Reporter: Noor Muhammad Falih, Pratama Guitarra, Revi Yohana | Editor: Havid Vebri
JAKARTA. Donat menjadi salah satu kudapan yang digemari banyak kalangan. Kehadiran aneka rasa donat menyebabkan jenis makanan ini kian populer, dan kerap disajikan dalam sejumlah hajatan.
Peluang ini memacu kian banyak yang tertarik menjajal peruntungan dari bisnis donat. Apalagi, sejumlah pemilik usaha menawarkan kemitraan. Bukan hanya membidik kelas menengah atas, banyak pula gerai yang mengincar konsumen dari kelas menengah ke bawah. Maka, persaingan usaha donat pun semakin ketat.
Nah, kali ini, KONTAN mengulas tiga kemitraan usaha donat yang berkembang di tanah air, yakni Baker's King, Donat Cihanjuang dan P-Do Donut. Dua kemitraan mampu bersaing dan berkembang. Namun satu kemitraan justru meredup.
Apa faktor yang mendorong bisnis donat bisa berkembang? Sebaliknya, apa yang menghambat perkembangan bisnis ini? Berikut ulasannya.
Donat Madu Cihanjuang
Bisnis donat yang berpusat di Bandung ini mengusung donat dengan ciri khas bagian dalam donat diberi campuran madu. Madunya konon madu asli Sumbawa.
Usaha ini dirintis Ridwan Iskandar bersama istrinya, Fanina Nisfulaily sejak tahun 2010. Dua tahun lalu, Ridwan menawarkan peluang kemitraan Donat Madu Cihanjuang. Ketika KONTAN mengulas tawaran kemitraan ini pada awal tahun ini, tercatat sudah ada 48 gerai yang beroperasi. Sepuluh gerai pusat, sisanya kepunyaan mitra.
Dalam tempo kurang dari setahun, Donat Madu berhasil menggaet 12 mitra baru. Jadi, kini, total ada 70 gerai yang tersebar di berbagai wilayah Indonesia.
Fanina mengklaim, pertumbuhan gerai cukup pesat berkat kualitas produk. Ia mengklaim selalu menjaga kualitas donut di setiap gerai. "Sehingga, banyak yang tertarik membeli dan menjadi mitra usaha kami. Sekarang, kami tidak berusaha mengejar mitra, melainkan calon mitra yang datang pada kami," ujarnya.
Selain kualitas, pihak pusat juga rajin menambah varian rasa donat. Sekarang, sudah ada 60 varian rasa donat yang ditawarkan di setiap gerai.
Seiring kenaikan harga sejumlah kebutuhan, pihak pusat pun mengerek besaran investasi untuk menjadi mitra. Saat ini, untuk menjadi mitra Donat Madu Cihanjuang, peminat harus menyiapkan dana Rp 56,5 juta. Investasi ini, tahun lalu baru Rp 20 juta.
Paket itu termasuk franchise fee selama lima tahun, resep donat madu, pelatihan membuat donat, dan bahan baku untuk awal berjualan. "Untuk tempat dan interior mitra harus siapkan sendiri," jelas Fanina. Pihak pusat tidak memungut biaya royalti. Namun, mitra wajib membeli bahan baku dari pusat, demi menjaga kualitas rasa.
P-Do Donut
P-Do Donut merupakan singkatan dari Potato Donat alias donat kentang. Usaha yang bermarkas di Depok ini didirikan Riko Ngantung, tahun 2007. Melihat peluang yang besar, ia sekaligus membuka tawaran kemitraan pada tahun yang sama.
Pada Februari 2013, KONTAN mencatat, sudah ada 75 gerai P-Do Donut yang tersebar di Jakarta, Depok, Bekasi, Cibinong, Bogor, Tangerang, Cileungsi, dan Bandung.
Dalam waktu delapan bulan, P-Do Donut telah menambah 25 gerai baru. "Jadi, sekarang total ada 100 gerai. Sebanyak 90 gerai milik mitra," ungkap Riko. Tambahan gerai terbanyak berasal dari luar Pulau Jawa, seperti di Balikpapan dan Palembang.
Riko bilang, pertambahan gerai terbilang pesat, karena pihaknya memberikan pelayan terbaik kepada mitra. Ia mengaku, kebanyakan gerai yang baru beroperasi merupakan milik mitra sebelumnya. "Mereka menambah outlet, karena cukup puas dengan perkembangan gerai pertamanya," ucapnya.
Di samping itu, Rico pun sangat gencar memasarkan usaha ini lewat internet, terutama melalui jejaring sosial. Setiap ada gerai baru ataupun promosi, ia mempublikasikannya di website, Facebook, maupun Twitter.
Guna menyiapkan paket usaha yang komplit bagi calon mitranya, Riko bakal mengubah besaran paket investasi. Sebelumnya, ada dua tawaran paket usaha, yaitu senilai Rp 7 juta untuk indoor, dan Rp 9 juta untuk outdoor.
Mulai 1 November mendatang, hanya ada satu paket kemitraan P-Do Donut seharga Rp 9,9 juta. Paket ini bisa untuk berjualan outdoor maupun indoor. Menurut Riko, kelebihan paket usaha yang baru ini, fasilitas lebih lengkap, sudah termasuk bahan baku awal.
Selain itu, kalau paket lama mitra masih harus beli sendiri beberapa perlengkapan, di paket baru ini semua sudah lengkap. Mitra bisa langsung membuka usaha.
Supaya bisa terus bersaing dan diminati konsumen, Riko mengaku akan rajin menambah varian rasa topping donat. Kini, sudah ada enam varian topping yang dijual di setiap gerai P-Do Donut. Harganya masih sama, yaitu Rp 2.000- Rp 5.000 per buah.
Baker's King
Meski sudah berdiri sejak puluhan tahun silam, namun Baker's King sulit mengembangkan usaha. Asal tahu saja, usaha ini sudah dirintis sejak tahun 1953 di Surabaya.
Kemudian, pada tahun lalu, pemiliknya membuka tawaran kemitraan, supaya lebih berkembang. Sayang, hingga kini belum ada mitra yang bergabung dengan Baker's King.
Bahkan, jumlah outlet milik pusat malah berkurang. Tahun lalu, pihak pusat sudah mengoperasikan 12 outlet. Kini tersisa enam outlet yang masih beroperasi. Lokasinya tersebar di Malang, Pasuruan, Sidoarjo, Garut dan Medan.
General Manager Baker's King, Priatna beralasan, sejumlah gerai tutup, karena kurangnya koordinasi antar gerai yang ada. Padahal, seluruh gerai merupakan milik pusat. “Makanya, kami sekarang sedang fokus membenahi internal, terutama sumber daya manusia (SDM), dan manajemen yang lebih rapi,” jelas Priatna.
Ia menjelaskan, penutupan enam gerai mulai terjadi akhir tahun lalu. Penyebab lainnya adalah pemilihan lokasi kurang tepat, sehingga konsumen cenderung sepi.
Makanya, Priatna bilang, pihaknya menghentikan sementara tawaran kemitraan. "Kalau pembenahan di internal sudah beres, kami akan buka lagi tawaran kemitraan," ujarnya.
Menurutnya, sudah ada satu calon mitra yang siap membuka outlet, jika pembenahan internal sudah rampung. Rencananya, outlet akan dibuka di Malaysia dan Vietnam. Selain itu, pihak pusat juga akan membuka gerai-gerai baru milik pusat.
Sekadar gambaran, ada dua tawaran paket kemitraan Baker's King. Pertama, paket donut and coffee senilai Rp 1,23 miliar. Kedua, paket lengkap donut, bakery and coffee dengan investasi sejumlah Rp 1,78 miliar.
Kedua paket tersebut mencakup kerjasama selama lima tahun, perlengkapan masak lengkap, pelatihan karyawan, furnitur, dekorasi, dan renovasi tempat. Nantinya, mitra wajib mencari sendiri lokasi outlet, dan membayar biaya royalti sebesar 7% dari omzet bulanan.
Baker's King menyajikan aneka donat dan roti, dengan harga mulai Rp 5.000 per buah atau Rp 50.000 per lusin. Sejauh ini, harganya masih sama dibanding tahun lalu. Mengacu gerai yang masih beroperasi, setiap gerai Baker's King bisa mendulang omzet Rp 300 juta hingga Rp 400 juta sebulan. Dengan keuntungan bersih sekitar 33%, satu gerai ditargetkan bisa kembali modal sekitar 11 bulan hingga 16 bulan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News













