kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Bisnis melenggang secantik panggung catwalk


Rabu, 02 Oktober 2013 / 13:23 WIB
Bisnis melenggang secantik panggung catwalk
ILUSTRASI. BI Kebut Normalisasi Kebijakan Likuiditas Lewat Peningkatan Giro Wajib Minimum


Reporter: J. Ani Kristanti, Melati Amaya Dori, Sofyan Nur Hidayat | Editor: Tri Adi

Mengiringi pesatnya perkembangan industri fesyen di negeri ini, penyelenggaraan fashion show kian semarak. Permintaan yang datang dari berbagai pelaku industri meramaikan bisnis event organizer atau EO  dengan spesialisasi fashion show. Peluang masih terbuka lebar, potensi profit pun menjanjikan.

Sandang merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia. Itu sebabnya, industri fesyen tidak mengenal kata berhenti berkembang. Dengan populasi penduduk yang besar, ditambah kondisi perekonomian yang tengah tumbuh, industri fesyen Indonesia tumbuh pesat.

Prospek yang cerah itu terutama terlihat jelas pada segmen produk fesyen yang mengincar kalangan menengah atas. Baik tren maupun desain produk fesyen di pasar ini tidak pernah berhenti bergerak. Para desainer, mulai dari desainer pakaian, sepatu, tas hingga aksesori seperti perhiasan, terus berkreasi melahirkan karya-karya terbaru mereka.

Tak ketinggalan, perkembangan fesyen juga terlihat pada baju muslim. Seolah menjadi kiblat dunia, perancang baju muslim di Indonesia, termasuk hijab, juga terus menghasilkan rancangan terbaru untuk memenuhi permintaan pasar yang terus bertumbuh ini.

Semarak industri fesyen ini, akhirnya memberi banyak peluang kepada para penyelenggaraan fashion show. Maklum, para desainer sering menggunakan ajang ini untuk memamerkan karya desain mereka, sekaligus menjaring pelanggan potensial. Alhasil, peluang untuk membentuk usaha event organizer (EO) yang khusus menghelat fashion show atau fashion organizer semakin besar.

Firsty Sekar Santi, Direktur  W+ Entertainment, mengakui bahwa perhelatan fashion show cenderung meningkat dalam beberapa tahun terakhir. “Bahkan, kami sering menangani double job,” ujar dia. Maklum, belum banyak EO yang khusus menjadi fashion organizer.  

Menjamurnya pusat perbelanjaan juga kian meramaikan bisnis fashion organizer.  Firsty bilang, hampir setiap mal punya jadwal rutin untuk menggelar fashion show. “Sekarang lagi demam fashion week. Hampir semua mal menyiapkan fashion week,” jelas dia.

Di luar fashion week yang biasanya diselenggarakan mal setahun sekali, mereka juga sering mengagendakan acara serupa untuk memeriahkan momen tertentu. Seperti ulang tahun kemerdekaan Indonesia, acara back to school, atau Ramadhan. “Bahkan, fashion week juga dibedakan man fashion week, muslim fashion week, hingga batik fashion week. Idenya terus berkembang dan makin spesifik,” terangnya.

Event fashion juga digelar oleh media yang bersentuhan dengan dunia mode, asosiasi penggiat fesyen dan sekolah di bidang fesyen. “Jadi, potensi usaha fashion organizer ini sangat besar dan terus berkembang,” kata Firsty. Apalagi, masyarakat di kota-kota besar, di luar Jakarta sudah sadar akan tren fesyen. “Banyak permintaan datang dari luar Jakarta. Kami sudah menyelenggarakan fashion show di berbagai kota, seperti Medan, Surabaya, Padang, Payakumbuh, dan Samarinda,” jelas Firsty.

Terjun dalam bisnis fashion organizer sejak 2010, kini beberapa pengelola pusat belanja, seperti Pondok Indah Mal, Senayan City, Kemang Village, telah menjadi klien tetap W+ Entertainment. Di luar itu, W+ Entertainment juga menangani Jakarta Fashion Week dan fashion show dari beberapa sekolah mode.  

Tak heran, dalam sebulan, W+ Entertaiment bisa mengorganisir hingga tiga show. “Itu untuk fashion show yang relatif kecil, atau hanya berlangsung sehari, di luar fashion week,” kata Firsty. Biaya penyelenggaraan acara ini mulai dari Rp 25 juta hingga ratusan, bahkan miliaran rupiah, tergantung dari seberapa besar acara yang diselenggarakan.

Pasar yang makin luas juga dirasakan oleh Dhana Rahmatesa, Talent and Bussiness Manager Portrait Management “Kalau dulu fashion show hanya diminati untuk acara launching kafe dan berbagai acara tematik, sekarang, pasarnya lebih luas. Terutama, fashion show untuk busana muslim dan busana nasional seperti batik dan kebaya,” ujar dia.

Selain itu, beberapa brand internasional juga sering mengadakan fashion show saat pembukaan gerai mereka.  Salah satu event besar yang pernah ditangani Portrait adalah Indonesia Islamic Fashion Festival 2010.

Dalam kurun waktu setahun, Portrait menangani dua hingga tiga event fashion show. Dhana pun menyebut, besarnya biaya sangat bergantung pada skala acara yang digelar. Ia pun menyebut contoh, penyelenggaraan fashion show di mal bisa menyedot anggaran sekitar Rp 100 juta-Rp 150 juta. “Itu karena ada kerja sama dengan pengelola mal,” ujar dia.

Anggarannya cukup besar, lantaran perhelatan fashion show melibatkan banyak orang dari tenaga profesional beserta kru yang mendampingi. Selain itu, fashion organizer juga harus menggali ide kreatif, termasuk menyediakan model sesuai kriteria yang diinginkan klien. “Semua biaya sudah ada rinciannya,” kata Firsty.


Modal jaringan

Lazimnya, pebisnis fashion organizer memperoleh fee yang dihitung dari total biaya. Dhana menyebut, tarif management fee itu berkisar 12,5% dari total biaya. Bila menangani paket acara secara keseluruhan, tingkat keuntungan bisa lebih besar. Firstry bilang, keuntungan dari penyelenggaraan ini berkisar 20% hingga 30%.

Anda tertarik menggeluti usaha fashion organizer ini? Salah satu kunci untuk membangun bisnis ini adalah kemampuan untuk membangun jaringan yang sangat luas. Dari jaringan inilah, Anda akan memperoleh calon klien dan juga tenaga-tenaga profesional yang berperan dalam penyelenggaraan fashion show.

Bersama mitranya, Wawan Soeharto, Firsty merintis W+ Entertainment mulai dari kecil. Kebetulan, sebelumnya, Firsty sudah aktif dalam panggung fashion show. Demikian pula,  Wawan sering bersentuhan langsung dengan dunia fashion show karena dia adalah seorang koreografer. Dari situlah, mereka membangun relasi di bisnis ini dan mendirikan W+ Entertainment yang salah satu bidang usahanya adalah fashion organizer.

Memang, Anda bisa berlaku sebagai investor dan merekrut orang-orang yang sudah berpengalaman dalam bidang ini. “Namun, biasanya, usaha ini dirintis oleh mereka yang sudah memiliki pengalaman dan yang pasti menyukai serta paham dunia fesyen,” jelas Firsty.

Jaringan menjadi modal utama. Pasalnya, event ini melibatkan banyak tenaga profesional. Persiapan penyelenggaraan acara ini, biasanya, berlangsung sebulan. Waktu selama itu biasanya digunakan fashion organizer untuk menggali ide kreatif hingga muncul konsep acara yang sesuai dengan tema yang diminta klien.  Masa itu juga digunakan untuk menyiapkan para model yang akan memperagakan produk fesyen.

Oh, iya, soal model, Anda juga harus pandai menyesuaikan penampilan mereka; seperti bentuk muka, tinggi badan, warna kulit; dengan karakter produk fesyen yang akan diperagakan. “Seperti untuk bridal internasional, biasanya kami memakai model bule. Demikian juga untuk model hijab, kami harus cari model dengan bentuk muka yang bagus untuk memakai hijab, bukan hanya tinggi dan putih,” terang Firsty.

Karena itu, jaringan dengan management model juga penting untuk mencari model yang sesuai. Sebab, ada kalanya, berbagai event digelar dalam satu hari sehingga stok model menipis atau ada model yang tiba-tiba berhalangan. Semua model yang tampil pun harus mendapat persetujuan dari klien.  

Tarif jasa seorang model ini bisa berkisar antara Rp 1 juta hingga Rp 4 juta per show. Dalam satu show, biasanya model empat kali berganti baju. Jika ada banyak show dalam satu event, misal fashion week, tak ada salahnya pula, Anda meminta tarif paket dari mereka.

Setiap konsep fashion show akan menggambarkan layout panggung dan dekorasi, entertaiment, dokumentasi foto dan video, sound system, lighting, hingga sajian makanan untuk para tamu. Biasanya, mereka akan merekrut tenaga profesional, seperti music director, koreografer, lightingman, serta multimedia player beserta kru di masing-masing bidang itu.

Biasanya, dalam satu slot fashion show, ada sekitar 48 rancangan yang harus dipamerkan seorang model. Jadi, dalam satu slot itu Anda membutuhkan 10 hingga 12 model.

Fashion organizer juga harus menghitung waktu dengan cermat untuk menjaga konsentrasi para penonton. “Waktu show maksimal 45 menit. Jika lebih lama dari itu, penonton sudah jenuh dan konsentrasi menurun,” kata Firsty.

Karena itu, ada baiknya, EO membuat katalog produk fashion yang akan dipamerkan terlebih dahulu. Katalog inilah yang nanti dibagikan untuk para undangan dan memudahkan mereka memilih pakaian yang diinginkan.

Selain menawarkan paket secara keseluruhan (all-in), fashion organizer juga mengemas jasanya dalam paket-paket khusus. Misalnya, penyediaan model saja, paket konsep beserta stage (biasanya, ini termasuk sound system, lighting dan multimedia), atau paket dokumentasi saja, yang terdiri dari foto dan video.  

Dalam bisnis ini, bisik Firsty, Anda pun harus pandai menjaga sikap. “Seperti bisnis lainnya, sikap humble sangat penting, karena klien bisa datang dari mana saja. Walaupun enggak dapat sekarang, bisa dapat nanti,” ujarnya.   

Ia pun mewanti-wanti untuk tetap menjaga hubungan baik dengan para klien. “Menjaga hubungan baik dengan klien itu sangat penting meski proyek telah berakhir,” saran Firsty. Supaya bisnis Anda ramai, tak ada salahnya, Anda selalu menjemput bola atau klien.     

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×