kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45897,83   -28,90   -3.12%
  • EMAS1.327.000 1,30%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Bisnis cuci pakaian masih basah


Minggu, 10 Agustus 2014 / 17:40 WIB
Bisnis cuci pakaian masih basah
ILUSTRASI. Nonton Boruto Episode 289, Link Streaming Resmi Update Terbaru iQIYI, Bstation, Viu


Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk, Primasyah Kristanto, Rani Nossar, Tri Sulistiowati | Editor: Havid Vebri

Potensi bisnis jasa cuci pakaian alias binatu (laundry) masih cukup basah, terutama di kota-kota besar. Maklum saja, padatnya aktivitas masyarakat di perkotaan membuat sebagian orang tidak sempat mencuci pakaian sendiri. Sehingga, jasa binatu kini semakin ramai di cari. Ini terlihat dari masih banyak usaha laundry yang terus bermunculan.

Banyak dari pengusaha laundry tersebut yang menjalankan sistem kemitraan usaha untuk mengembangkan bisnis. Untuk mengetahui perkembangan usaha beberapa usaha laundry itu, kali ini KONTAN akan mengulas kembali beberapa brand laundry yang telah menawarkan kemitraan, seperti Oemah Kucek Laundry, Orchid Brand Laundry Clinique, dan Adem Ayem. Berikut ulasannya.

Oemah Kucek Laundry

Bisnis cuci baju ini hasil besutan Andhika Kurnia sejak tahun 2008 di Bekasi, Jawa Barat. KONTAN sempat mengulasnya pada akhir tahun lalu. Saat itu, Oemah Kucek Laundry telah memiliki delapan gerai. Perinciannya, dua gerai milik pusat dan sisanya milik mitra.

Saat ini, Roemah Kucek memiliki empat mitra baru yang beberapa di antaranya berada di kawasan Kalibata dan Cibubur. “Masih banyak juga yang ada di daftar tunggu. Kebanyakan dari mereka masih mencari lokasi yang strategis,” kata Andhika.

Sejak tiga bulan lalu, Andhika menaikkan tarif layanan cuci pakaian dari harga Rp 5.000 per kilogram (kg) menjadi Rp 6.000 per kg. Sedangkan tarif jasa cuci produk lainnya di luar pakaian standar maksimal sampai dengan harga Rp 16.000.

Andhika terpaksa menaikkan tarif jasa lantaran harga pembelian mesin cuci telah naik. Karena itu, ia juga menaikkan nilai paket investasi bagi para mitra, masing-masing sebesar Rp 5 juta untuk tiga model investasi yang ditawarkan.

Dengan begitu, nilai investasi paket A saat ini senilai Rp 60 juta, paket B menjadi Rp 49 juta, dan paket C berubah menjadi seharga Rp 38 juta. Soal target omzet bagi mitra masih tetap sama dari tahun lalu, yakni sekitar Rp 30 juta hingga Rp 36 juta tiap bulan.

Bisnis ini juga masih mengenakan biaya royalti sebesar 8% dari omzet saban bulan. Untuk menjaga kualitas, Andhika mengharuskan semua mitranya untuk membeli detergen dan perlengkapan cuci lainnya dari pusat.

Orchid Brand Laundry Clinique

Jasa binatu ini berdiri pada 2011 di Yogyakarta. Pada saat yang sama, si pemilik usaha langsung menawarkan kemitraan usaha. Pada akhir tahun lalu, Orchid sudah memiliki sekitar 20 gerai. Kini, usaha ini sudah mendapatkan tambahan mitra sebanyak tujuh mitra.

Beberapa di antaranya berasal dari Ambon dan Jayapura. Dwiyanto Adi Nugroho, Kepala Pemasaran Orchid Brand bilang, bisnis laundry masih memiliki peluang yang cukup besar karena jasa pencucian ini sudah menjadi kebutuhan sebagian masyarakat.

Menurut Dwiyanto, bisnis ini sejalan dengan pergeseran gaya hidup masyarakat, khususnya di kota-kota besar, yang menginginkan segala sesuatunya yang serba-praktis dan instan.

Dalam perkembangannya, Orchid Brand telah menaikkan nilai paket investasi bagi mitra yang akan bergabung. Paket investasi yang tadinya senilai Rp 21 juta telah naik menjadi Rp 32 juta. Kemudian paket yang tadinya seharga Rp 54 juta berubah menjadi Rp 64 juta.

Adapun paket investasi termurah yang tadinya sebesar Rp 16 juta, kini naik menjadi Rp 25 juta. Dwiyanto bilang, kenaikan harga paket investasi ini disebabkan oleh peningkatan kualitas peralatan dan perlengkapan laundry yang akan didapat mitra. Ini bertujuan untuk membuat bisnis laundry ini semakin profesional.

Untuk target pengembangan bisnis sampai akhir tahun ini, Dwiyanto menargetkan ingin menambah sekitar dua mitra lagi. "Bisnis laundry masih potensial, asalkan pelayanan kita harus memuaskan dan tidak mengecewakan pelanggan," ujarnya.

Namun di satu sisi, Orchid  Brand masih memiliki kendala yang cukup berarti, khususnya bagi mitra baru yang ingin bergabung yang berlokasi di luar pulau Jawa. Masalah ekspedisi atau pengiriman barang peralatan laundry ke luar jawa khususnya ke Ambon dan Papua rupanya memerlukan biaya yang mahal dan waktu yang lama.

Nah, agar bisnis laundry ini terus berkembang, manajemen Orchid Brand berencana untuk menerapkan sistem laundry yang terintegrasi untuk mencegah pakaian konsumen agar tidak tertukar. Oleh sebab itu, tiap mitra akan ditambahkan satu buah server komputer untuk menampung data tiap pakaian pelanggan.

Adem Ayem

Jasa binatu Adem Ayem berdiri pada tahun 2008 di Jember, Jawa Timur. Sang pemilik usaha, Dwiayu Suciningtias, memutuskan untuk menawarkan kemitraan pada  tahun 2012.

KONTAN sempat mengulas bisnis ini pada Desember 2013. Saat itu, Ayu mengklaim, telah memiliki 160 gerai milik sendiri yang tersebar di Jember, Banyuwangi, Bondowoso, Blitar, Malang, Situbondo, hingga Lumajang.

Selain itu, sudah ada 12 gerai milik mitra yang berlokasi di Bali, Tarakan, Surabaya, Jember, dan sekitarnya. Jadi, saat itu totalnya sudah ada 172 gerai binatu Adem Ayem.

Nah, saat ini, gerai Adem Ayem sudah mencapai 205 yang tersebar di berbagai daerah, seperti di kota-kota di Jawa Tengah, Bogor, termasuk di luar Jawa, seperti di Bali, Tarakan, dan Banjarmasin.

Menurut Dwiayu, peningkatan pesat jumlah gerai selama setahun ini disebabkan karena promosi gencar yang terus dilakukan manajemen. Selain beriklan di internet atau media sosial, Adem Ayem juga kerap mengikuti pameran waralaba.

Khusus paket kemitraan yang ditawarkan juga ada beberapa perubahan. Yang sebelumnya ia menetapkan paket non franchise senilai Rp 9,5 juta dan sebesar Rp 90 juta, kini berubah masing-masing menjadi Rp 11,5 juta dan Rp 99,8 juta.

Harga ini berubah mengingat harga bahan baku  telah lebih dulu naik serta biaya untuk pengadaan mesin cuci dan mesin pengering juga ikut melonjak.

Sementara fasilitas yang didapat mitra tidak berubah. Mitra masih tetap mendapatkan dua unit mesin cuci berkapasitas 8 kg, atau 1 mesin cuci kapasitas 8 kg untuk paket yang lebih murah, plus mesin pengering yang berkapasitas 30 kg.

Selain itu, mitra juga mendapatkan perlengkapan lain seperti setrika, meja setrika, gantungan baju 10 lusin, keranjang, timbangan, detergen, dan pewangi. Agar bertahan lama, Dwiayu juga menambahkan inovasi baru, seperti pencucian khusus pakaian bayi.

Pada jasa ini, sabun dan pewangi yang digunakan mengandung antiseptik tanpa banyak mengandung bahan kimiawi. Selain itu, ia juga baru meluncurkan layanan laundry syariah, yakni jasa mencuci karpet masjid dan kebutuhan pondok pesantren. Pewangi yang digunakan menggunakan aromaterapi.

Hingga akhir tahun 2014 ini, Dwiayu tidak menargetkan penambahan mitra baru lagi. Saat ini, ia hanya ingin fokus mempertahankan mitra yang sudah ada agar bisnis mereka tidak ada yang berhenti di tengah jalan. Namun, dia tetap menerima mitra baru jika ada yang berminat.

Adapun kendala yang paling sering dihadapi saat ini adalah soal pengadaan SDM. Selain jasa binatu, Dwiayu juga berencana berekspansi bisnis di bidang lain, yakni di bidang e-commerce dan event organizer.             

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×