kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45893,43   -4,59   -0.51%
  • EMAS1.333.000 0,53%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Dedy rancang konsep robotik dalam pembuatan maket


Selasa, 26 Oktober 2010 / 15:02 WIB
Dedy rancang konsep robotik dalam pembuatan maket
ILUSTRASI. Omah WK


Reporter: Fahriyadi | Editor: Tri Adi

Hobi memang kerap menjadi jembatan bagi seseorang untuk meraih kesuksesan. Hal ini dialami pula oleh Dedy Febriansyah. Berawal dari hobi membuat miniatur konstruksi bangunan, kini dia sukses membuka usaha pembuatan maket properti. Dengan bendera usaha PT Miniatur Maket, Dedy merintis usahanya itu di Depok.

Semula, tidak pernah terlintas di benak Dedy Febriansyah menekuni usaha pembuatan maket beragam bangunan properti. Namun, hobinya membuat miniatur produk, telah membawa lelaki lulusan Teknik Sipil di Akademi Pekerjaan Umum tahun 2000 ini menggeluti usaha pembuatan maket properti.

Dedy menekuni hobi membuat produk miniatur sejak dia duduk di bangku sekolah dasar. Dari hobinya itu pula, Dedy berjodoh dengan pekerjaan di bidang properti. Pada tahun 2003, dia sempat bekerja di salah satu perusahaan properti di Jakarta.

Sayang, dia tidak bertahan lama bekerja di perusahaan itu. Hobinya membuat produk miniatur, terus menggoda naluri wirausaha lelaki berusia 35 tahun ini.

Maka, setelah tiga tahun bekerja sebagai karyawan, Dedy memutuskan berhenti dari tempatnya bekerja. Kemudian, dia serius menggarap hobinya merakit dan membuat produk miniatur.

Di awal kiprahnya, Dedy tidak langsung membuat maket. Dia hanya membuat beragam miniatur produk, seperti rumah, mobil, pesawat, kereta api, menara dan produk lainnya.

Ketika itu, pasar yang dia bidik adalah kalangan komunitas atau kolektor miniatur. Dedy melihat, segmen pasar tersebut terbilang besar. Namun, kala itu dia masih mengandalkan pemasaran secara door to door kepada para kolektor. Strategi pemasaran itu membuahkan hasil.

Seiring berjalannya waktu, Dedy mulai merambah ke bisnis pembuatan maket. "Awalnya karena ada permintaan dari sebuah perusahaan pengembang properti untuk kebutuhan pameran," katanya.

Sejak saat itu, Dedy serius menggarap bisnis pembuatan maket. Apalagi, kata dia, bisnis ini bisa mendatangkan keuntungan besar. "Bisnis ini juga tidak bisa dilakukan semua orang, butuh keterampilan dan kreativitas untuk menggelutinya," imbuhnya.

Keseriusan Dedy menekuni bisnis ini dia buktikan dengan selalu melakukan inovasi terhadap produk maket buatannya. Saat ini, dia tengah mengembangkan konsep motorik robotik dalam pembuatan maket. Konsep itu memungkinkan sejumlah komponen benda yang terdapat dalam maket bisa bergerak, layaknya tampilan 3D di komputer.

Kelak, dengan konsep ini, miniatur mobil yang diletakkan dalam maket proyek perumahan atau apartemen, bisa bergerak sesuai jalur yang ditentukan. "Konsep ini digerakkan oleh tenaga listrik," ujar Dedy. Konsep inovasi ini telah diperkenalkan ke publik pada Juni lalu, saat pameran proyek pencucian mobil yang diselenggarakan Gaikindo di PRJ Kemayoran, Jakarta.

Dedy mengklaim, teknologi yang dikembangkannya merupakan yang pertama di Indonesia. "Modal untuk pembuatan maket motorik ini sekitar Rp 8 juta," ujarnya. Dia juga telah menggunakan mesin laser untuk memotong bahan baku maket seperti besi, akrilik, dan PVC atau plastik. Mesin laser digunakan untuk mempercepat proses produksi. "Kesulitan saat pemotongan bisa teratasi," ungkapnya.

Dengan bantuan mesin ini, dalam sebulan Dedy bisa mendapatkan order 5-10 pembuatan maket. Biasanya, dia membuat maket dengan skala 1:1.000 hingga 1:10 dan rentang tarif Rp 12 juta hingga Rp 500 juta per proyek.

"Ukuran luas dan komponen dalam maket juga menentukan harga," kata dia. Dari bisnis ini, Dedy bisa meraup omzet rata-rata Rp 100 juta per bulan.

Proyek terbarunya adalah maket miniatur satelit Palapa D milik Indosat. Sebelumnya, Dedy pernah menggarap maket beberapa proyek besar lainnya. Di antaranya, maket Apartemen Orchard di Singapura dan maket Gedung Medco di Jakarta.

Dia juga membuat maket miniatur proyek pengadaan kapal pintar sebanyak 250 unit, yang dicanangkan oleh Ibu Negara Ani Yudhoyono, pada tahun lalu.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Practical Business Acumen Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×