kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Dompet makin sehat berkat klinik kesehatan


Kamis, 27 Februari 2014 / 14:28 WIB
Dompet makin sehat berkat klinik kesehatan
ILUSTRASI. JAKARTA,02/11-IMPOR GULA CAPAI 2,4 MILIAR DOLLR AS. Buruh mengangkut karung berisi gula yang akan dikirim ke beberapa pulau di Indonesia melalui Pelabuhan Sunda Kelapa, Jakarta, Rabu (02/11). KONTAN/Fransiskus SImbolon/02/11/2011


Reporter: Harris Hadinata, Mona Tobing | Editor: Tri Adi


Bisnis di bidang kesehatan termasuk salah satu bisnis yang tak pernah mati. Maklum saja, semua manusia normal pasti pernah jatuh sakit.  Karena itu, bisnis yang berhubungan dengan kesehatan akan selalu dibutuhkan.

Apalagi, di tahun 2014 ini diperkirakan bisnis kesehatan bakal berjaya. Penyebabnya tentu saja adalah Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) dan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) mulai berlaku. "Adanya BPJS dan SJSN akan mendorong industri kesehatan," kata Amir Karamoy, Chairman Yayasan Peduli Ginjal Indonesia (Yadugi).

Berlakunya kebijakan jaminan sosial tersebut bakal membuat orang tidak khawatir soal biaya saat sakit. Alhasil, para pelaku bisnis kesehatan memperkirakan kunjungan ke dokter, klinik, atau rumahsakit bakal bertambah. Permintaan akan obat-obat, terutama obat generik, juga bakal meningkat.

Maka, tidak mengherankan apabila pelaku bisnis kesehatan beramai-ramai melakukan ekspansi tahun ini. Bahkan kelompok usaha besar seperti Grup Lippo dan Grup Ciputra juga getol melakukan ekspansi
di bisnis kesehatan.

Grup Lippo, misalnya, melalui rumahsakitnya, yakni Siloam, berniat membuka sekitar enam sampai delapan rumahsakit baru tahun ini. Selain itu, Siloam berencana memperluas jaringannya dengan membuka klinik kesehatan di kawasan hotel atau perkantoran.

PT Kimia Farma Tbk juga tidak mau kalah. Perusahaan milik pemerintah ini berniat membangun 100 unit klinik kesehatan tahun ini, untuk mendukung program SJSN dan BPJS. Sampai saat ini, Kimia Farma sudah memiliki 200 klinik.


Peluang besar

Bukan cuma bisnis para pemain besar yang melejit. Para pengusaha level usaha kecil dan menengah (UKM) pun masih bisa merasakan gurih cuan di bisnis kesehatan.

Dengar saja cerita Rochadi Ariawan, salah satu pemilik klinik gigi Dentaris. Ia bercerita pertama kali ia membuka klinik gigi di kawasan Serpong, Banten, pada 2008 silam. Klinik gigi miliknya adalah satu-satunya klinik di sana. Namun, dalam kurun waktu sekitar lima tahun, kini sudah ada setidaknya 12 klinik gigi yang beroperasi di wilayah Serpong. "Kesehatan selalu menjadi kebutuhan primer masyarakat dan tidak pernah libur," terang Rochadi. Ia sendiri saat ini sudah memiliki empat klinik gigi.

Nah, kalau Anda berniat membuka usaha dan sedang mencari-cari bisnis yang cocok, Anda bisa mempertimbangkan untuk menjajal bisnis kesehatan. Tenang saja, Anda tidak perlu khawatir harus bersaing dengan para raksasa bisnis yang melakukan ekspansi di bisnis kesehatan tadi.

Meski pemain cukup banyak, peluang bagi pemain baru di bisnis kesehatan masih terbuka lebar, kok. Apalagi, dengan pemberlakuan program SJSN dan BPJS, kue bisnis kesehatan bakal semakin besar.

Apalagi, sejatinya bisnis kesehatan juga banyak macamnya. Anda tidak harus membuka rumahsakit bila ingin menekuni bisnis kesehatan. Anda juga bisa menjaring cuan di bisnis kesehatan dengan membuat klinik kesehatan.

Klinik kesehatan sendiri ada bermacam-macam. Anda bisa mempertimbangkan membuka klinik kesehatan umum. Klinik seperti ini biasanya menyediakan beberapa layanan medis. Selain dokter umum, klinik ini bisa juga memiliki dokter spesialis, misalnya dokter gigi. Bahkan, ada klinik yang memiliki laboratorium, layanan rontgen hingga apotek sendiri.

Selain klinik umum, ada juga klinik spesialis. Contohnya klinik gigi milik Rochadi. Selain itu, ada juga klinik cuci darah, seperti klinik cuci darah yang dikembangkan oleh Amir Karamoy bersama Yadugi.

Anda bisa memilih mendirikan klinik kesehatan sendiri. Atau, kalau Anda tidak mau repot, ada banyak tawaran waralaba dan kemitraan klinik kesehatan. Klinik cuci darah Mitra Medika Extra yang dikembangkan oleh Amir Karamoy dan Yadugi juga menawarkan peluang ini. Selain itu, masih banyak tawaran waralaba atau kemitraan klinik kesehatan yang Anda bisa cari melalui internet.

Untuk memulai bisnis klinik kesehatan memang susah-susah gampang. Menurut para pelaku yang sudah terjun ke bisnis ini, ada beberapa aspek yang perlu Anda ketahui saat berbisnis klinik kesehatan.


• Memiliki pengetahuan soal kesehatan

Seorang pebisnis tentu harus benar-benar mengenal bisnis yang dia tekuni. Jadi, kalau Anda ingin membuka klinik kesehatan, Anda harus benar-benar memahami seluk-beluk soal kesehatan. Maklum saja, bisnis ini merupakan bisnis yang berurusan dengan kesehatan seseorang. Anda tentu tidak mau, dong, kalau suatu saat setelah Anda membuka klinik kesehatan terjadi kesalahan penanganan atau diagnosis atas pasien di klinik tersebut. "Bisnis kesehatan itu bisnis trust, kalau pasien tidak percaya dia tidak akan datang," tegas Amir.

Tentu saja, memahami masalah kesehatan bukan berarti Anda harus seorang dokter. Anda bisa mencari informasi yang cukup mengenai layanan kesehatan yang diberikan klinik yang rencananya Anda dirikan. Taruh kata berniat membangun klinik gigi, Anda setidaknya tahu sedikit mengenai kesehatan dan penyakit gigi.

Dari mana bisa mendapatkan info seputar kesehatan tersebut? Anda bisa membaca buku-buku soal kesehatan atau mencari informasi melalui internet.

Akan lebih baik lagi kalau Anda memiliki pengalaman berurusan dengan layanan kesehatan yang rencananya diberikan di klinik yang akan Anda dirikan. "Kalau mau bisnis klinik gigi, kalau perlu terjunlah selama dua tahun sebagai karyawan di klinik gigi untuk mengenal bisnis klinik gigi," kata Rochadi.

Alternatif lainnya, Anda bisa mencari orang yang berpengalaman di bidang layanan kesehatan yang diberikan klinik Anda untuk membantu menjalankan bisnis. Contoh, kalau Anda berniat mendirikan klinik gigi, Anda bisa merangkul dokter gigi sebagai rekan bisnis. Cuma, Amir mengingatkan, tetap akan jauh lebih baik kalau Anda sendiri memiliki pengetahuan soal layanan yang diberikan klinik, meski sedikit.

Memiliki pengetahuan juga akan membuat Anda terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan, seperti penipuan. Dengar saja pengalaman Rochadi. Ketika pertama kali berbisnis klinik gigi, ia sempat tertipu rekan bisnis. "Ia memasang harga tinggi dari harga yang sebenarnya, sehingga biaya yang harus dikeluarkan naik 50% dari harga normal," kisah dia.

Rochadi baru sadar ia tertipu ketika membuka klinik gigi kedua. Saat itu investasi yang harus dikeluarkan Rochadi ternyata hanya setengah dari investasi di klinik pertama. Sejak saat itu ia bertekad terjun sendiri di bisnis klinik gigi ini.


• Lokasi

Faktor yang juga penting dalam menjalankan bisnis kesehatan adalah faktor lokasi. Syarat utama lokasi yang cocok untuk mendirikan klinik kesehatan pada dasarnya sama dengan sebagian besar bisnis lain, yakni lokasinya gampang dijangkau oleh pelanggan, dalam hal ini adalah pasien.

Lokasi penting lantaran lazimnya pasien datang dalam keadaan tidak sehat. Bayangkan penderitaan si pasien bila akses ke klinik susah dilalui.

Soal kriteria lokasi memang bisa berbeda-beda, tergantung dari klinik yang didirikan. Pada umumnya lokasi yang baik untuk klinik kesehatan adalah lokasi yang dekat dengan perumahan atau perkantoran. Dus, pasien yang butuh bantuan medis bisa ditangani segera.

Lain lagi untuk klinik cuci darah alias hemodialisis. Menurut Amir, lokasi klinik cuci darah tidak harus benar-benar berada di lingkungan perumahan. Yang penting lokasi terletak di pinggir jalan besar yang gampang dijangkau dan memiliki tempat parkir yang luas.

Selain itu, klinik cuci darah tidak harus berdiri sendiri. Amir menyebut klinik cuci darah bisa juga didirikan sebagai bagian dari rumahsakit. Salah satu contohnya adalah klinik cuci darah yang didirikan Amir di Cibubur, Jawa Barat. Amir membuka klinik ini di dalam Rumah Sakit Meilia. "Dengan membuka di rumahsakit, layanannya juga lebih terintegrasi. Pasien butuh obat bisa langsung ke apotek, kalau harus rawat inap bisa langsung rawat inap di sini," jelas dia.

Klinik cuci darah harus memiliki akses air bersih. "Lebih disukai air PDAM, bukan air tanah," kata dia.

Agar pemasukan maksimal, Amir menyarankan klinik cuci darah bisa menampung setidaknya empat mesin cuci darah plus empat ranjang. Ukuran satu mesin dan satu ranjang sekitar 3 meter x 6 meter. Selain itu, klinik harus punya ruang tunggu pasien, toilet khusus pasien dan pengunjung, ruang penyimpanan serta ruang
penyulingan air.


• Pilih dokter

Faktor lain yang sangat penting dalam mendirikan klinik kesehatan adalah sumber daya manusia. Kalau ingin bisnis berkembang dengan baik, tentu Anda harus bisa mencari dokter yang memiliki kredibilitas baik dan mumpuni.

Apalagi, pada dasarnya dokter merupakan senjata untuk menarik pelanggan. Kebanyakan orang jika sudah merasa cocok dengan satu dokter maka dia akan kembali ke dokter yang sama. "Jika pasien diedukasi dengan baik oleh dokter, mereka tidak akan berpaling kepada dokter lain," imbuh Rochadi.

Ini juga yang menjadi falsafah Rochadi. Karena itu ia selalu merekrut dokter yang tidak hanya mampu memberi pelayanan bagus dan berkualitas, tapi juga mampu mendidik pasien. Ia juga menggelar training center untuk mengenal karakter dokter yang ia rekrut.

Segendang sepenarian dengan Rochadi. Amir lebih menyukai dokter yang bisa menjadi keluarga bagi pasien untuk klinik cuci darahnya. "Pasien harus berbaring di ranjang selama 5 jam saat cuci darah, kalau dokter dan perawatnya enggak ramah, kan, pasien tidak nyaman," jelasnya.

Cuma, Amir mengaku cukup sulit mencari dokter dan perawat untuk klinik cuci darah. Pasalnya, dokter dan perawat tersebut harus memiliki sertifikasi spesialis ginjal. Nah, jumlah dokter dan perawat yang memiliki sertifikasi tersebut masih sangat jarang.


• Modal

Selebihnya, tentu Anda harus memiliki modal yang cukup. Modal untuk mendirikan klinik kesehatan ini memang cukup mahal, lantaran harga alat-alat medis tidak murah.

Rochadi menyebutkan, modal untuk mendirikan klinik gigi sekitar Rp 350 juta. Dari jumlah tersebut, sekitar 50% adalah biaya untuk membeli alat-alat medis dan perlengkapan klinik gigi lainnya. "Sekitar 25% untuk sewa tempat, 20% untuk interior klinik, sisanya untuk biaya operasional awal," beber dia.

Sementara klinik cuci darah Mitra Medika Extra menawarkan kemitraan dengan modal awal Rp 300 juta. Dengan modal tersebut, investor bisa membuka klinik cuci darah dengan kapasitas empat mesin. Modal awal tadi digunakan untuk melakukan renovasi klinik serta membeli sarana klinik.

Untuk mesin cuci darah, Mitra Medika memilih menggunakan mesin sewaan ketimbang membeli sendiri. Dengan menyewa, Mitra Medika bisa menghemat biaya operasional. Pasalnya, biaya perawatan mesin ditanggung oleh perusahaan pemilik mesin.

Pemilik klinik juga harus menyiapkan biaya operasional untuk empat bulan ke depan. Rata-rata biaya operasional nilainya berkisar Rp 30 juta–Rp 50 juta per bulan.


• Promosi

Sama seperti bisnis lainnya, hal yang perlu Anda lakukan saat bisnis Anda sudah dimulai Anda perlu melakukan promosi. Tentu saja, Anda bisa mengandalkan media promosi tradisional seperti pamflet. Atau, kini Anda juga bisa mengandalkan media sosial. Rochadi mengaku melakoni hal ini untuk mempromosikan bisnisnya.

Salah satu yang dilakukan Rochadi adalah bergabung sebagai salah satu anggota Dis Dus. Ia bahkan berani memberi diskon hingga 80% melalui situs pemberi diskon tersebut.

Sekilas, langkah ini merugikan. Namun Rochadi menyatakan cara ini sangat efektif untuk memperkenalkan kliniknya pada masyarakat. "Hasilnya maksimal karena kami bisa mendapat 400–500 pasien baru dengan Dis Dus. Selanjutnya kami tinggal maintain pasien agar loyal kepada kami," kisah dia. Cara lain yang bisa digunakan adalah bekerjasama dengan perusahaan asuransi untuk memberi paket perawatan.

Yang harus diingat, kalau pasien di klinik kesehatan Anda sudah ramai, Anda harus memastikan agar kualitas pelayanan tetap terjaga. Dengan demikian, Anda bisa cepat meraih untung di bisnis ini.

Omong-omong, berapa besarnya keuntungan bisnis klinik kesehatan ini? Rochadi membeberkan klinik gigi bisa meraup omzet Rp 60 juta–Rp 150 juta per bulan per cabang. Agar pendapatan maksimal, klinik gigi Rochadi buka setiap hari, kecuali hari libur nasional.

Sementara Amir menuturkan margin klinik cuci darah berkisar antara 12%-18%. Sudah begitu, modal yang Anda gelontorkan saat membangun bisnis bisa kembali dengan cepat. "Dari pengalaman saya, klinik cuci darah ini bisa balik modal sekitar 6 bulan," kata dia.

Wah, laba klinik kesehatan benar-benar sehat, ya!

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×