Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk, Marantina | Editor: Havid Vebri
Sampai saat ini masih banyak pasar tradisional di DKI Jakarta yang belum direvitalisasi. Salah satunya adalah Pasar Bendungan Hilir (Benhil), Jakarta Pusat. Walaupun program revitalisasi pasar penuh dengan kontroversi, para pedagang di Pasar Benhil tetap menantikan rencana PD Pasar Jaya merevitalisasi pasar tempat mereka mangkal tersebut.
Sudiati, pedagang di Pasar Benhil bilang, kondisi pasar Benhil sudah tidak nyaman buat berjualan. Itu juga yang membuat pasar ini sepi pengunjung. "Kalau hujan, air pasti masuk ke lantai dasar. Pembeli malas ke sini," kata Sudiati, Selasa (25/2).
KONTAN melihat sendiri kondisi pasar yang penuh dengan genangan air. Kebetulan saat hujan baru saja turun, sehingga air menggenangi lantai dasar. Selain itu, bangunan pasar yang terdiri dari dua lantai sudah rusak. Kondisi itu diperparah dengan banyaknya tumpukan sampah di sudut-sudut pasar
Pasar ini juga terlihat sepi pengunjung. Hanya tempat-tempat makan yang terlihat ramai dikunjungi orang-orang kantoran yang hendak mencari makan siang.
Terkait biaya sewa, Sudiati mengaku tidak masalah bila PD Pasar Jaya menaikkan biaya sewa kios sepanjang kenaikannya tidak terlalu memberatkan. Menurutnya, pedagang Pasar Benhil sudah diajak bicara oleh PD Pasar Jaya terkait biaya sewa kios setelah direvitalisasi.
"Kisaran sewanya menjadi sekitar Rp 27 juta per meter selama 20 tahun, bagi kami tidak masalah karena itu sudah menjadi kesepakatan bersama," ujar Sudiati.
Tomas, salah satu staf pengelola Pasar Benhil menjelaskan, pemerintah DKI memang berencana merevitalisasi pasar Benhil pada tahun ini. Namun, ia pesimistis target itu terlaksana. "Ini kan mau Pemilu, habis itu Lebaran, pedagang tak akan mau pindah kalau sudah menjelang Lebaran," tutur Thomas.
Sekretaris Jenderal Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia (APPSI), Ngadiran, menuturkan program revitalisasi pasar menyebabkan harga sewa maupun harga beli kios di pasar tradisional meningkat drastis.
Penyebabnya, PD Pasar Jaya bekerja sama dengan pihak swasta sebagai pengembang. Pengembang mengambil untung 30% - 40% dari biaya pembangunan. Setelah itu PD Pasar Jaya pun mencari untung. Itu sebabnya harga kios setelah revitalisasi pasar melonjak.
Di Pasar Mayestik, contohnya. Harga beli kios seluas 2 x 2 meter naik dari Rp 60 juta, kini jadi Rp 20 juta per meter untuk pedagang sayur. Bagi pedagang kain sebesar Rp 40 juta per meter. Dan harga kios pedagang emas dipatok Rp 50 juta per meter.
"Dekat pintu masuk, harganya bisa tambah 15%," ujarnya. Pasar yang sudah usang harus dipercantik. Tetapi harga kios paska revitalisasi tak boleh melonjak.
(Selesai)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News