kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Bisnis produk makanan beku di masa pandemi semakin menjanjikan


Sabtu, 07 Agustus 2021 / 11:00 WIB
Bisnis produk makanan beku di masa pandemi semakin menjanjikan


Reporter: Ratih Waseso | Editor: Markus Sumartomjon

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Selama pandemi virus korona, tak sedikit usaha yang justru mengalami lonjakan permintaan, efek dari pembatasan mobilitas masyarakat. Salah satunya adalah usaha makanan beku alias frozen food.

Salah satu pemainnya, Santi Indriyana, pemilik  Bonles Frozen Food asal Bontang, Kalimantan Timur. Dia menyebutkan, sejak awal pandemi Covid-19, usahanya mengalami kenaikan omzet.

Sebelum pandemi, bisnisnya yang sudah berjalan sejak 2016 rata-rata bisa meraup omzet Rp 80 juta sebelum. Tapi, di awal pandemi, meroket hingga 100%.
Kemudian, omzet berangsur menurun tetapi masih naik.

"Mulai Januari sampai Maret 2021, omzet berkisar Rp 110 juta sampai Rp 120 juta per bulan, dan stabil sampai sekarang (masa PPKM)," kata Santi kepada KONTAN.

Bonles Food menjajakan beragam makanan beku. Mulai dari olahan ayam ungkep, bebek, lele, ikan nila, bandeng, hingga mujair. Harga yang Santi patok mulai dari Rp 38.000 hingga Rp 90.000 per bungkus.

Baca Juga: 5 Ide bisnis modal kecil tapi bisa memberi keuntungan besar

Dalam proses produksi, Santi menggarap bersama dengan empat karyawan.  Untuk pasokan bahan baku, ia mendapatkannya dari daerah sekitar. Misalnya, kebutuhan ayam dan bebek 150 ekor per bulan. Lalu,  untuk ragam jenis ikan, dia menghabiskan hingga 300 kilogram sebulan.

Dan, seluruh penjualan dari Bonles Frozen Food melalui kanal online, khususnya media sosial yang selama ini Santi lakukan. Namun, ada bantuan dari dua reseller yang juga memasarkan produk Bonles Frozen Food secara daring.

Rupanya, langkah Santi memasarkan secara online ini karena ada aturan penjualan produk makanan beku secara offline harus mendapatkan izin dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Hanya, saat ini dia tengah mengurus perizinan  di BPOM. "Ini masih proses (izin)," ungkap dia.

Baca Juga: Upaya usaha catering sehat bertahan saat pandemi Covid-19

Harapannya, jika sudah mengantungi izin dari BPOM, Bonles Frozen Food bisa menjajakan juga secara offline atau melakukan konsinyasi di toko-toko lain. Target lainnya yang tengah Santi kerjakan adalah membuka cabang Bonles Frozen Food di Balikpapan, Kalimantan Timur.

Hasil yang sama juga diraih oleh Aulia Rahmawati Tsaniya, pemilik Inafish.id asal Magelang, Jawa Tengah. Berbeda dengan Bonles Frozen Food, Inafish.id fokus pada produk olahan ikan dan ikan segar beku.

Selama pandemi, rata-rata Aulia bisa mendapat 50 sampai 80 pesanan per bulan. Sayang, ia tidak memerinci besarannya omzet yang diraih. Meski begitu, ada juga momen yang membuat penjualannya anjlok, seperti setelah Hari Raya Idul Adha. "Turun hingga 40%," ujarnya kepada KONTAN.

Sama seperti Bonles Frozen Food, Aulia juga mengandalkan penjualan online untuk menjajakan produknya. Hasilnya, produknya sudah tersebar luas di beberapa daerah selain Magelang. Rencananya, dia ingin mendirikan rumah produksi sendiri.      

Selanjutnya: Industri makanan-minuman rumahan harus punya sertifikat SPP-IRT, apa itu?

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×