kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.318.000 -0,68%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Dimensi laba dari studio tiga dimensi


Rabu, 24 November 2010 / 14:56 WIB
Dimensi laba dari studio tiga dimensi
ILUSTRASI. Berbelanja bunga potong di Klender


Reporter: Rizki Caturini, Mona Tobing | Editor: Tri Adi

Tuntutan masyarakat modern akan jasa dan fasilitas hiburan kian besar. Ini membuat bisnis hiburan berkembang pesat, terlebih di kota-kota besar. Banyak alternatif hiburan yang bisa didapatkan masyarakat, salah satunya adalah menonton bioskop. Apa lagi, menonton film tiga dimensi (3D) yang belakangan ini sedang tren.

Sebenarnya bisnis ini tidak hanya dimonopoli perusahaan besar. Anda juga bisa menjajal bisnis ini dengan investasi yang jauh lebih murah, dengan konsep bioskop mini.

Peluang ini lah yang digarap oleh PT Angkasa Raya Jaya yang mulai meramaikan bisnis bioskop mini sejak awal 2010. Perusahaan asal Cirebon, Jawa Barat ini menawarkan konsep studio film mini berkapasitas tempat duduk 20 orang dengan teknologi khusus yang mendukung pemutaran film 3D. Merek usahanya adalah Star 3D Movie.

Semenjak berdiri sampai sekarang, Star 3D Movie telah memiliki tujuh gerai. Gerai-gerai tersebut tersebar di beberapa kota Jawa Barat, Pekalongan, Makassar, dan Samarinda. "Ini adalah bisnis masa depan, karena film 3D akan semakin berkembang," kata A. Wibowo, pemilik Star 3D Movie.


Dua paket kemitraan

Untuk mengembangkan usaha, sejak awal November 2010, Wibowo menawarkan paket kemitraan Star 3D Movie. Menurut Wibowo, antusias masyarakat cukup tinggi, dibuktikan dengan sudah bergabungnya empat mitra.

Jika Anda berminat menjalankan bisnis ini, ada dua paket kemitraan yang bisa dipilih. Pertama, paket 3D dengan biaya investasi senilai Rp 300 juta. Kedua, paket empat dimensi (4D) dengan biaya investasi Rp 1,2 miliar. "Paket kedua cukup mahal, jadi saat ini kami masih fokus pada paket 3D terlebih dahulu," ujar Wibowo.

Dengan investasi Rp 300 juta, mitra akan mendapatkan perlengkapan usaha, seperti peralatan audio visual, kacamata 3D, infrastruktur studio dan sistem ticketing. Lama kontrak kerjasama kemitraan selama lima tahun tanpa ada biaya perpanjangan.


Sementara untuk paket 4D, perbedaannya fasilitas yang diperoleh mitra terletak pada teknologi yang lebih canggih. Paket ini juga memberikan kursi yang bisa bergerak sesuai dengan efek film yang diputar.

Untuk memulai usaha ini, calon mitra juga harus menyiapkan ruang dengan luas minimal 4,5 m x 8 m. "Lebih baik lokasi usaha di pusat keramaian seperti mal," kata Wibowo.

Setelah semua terpenuhi, termasuk pembuatan studio yang sesuai dengan konsep 3D, mitra akan memperoleh enam judul film 3D. Mitra bisa menambah koleksi judul film terbaru tiap enam bulan hingga setahun sekali yang disediakan pusat. Film-film tersebut lisensi atau hak siarnya didapat langsung dari nWave Pictures di Amerika Serikat. NWave memproduksi dan mendistribusikan konten 3D dan 4D ke seluruh dunia.

Jika ingin menambah koleksi film, mitra bisa membeli hak penayangan satu judul film seharga Rp 200 juta untuk satu tahun. "Tapi ada beberapa film yang bisa dimiliki oleh mitra selamanya," katanya. Satu film berdurasi 5 menit. Dengan harga tiket Rp 20.000 per orang, penonton bisa menonton 3 film sekaligus.

Salahudin, salah satu mitra Star 3D Movie di Makassar mengatakan, terbatasnya judul film membuat penayangan film harus diatur waktunya sedemikian rupa. "Agar konsumen tidak bosan," katanya.

Ia mengaku selama ini jumlah pengunjung bioskopnya cukup banyak sehingga omzet tiap bulan mencapai Rp 100 juta. Sebagian besar pengunjung yang masuk adalah mahasiswa dan anak sekolah. "Saya optimistis sembilan bulan sudah bisa balik modal," katanya.

Star 3D Movie
Jl. Panjunan No 66
Cirebon Jawa Barat
HP: 081313091547

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×