kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Bisnis warnet meredup, bisnis games online merekah


Kamis, 24 November 2011 / 14:32 WIB
Bisnis warnet meredup, bisnis games online merekah
ILUSTRASI. Sektor-sektor yang menjadi pilihan tahun ini seperti sektor perbankan, pertambangan nikel, batubara, dan CPO.


Reporter: Ragil Nugroho, Hafid Fuad | Editor: Tri Adi

Beragam cara mengakses internet. Baik lewat ponsel pintar (smartphone), modem, atau jaringan internet via saluran kabel. Kondisi ini jelas mengancam bisnis warung internet (warnet). Omzet warnet yang sempat berjaya pada tahun 2000-an itu turun tajam. Agar bisa bertahan, banyak warnet jadi penyedia jasa games online.

Masa jaya warung internet tampaknya sudah mulai meredup. Dulu, seiring munculnya demam internet, membuat orang berbondong-bondong mendirikan warung internet atau warnet.

Tetapi, dunia terus berubah dengan cepat. Kalau dulu untuk memasuki dunia maya pintunya masih terbatas, kini sudah semakin terbuka dan, bahkan, semakin murah.

Lihat saja, kini untuk mengakses internet tersedia banyak pilihan. Bisa lewat jaringan internet di rumah atau menggunakan modem. Atau melalui berbagai produk smartphone yang menyediakan layanan akses internet langsung di ujung jari.

Munculnya berbagai kemudahan untuk mengakses internet itulah yang membuat pengusaha warnet deg-degan. Kemilau bisnis ini jelas bakal meredup, terutama di kota-kota besar.

Tak percaya? Lihatlah jaringan bisnis warnet The Patch yang beroperasi di Jabodetabek. Muhammad Haris, Manager The Patch, menyebutkan, omzet gerai warnet mereka turun hingga 40% sejak dua tahun yang lalu. "Penurunan omzet ini tentu juga berimbas pada laba kami," kata Haris.

Dua tahun lalu, setiap cabang warnet The Pacth bisa membukukan omzet Rp 1,5 juta per hari. Namun sekarang omzet itu melorot bak celana putus kolornya hingga tinggal Rp 900.000 per hari. Padahal, warnet The Patch kebanyakan bercokol di lokasi strategis, seperti dekat kampus atau di lokasi padat penduduk.

Dari 29 cabang warnet The Patch yang ada di Jabodetabek, Haris mengaku hanya mampu mendulang omzet Rp 78 juta per bulan. "Padahal dua tahun lalu omzet per bulan kami mencapai Rp 130 juta," terang Haris.

Penurunan omzet terjadi karena turunnya tingkat kunjungan, terutama pengunjung yang mengakses internet untuk browsing dan pencarian data. Haris bilang, kebutuhan browsing sekarang sudah bisa dipenuhi oleh smartphone atau fasilitas internet lainnya.

Agar tidak merugi, Haris mengalihkan bisnis warnet itu ke bisnis layanan games online. "Kami juga mendesain tata letak komputer agar nyaman untuk pengguna games online," terang Haris.

Menurut Haris, saat ini, jumlah pengunjung games online masih cenderung stabil dan tidak ada tanda-tanda penurunan seperti pengguna akses internet. "Jumlah pengunjung yang bermain games online tidak bertambah tapi juga tidak berkurang," jelas Haris.

Meredupnya bisnis warnet juga dirasakan warnet Eazy Net di Bandung, Jawa Barat. Ana Hasanah, General Manager Eazy Net, bahkan mengaku omzet usaha warnet yang dikelolanya sudah mulai menurun sejak lima tahun yang lalu. Belakangan, penurunan omzet itu semakin dalam.

Jika lima tahun lalu ia memperoleh omzet Rp 100 juta per bulan, kini omzet warnet Eazy Net hanya Rp 50 juta per bulan, atau turun 50%. Penurunan omzet jelas karena pengakses internet melalui warnet menurun.

Sama halnya dengan warnet The Patch, Eazy Net juga mengalihkan bisnis mereka ke bisnis layanan games online. Dari seluruh unit komputer yang tersambung ke internet, 80% di antaranya sudah berubah fungsi menjadi perangkat games online. "Usaha warnet bisa bangkrut jika hanya mengandalkan fasilitas browsing atau fasilitas cari data saja," ungkap Ana.

Selain itu, Eazy Net juga berusaha melakukan diversifikasi usaha seperti memberikan layanan jasa fotokopi, scanning, dan printing dokumen. Karena lokasi warnet berdekatan dengan sekolah, usaha sampingan ini mampu menahan penurunan omzet Eazy Net.

Agar omzet bisa kembali naik, Ana mengaku sedang mempersiapkan konsep kafe untuk gerai Eazy Net tersebut. "Di Bandung sudah banyak warnet yang menjadi kafe tempat nongkrong," tutur Ana.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×