kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45900,65   -5,64   -0.62%
  • EMAS1.318.000 0,61%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Dongkrak pemasukan lewat kursus fotografi (3)


Rabu, 21 Agustus 2013 / 16:28 WIB
Dongkrak pemasukan lewat kursus fotografi (3)
ILUSTRASI. Reksadana terproteksi diprediksi mencetak imbal hasil 6%-6,5% tahun ini


Reporter: Noor Muhammad Falih | Editor: Dupla Kartini

Kesuksesan Alvin Fauzie merintis dan mengembangkan usaha Alvin Photography bukan tanpa tantangan. Sebagai seorang yang masih menimba ilmu di bangku kuliah, waktunya banyak tersita untuk mengerjakan tugas-tugas kuliah. Inilah yang kadang menjadi hambatan baginya dalam menjalankan usaha.

Awalnya, ia mengaku sangat sulit membagi waktu antara urusan kuliah dengan berbisnis. Maka, kadang kala ada jadwal kuliah yang terbengkalai. Untungnya, seiring perjalanan waktu, ia mampu merekrut krayawan. Kini ia dibantu enam karyawan.

Namun ia tetapi harus mengatur strategi agar tidak keteteran. "Misalnya, spot pemotretan outdoor untuk preweeding saya batasi hanya di sekitar wilayah Yogyakarta," ungkap pria yang masih kuliah di Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia di Yogyakarta ini.

Selain tantangan internal, Alvin mengaku menghadapi tantangan dari luar. Menurutnya, perang harga antar sesama seniman fotografi di Yogyakarta sangat sengit.

Namun, ia tidak terlalu memusingkan situasi persaingan itu. Pasalnya, sejak awal ia menekankan, bahwa bisnis yang di jalankannya lebih didasarkan pada hobinya di dunia fotografi. Jadi, setiap proyek pemotretan yang masuk, ia kerjakan dengan senang hati. "Profit bukan tujuan utama saya, yang jelas ada kepuasan saat bisa melayani klien dengan hasil yang bagus," tutur Alvin.

Karena itu, ia tidak pasang target muluk-muluk untuk pengembangan Alvin Photography. Namun, tetap saja ia berniat memaksimalkan fungsi studio foto yang baru didirikan tiga tahun silam di Sleman, Yogyakarta.

Selain menerima order pemotretan, Alvin juga mengajar di studio foto miliknya. Ketika studio foto itu berdiri, ia memang sudah membuka kursus fotografi untuk khalayak umum. Dengan menyelenggarakan kursus itu, selain bisa menambah penghasilan usaha, ia juga bisa berbagi keahlian dan ide kepada orang-orang yang juga menyukai dunia fotografi.

Namun, karena kesibukannya mengelola Alvin Photography sekaligus kuliah, ia hanyamembuka kelas jika kuota peserta mencukupi, yaitu minimal lima orang. Supaya tidak terlalu penuh, Alvin juga membatasi maksimal 10 peserta untuk setiap satu kurikulum.

Sekadar gambaran, ada tiga kurikulum yang ditawarkan Alvin, yaitu kelas basic pengenalan fotografi, kelas intermediate pemotretan landscape, dan kelas intermediate pemotretan portrait. Setiap satu kurikulim terdiri dari lima kali pertemuan dalam sebulan.

Peserta kursus kelas basic harus membayar Rp 800.000, sementara untuk kelas intermediate dipungut Rp 1 juta. Jika ada yang ingin belajar secara privat, Alvin juga bersedia memberikan pelajaran privat. Untuk kelas ini ia mematok maksimal dua murid. Tarifnya Rp 2,5 juta per satu kurikulum.

Selama tiga tahun terakhir, sudah ada sekitar 50 alumni kursus fotografi dari Alvin Photography. Ia berharap, kursus itu dapat menelurkan para fotografer handal secara teknis maupun konsep. "Tak masalah kalau nanti mereka justru menjadi kompetitor usaha saya. Rezeki kan sudah ada yang atur," ucap Alvin optimistis. (Selesai)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Terpopuler
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×