Reporter: Mona Tobing, Handoyo | Editor: Tri Adi
Selama lima tahun terakhir, popularitas buah naga belum bergeser. Selain rasanya yang segar, buah ini juga punya banyak khasiat bagi kesehatan. Para petani pun membudidayakan buah naga versi lokal. Kini, muncul buah naga hitam yang bakal menjadi idola baru.
Secara fisik, buah naga hitam hampir sama dengan buah naga merah. Tampilan kulit luarnya adalah merah pekat, hanya daging buahnya berwarna hitam.
Lantaran dagingnya berwarna hitam, buah naga ini mendapat sebutan buah naga hitam. Lantas, dari manakah warna hitam berasal?
Menurut Agus Rhoma, pemilik Kebon Nego, warna hitam berasal dari penggunaan pupuk berwarna hitam. Buah naga hitam merupakan hasil dari pembaharuan buah naga super red. "Cuma dalam perawatannya mempergunakan pupuk hitam atau black natural," terang Agus. Pupuk inilah yang membuat genetika buah naga super red berubah menjadi buah naga daging hitam.
Idealnya, lokasi pembudidayaan buah naga berada di ketinggian kurang dari 400 meter di atas permukaan laut (dpl). Namun, buah naga hitam juga bisa berkembang dengan baik di tempat dengan ketinggian 0-1.000 dpl.
Untuk menanam buah naga hitam juga tak perlu disesuaikan dengan habitat aslinya seperti di gurun atau perlu penambahan pasir. "Namun di tanah biasa pun juga bisa," jelas Merry, pemilik CV Jolang Pratama.
Buah naga hitam juga tak butuh suhu terlalu panas. Merry mengatakan, dengan suhu mencapai 18 derajat Celsius seperti di Ponorogo, buah naga hitam bisa berkembang dengan baik.
Pembudidayaan buah naga hitam juga tak sulit. Hampir sama dengan buah naga biasa, hanya kebersihan lingkungan di sekitarnya harus benar-benar terjaga.
Bahan dan alat yang sederhana serta kemudahan mendapatkannya menjadi salah satu kelebihan dari pembudidayaan buah naga hitam. Untuk membudidayakannya, pertama, Anda harus menyediakan polybag berisi campuran pupuk kompos dari kotoran hewan, tanah gembur dan abu untuk berat satu kilogram. "Setelah bibit ditanam, letakkan di tempat yang teduh," ujar Agus.
Agar pohon berdiri tegak, diperlukan penyangga kayu atau tiang beton. "Saya menyarankan pemakaian kayu angsana atau kayu kuda supaya buah dapat menyerap sari-sari makanannya," terang Agus.
Karena budidaya buah naga ini amat bergantung dengan cuaca alam, saat musim kemarau sebaiknya dilakukan penyiraman tiga kali sehari dengan air secukupnya. Saat musim hujan, para petani harus memperhatikan kadar PH dari tanah sehingga perlu ada terpal yang melindungi buah naga.
Selain pemupukan rutin, petani harus menggunakan pupuk berkualitas. "Paling bagus adalah pupuk organik kandang," ujarnya. Pemberian pupuk cair atau pupuk butir padat NPK organik juga bisa dilakukan.
Dalam sebulan, pemupukan bisa dilakukan selama dua kali dengan takaran sebanyak satu sendok makan untuk satu pohon. Pemupukan memang menjadi treatment yang paling penting dalam proses pembudidayaan buah naga.
Sejak mulai ditanam, petani juga harus rajin memangkas rerumputan yang tumbuh kebun buah naga supaya tak menganggu pertumbuhan dan tidak mendatangkan hama.
Maklum, buah naga hitam ini rentan pada bakteri yang membuat buah berwarna kuning kemerahan. Karena itu, penyebaran kapur pertanian perlu dilakukan di sepanjang lahan.
(Bersambung)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News