kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Bisnis produk kecantikan dari bahan baku buah merah asal Papua


Sabtu, 21 Maret 2020 / 11:30 WIB
Bisnis produk kecantikan dari bahan baku buah merah asal Papua


Reporter: Ratih Waseso | Editor: Markus Sumartomjon

KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Buah merah sebagai salah satu tanaman andalan Papua diyakini berkhasiat untuk pengobatan. Kini buah ini mulai diolah sebagai bahan baku produk kecantikan. Terutama bagi kecantikan kulit kaum hawa.

Adalah Sarah Mirati Mu'minah yang mencoba memanfaatkan buah asal Papua tersebut. Sejak 2017, Sarah mulai membuat produk kecantikan kulit dengan bahan baku buah merah ke dalam produknya berlabel Mooi Papua. 

Berbekal pengetahuan membuat produk kecantikan saat mengikuti pelatihan, Sarah membuat sunscreen dari minyak buah merah. 

Baca Juga: Mad for Make Up menyediakan peralatan perias wajah dengan harga terjangkau

Produk inilah yang kemudian menjadi cikal bakal dari produk Mooi Papua. Selain itu, Sarah bertekat dengan mengemas menjadi produk kecantikan bisa juga membantu produsen buah merah yang selama ini hanya menjual minyak buah merah. 

Baca Juga: Menganalisis sambil jualan produk ala Callista

Selama ini produsen hanya menjual jadi minyak buah merah. Penjualan minyak buah merah ini tak begitu besar, padahal panen buah bisa berlimpah.
 "Buah merah saat panen bisa enam  bulan sekali,  jadi banyak yang mubazir," tuturnya kepada KONTAN.

Baca Juga: Laba Cantik dari Bisnis Kosmetik Alami

Setelah membuat sun screen, ia mulai membuat beragam produk perawatan dan kecantikan lainnya berbasis minyak buah merah. Yakni ada lipbalm, sabun cair, sabun batangan, dan virgin coconut oil (VCO). 

Khusus VCO, bahan baku memang bukan dari buah merah tapi tetap kelapa yang berasal dari Papua. Ia membanderol produk tersebut mulai dari Rp 35.000 sampai Rp 90.000 per produk.

Saban bulan, ia bisa memproduksi antara 100 sampai 200 produk per masing-masing produk tentu dengan mencantumkan label Mooi Papua. Adapun pemasaran ia lakukan berdasarkan pesanan via media sosial karena butuh proses dalam pembuatan dan produk yang dijual tidak tahan lama. 

"Meski ada pengawet tapi dari bahan alami, sehingga tidak bertahan lama," ucapnya tanpa merinci durasi kadaluarsa produknya.

Selain jualan online, produk Mooi Papua juga bisa didapat di toko oleh-oleh Raja Ampat. Untuk pemasaran diluar Papua, Sarah masih mengandalkan jalur dari orang terdekat, bisa pihak keluarga atau teman. 

Adapun persoalan ongkos kirim masih menjadi kendala dirinya untuk ekspansi ke luar Papua. Meski begitu, dirinya tetap berupaya bisa masuk ke pasar Jakarta. Tujuannya adalah untuk bisa melakukan branding di daerah ibukota. 

Untuk bisa mewujudkan target tersebut, Sarah tengah mengupayakan untuk bisa mengantongi perizinan dari BPOM terlebih dahulu. Jika sudah mendapat izin, maka ekspansi pasar yang lebih luas bisa ia lakukan segera.

Sayang, Sarah tidak merinci omzet yang didapat. Yang jelas ia ingin membantu  masyarakat Papua yang menjual buah merah.            

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×