki Caturini | Editor: Tri Adi

Nangkadak adalah varietas baru buah nangka, yang merupakan hasil perkawinan silang antara nangka dan cempedak. Produktivitas tanaman ini lebih tinggi dibandingkan varietas nangka biasa. Sayangnya, pohon buah ini belum familiar di masyarakat. Walhasil, peminatnya baru sebatas kolektor tanaman.

Mungkin tidak banyak petani buah di Indonesia yang mengetahui bahwa sekitar dua tahun lalu telah muncul varietas baru dari buah nangka. Yakni, nangkadak. Sesuai dengan namanya, buah ini merupakan hasil perkawinan silang antara nangka berjenis kelamin betina dan buah cempedak yang berjenis kelamin jantan.

Hasil perkawinan dua varietas nangka tersebut membuat produktivitas buah nangkadak lebih tinggi dibandingkan dengan nangka jenis biasa. Sebab, sejak ditanam dari biji, nangkadak hanya butuh dua tahun untuk berbuah. Padahal, pada umumnya, nangka baru berbuah pada usia 6 tahun.

Selain itu, nangkadak juga menghasilkan buah yang lebih banyak. Misalnya, di usia dua tahun, setiap pohon nangkadak sudah bisa menghasilkan antara 30 hingga 50 buah. Biasanya, satu buah nangkadak memiliki berat antara 2 kilogram (kg) hingga 3 kg.

Jika dibandingkan dengan nangka biasa, ukuran buah nangkadak memang lebih kecil. Tapi, dengan jumlah buah lebih banyak dan dapat berbuah sepanjang tahun, buah ini memiliki nilai ekonomi yang tinggi.

Tinggi pohon ini yang sekitar tiga meter membuatnya cocok ditanam di pekarangan rumah. Buahnya berbentuk silindris dan terlihat padat.

Ketika buah nangkadak matang, aromanya terasa sangat lembut, tidak setajam aroma buah cempedak. Tekstur daging nangkadak juga lembut tapi tebal, dengan biji yang kecil.

Dagingnya juga tidak lengket karena getah yang menempel sangat sedikit. Selain itu, daging buahnya berwarna kuning terang, sehingga menjadi pemikat untuk menyantapnya. Rasa buahnya, tentu saja sangat manis.

Keunggulan lain buah ini adalah rasanya tidak terpengaruh kondisi cuaca. Buah nangkadak yang dipanen pada musim hujan pun tetap manis. Tidak seperti nangka atau varietas cempedak lain, yang rasa manisnya akan berkurang jika dipanen di musim penghujan.

Sayangnya, meskipun buah ini memiliki banyak keunggulan, peminat atau pembeli pohon nangkadak masih relatif sedikit. Itu bisa dilihat dari minimnya penjualan bibit nangkadak di sejumlah penjual bibit tanaman.

Misalnya, di sentra tanaman Sriwijaya Tani di Karawang, Jawa Barat. Menurut Hasan, pemilik Sriwijaya Tani, saat ini penjualan bibit pohon nangkadak di sentranya hanya berkisar 40 bibit per bulan. Padahal, kata dia, harga bibit pohon ini sudah turun cukup tajam.

Saat ini, Hasan menjual satu bibit pohon nangkadak dengan tinggi 30 sentimeter (cm) seharga Rp 40.000 per batang. "Padahal, waktu pertama kali muncul, harganya Rp 150.000 untuk ukuran yang sama," katanya.

Minimnya penjualan bibit pohon nangkadak juga dialami Sentra Tani Bogor. Menurut Denny Hadion, Kepala Pemasaran sentra tani, dalam satu bulan penjualan bibit nangkadak hanya sekitar 40 batang.

Asal tahu saja, bibit pohon nangkadak yang dijual di Sentra Tani Bogor berukuran lebih besar dibanding bibit yang dijual Sriwijaya Tani, yakni berukuran 70 cm. Dus, harga jualnya lebih mahal, yaitu Rp 150.000 per bibit.

Menurut Denny, minimnya penjualan bibit nangkadak lantaran pohon ini belum begitu familiar di masyarakat luas. "Makanya, saat ini konsumen pohon nangkadak masih sebatas kolektor tanaman," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×