kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.950.000   -9.000   -0,46%
  • USD/IDR 16.387   -17,00   -0,10%
  • IDX 7.515   -0,52   -0,01%
  • KOMPAS100 1.059   -1,97   -0,19%
  • LQ45 792   -4,13   -0,52%
  • ISSI 254   0,61   0,24%
  • IDX30 412   -2,81   -0,68%
  • IDXHIDIV20 470   -3,89   -0,82%
  • IDX80 119   -0,38   -0,32%
  • IDXV30 123   -0,67   -0,54%
  • IDXQ30 132   -1,07   -0,81%

David menjajal peruntungan usaha sepatu pria (3)


Selasa, 08 Desember 2015 / 15:55 WIB
David menjajal peruntungan usaha sepatu pria (3)


Reporter: Jane Aprilyani | Editor: Tri Adi

Meski masih membesarkan Dry Bag, David Yuwono sudah berani mengembangkan sayap dengan memproduksi sepatu kulit khusus pria. Bahkan akhir tahun lalu, dia menjajal membangun situs toko bangunan online.

Mempelajari dunia bisnis sambil praktik menjadi pengusaha produk fesyen berbahan denim dijalani oleh David Yuwono dengan terus berusaha melakukan inovasi produk. Bukan hanya tas, David mengendus peluang lain yang masih berkaitan dengan produk fesyen yakni membuat sepatu. Sejak pertengahan tahun 2013, dia mulai berbisnis sepatu kulit dengan merek SuedeShoe.

Namun, karena ditolak oleh Direktur Jenderal Hak Kekayaan dan Intelektual (HAKI) dan hak paten tidak keluar, tahun 2014, dia mengganti merek sepatu menjadi Mildew. Harga jual sepatu kulit buatannya mulai dari Rp 190.000 hingga seharga Rp 314.000 per pasang.

Untuk produk sepatu, David hanya menyasar konsumen pria. Produk berkualitas dan harga yang pas di kantong pasar yang dia sasar menjadi senjata untuk bergerilya merebut pasar. Dia juga menjalin kerjasama dengan pemasok untuk produksi sepatu. Sehingga ia bisa berkonsentrasi dalam pemasaran. Selain lewat reseller dan distributor, David rajin berjualan di toko online atau situs online seperti Kaskus dan Lazada.

Berbisnis sambil kuliah waktu itu memang diakui David bukanlah perkara mudah. Dia harus memanfaatkan waktu sebaik mungkin. Darisini, David juga bisa lebih menghargai nilai uang. Sebab, dengan menghasilkan uang sendiri, dia sadar sulitnya mencari uang. Meski konsetrasinya terpecah, nyatanya David bisa lulus tepat waktu, yakni empat tahun dari Prasetya Mulya.

Dia bercerita, sampai saat ini pun masih mengalami berbagai kendala usaha. Salah satunya adalah sulitnya mencari sumber daya manusia (SDM) yang loyal dengan pekerjaannya. Ditambah, dengan kondisi pasar yang terkadang tak menentu, membuat penjualannya selalu mengalami naik turun.

David berstrategi untuk selalu mengikuti tren fesyen yang sedang berlangsung untuk ide desain produk tas maupun sepatunya. Disamping itu, cara David mempertahankan omzet bisnisnya dengan berusaha memberi pelayanan dan kualitas produk yang tidak mengecewakan pelanggannya. Saat ini dia bisa memproduksi 150 tas per bulan. Sementara supplier yang bekerjasama dengannya bisa memasok 300 tas per bulan.

Dengan berbagai strategi itu, David berharap bisa menjual lebih banyak produk dan menjangkau seluruh daerah di Indonesia. Selain itu, dia pun memiliki mimpi bisa melakukan ekspansi ke luar negeri.

Belum puas berbisnis produk fesyen, David juga melebarkan sayap usaha toko bangunan online yang baru saja dia luncurkan Desember 2014 lalu. Lewat situs materialbahanbangunan.com yang dia bangun sendiri, David menjual aneka material bahan bangunan mulai dari sekrup, kawat, mur, hingga kunci inggris. "Harga jual material bahan bangunan mulai Rp 100.000 sampai Rp 3 juta," ucap David.

Bungsu dari dua bersaudara ini menjalankan berbagai bisnis untuk memenuhi kebutuhan ekonominya. Dia menyadari setiap bidang usaha pasti mengalami kenaikan dan penurunan penjualan. Sehingga, dengan memiliki beberapa usaha, harapannya bisa saling mendukung jika salah satu usaha sedang menurun.      

(Selesai)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mitigasi Risiko SP2DK dan Pemeriksaan Pajak Executive Macro Mastery

[X]
×