kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Bisnis terapi anak berkebutuhan khusus kian mengembang


Selasa, 23 November 2010 / 14:14 WIB
Bisnis terapi anak berkebutuhan khusus kian mengembang
ILUSTRASI. Savings Bond Ritel SBR004


Reporter: Fahriyadi, Rivi Yulianti | Editor: Tri Adi

Banyak orang tua yang kesulitan menangani perkembangan anak berkebutuhan khusus. Ini jadi latar belakang usaha klinik tumbuh kembang anak di wilayah perkotaan tumbuh subur. Dengan modal yang tak terlalu besar, usaha ini mendatangkan keuntungan menggiurkan setiap bulannya.

Dalam usahanya, klinik tumbuh kembang anak menawarkan beberapa terapi sesuai dengan gangguan yang dialami sang anak. Happy Kids Therapy, misalnya, klinik yang beroperasi sejak 2008 lalu di wilayah Cipondoh, Tangerang.

Silvia Yuliana, pemilik Happy Kids Therapy, mengatakan, kliniknya memberikan pelayanan terapi untuk usia lima bulan sampai 15 tahun yang datang dengan pelbagai keluhan. Permasalahan anak yang kerap muncul adalah, gangguan fisik, seperti terlambat duduk, jalan, dan bicara. Atau, gangguan secara saraf, semisal Cerebral palsy atau lumpuh otak, autis, dan hiperaktif.

Biasanya, program terapi ini berlangsung satu hingga tiga bulan dengan frekuensi kedatangan dua hingga tiga kali tiap minggu. "Waktu terapi disesuaikan dengan tingkat gangguan. Semakin berat kasusnya, maka waktu terapi akan semakin panjang," ucap Silvia.

Selain itu, faktor usia juga turut menentukan proses penyembuhan. Kian dewasa, proses kesembuhannya mungkin akan kian lambat.

Dalam sebulan, Silvia bisa menampung sekitar 30 anak dengan beragam kasus. Biaya terapi di klinik ini berkisar Rp 500.000 hingga Rp 1,2 juta per bulan. Alhasil, omzet Happy Kids Therapy bisa mencapai Rp 17 juta.

Sejauh ini, Silvia melihat prospek usaha itu cukup menjanjikan. Tapi, ingat, persaingan juga kian sengit. Ia pun memberi contoh, di wilayah Tangerang saja, terdapat enam usaha sejenis. Mereka ada yang dioperasikan oleh kalangan medis maupun nonmedis.

Belum lagi, beberapa rumah sakit yang juga menyediakan layanan serupa. Meski begitu, ia tetap optimistis, kebutuhan terapi ini makin meningkat.

Iramaswaty Kamarul, pemilik Klinik Pela 9, pun melihat peningkatan yang cukup signifikan di klinik tumbuh kembang anak. Soalnya, "Saat ini, orang tua makin menyadari akan pentingnya terapi bagi anak mereka yang punya kebutuhan khusus," ujarnya.

Tak heran, total kunjungan dari ketiga cabang Klinik Pela 9 berkisar 3.000 hingga 4.000 kunjungan sebulan. Berbeda dengan Happy Kids Therapy, Pela 9 menetapkan tarif per kunjungan.

Klinik yang beroperasi sejak 2008 ini mematok biaya Rp 80.000-Rp 150.000 tiap kunjungan. "Besarnya biaya tergantung tingkat keparahan dan kebutuhan pasien berdasarkan hasil diagnosa," ungkap Iramaswaty.

Di kliniknya, Iramaswati menawarkan terapi untuk keterlambatan tumbuh kembang, seperti gangguan motorik, bicara, dan perilaku, termasuk autisme.

Tapi, Iramaswati tak gentar menghadapi persaingan yang semakin ketat. Pasalnya, ia mampu memberikan pelayanan yang terbaik. Apalagi, kliniknya tidak hanya memiliki tenaga dokter dan terapis, tapi juga fasilitas terapi yang memadai.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×