kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.910.000   1.000   0,05%
  • USD/IDR 16.275   -27,00   -0,17%
  • IDX 7.196   -35,02   -0,48%
  • KOMPAS100 1.048   -7,58   -0,72%
  • LQ45 807   -5,32   -0,65%
  • ISSI 231   -1,25   -0,54%
  • IDX30 421   -2,14   -0,51%
  • IDXHIDIV20 494   -2,52   -0,51%
  • IDX80 118   -0,60   -0,51%
  • IDXV30 120   -0,02   -0,02%
  • IDXQ30 135   -1,05   -0,77%

Doni: Bersedekah jadi kunci sukses usaha (3)


Senin, 08 Agustus 2011 / 14:12 WIB
Doni: Bersedekah jadi kunci sukses usaha (3)
ILUSTRASI. Tampilan YouTube sedikit dirombak, begini cara baru menonton YouTube di HP


Reporter: Handoyo | Editor: Tri Adi

Setelah mencoba berbagai jenis usaha, Doni Tirtana akhirnya mantap jadi produsen alat keselamatan dan kesehatan kerja (K3). Untuk mencari pembeli, Doni berjualan di milis Club K3 sekaligus menimba ilmu. Produk Doni pun laris manis dan mencatat omzet Rp 600 juta per bulan. Kini 60% pelanggan Doni adalah perusahaan asing.

Bosan menggeluti bisnis fotografi lantaran mulai banyak pesaing, Doni Tirtana beralih membuat cakram optik (CD) yang berisi informasi atau katalog tentang kampus.

Tangan Doni memang dingin. CD interaktif itu juga laris manis. Dia pun mengembangkan usahanya dengan membuat CD interaktif untuk sekolah dan komunitas tertentu. Semakin dikenalnya produk CD interaktif buatan Doni, membuat pria asal Malang ini makin dikenal piawai menyusun informasi untuk dikemas dalam bentuk CD.

Hingga suatu saat, Doni mendapat tawaran membuat company profile perusahaan milik orang tua seorang temannya. Tidak perlu berpikir dua kali, Doni menyanggupi tawaran itu dan langsung memproduksinya. Kurang lebih selama setahun, Doni mengerjakan CD company profile perdananya itu.

Begitu company profile yang pertama kelar, "Ada empat perusahaan lain yang menjadi klien saya," kata Doni. Dari setiap perusahaan, Doni mendapat imbal jasa sebesar Rp 20 juta.

Tapi, lagi-lagi, saat pesanan CD company profile lagi ramai, Doni justru memutuskan meninggalkan bisnis ini. "Produsen company profile sudah banyak, saya mesti cari usaha lain" kata Doni.

Beruntung bagi Doni, order kembali datang. Dia mendapat pesanan untuk membuat video safety induction yang berkait dengan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dari sebuah perusahaan swasta. Doni pun mengerjakan pesanan itu dengan baik sehingga si pemesan terkesan dengan produk K3 tersebut.

Dari si pemesan itulah kemudian Doni tahu bahwa ada "kekosongan" di bisnis perlengkapan K3. Si pemesan yang kebetulan senior Doni di kampus ITB itu menyarankan Doni untuk terjun di bisnis K3 ini.

Namun, untuk memulai bisnis perlengkapan K3 ternyata tidak mudah, Doni mesti belajar banyak tentang K3. "Bagi saya itu bukan masalah, karena masih bisa dipelajari," jelas Doni.

Setelah belajar tentang K3, Doni kemudian bergabung dengan milis Club K3, milis yang beranggotakan pekerja bagian K3 atau HSE (health, safety, environment) di perusahaan dan instansi tertentu. "Sejak bergabung di milis itu saya mengerti tentang K3," terang Doni.

Gayung pun bersambut, setelah paham dunia K3, Doni lantas menawarkan produk kepada penghuni milis berupa poster yang memuat informasi tentang keselamatan kerja. "Pertama saya hanya bikin empat sampai lima poster saja," hitung Doni.

Karena banyak peminat, Doni menambah produksi. Doni bilang, untuk membuat poster mesti mengetahui informasi dan prosedur K3. Tak hanya itu, poster K3 juga memiliki persyaratan warna, dan font standar. "Ada standar baku yang mesti dipatuhi," terang Doni.

Cukup lumayan keuntungan yang diraih Doni dalam membuat poster K3 itu. Dengan biaya produksi hanya Rp 25.000 per poster, tahun 2007 Doni bisa menjual seharga Rp 125.000 per poster.

Poster informasi K3 milik Doni terdiri dari poster jenis template dan costume. Untuk poster template dijual Rp 140.000 per poster. "Poster jenis costume dijual lebih mahal Rp 2,5 juta per poster," kata Doni.

Seiring waktu, bisnis Doni kian berkembang. Sekarang ini, Doni memiliki tiga divisi kerja yakni divisi safety sign, divisi desain, dan multimedia. Produknya antara lain safety poster, safety booklet, safety animation, safety sticker serta video safety induction. "Produk ini merupakan media informasi tentang K3," terang Doni.

Kini, pelanggan Doni tidak hanya perusahaan domestik saja. Justru pelanggan Doni, 60% adalah perusahaan asing. "Kebanyakan klien kami dari perusahaan minyak dan gas," ungkap Doni.

Doni menghitung, hingga kini setidaknya sekitar 40 perusahaan yang dia tangani dengan omzet hingga Rp 600 juta per bulan. Doni bilang, untuk mencapai sukses mesti mau bermimpi, kerja keras, disiplin, dan jangan lupa bersedekah. "Antara pekerjaan dan ibadah harus seimbang," kata Doni.

Kini, Doni menyisihkan 10% dari laba perusahaannya untuk kegiatan amal. "Sedekah itu membuat bisnis saya menjadi lebih lancar," terang Doni.

(Selesai)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Terpopuler
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Banking Your Bank

[X]
×