kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Eh, ternyata si perca bisa menghasilkan duit jutaan rupiah


Rabu, 09 November 2011 / 12:56 WIB
Eh, ternyata si perca bisa menghasilkan duit jutaan rupiah
ILUSTRASI. BPH Migas memberi kesempatan Bakrie & Brothers (BNBR) untuk melanjutkan proyek pipa Cisem dengan berbagai syarat.


Reporter: Fitri Nur Arifenie, Ragil Nugroho | Editor: Tri Adi

Sisa potongan kain yang dikenal dengan kain perca ternyata bisa disulap menjadi produk yang bernilai ekonomis, seperti bed cover, seprai, gorden, dan banyak lagi. Namun untuk mencapai sukses di bisnis produk kain perca ini perlu kreativitas yang tiada henti.

Dengan bermodal kreativitas, potongan kain sisa jahitan bisa diolah menjadi aneka produk menarik yang menguntungkan. Kain yang akrab disebut kain perca itu bisa disulap menjadi seprai, bed cover, tas kain, selimut, gorden, dan banyak lagi.

Salah satu pemilik tangan kreatif yang mengolah kain perca itu adalah Metavia, pemilik Fafa Quilts & Craft di Jakarta Barat. Metavia membuat kerajinan kain perca itu dengan menggunakan teknik quilting atau teknik menyambung bagian kain yang terpisah.

Hingga kini, ibu dari lima anak itu memproduksi aneka produk, seperti bed cover, selimut, karpet, gorden, tas kain, handuk hingga celemek, dan taplak meja. Metavia mengolah kain perca karena hobi yang sudah ia lakukan sejak 1994 silam. "Saya suka membuat perlengkapan rumah tangga dengan modifikasi quilting," katanya.

Agar menguasai teknik quilting secara fasih, Metavia belajar otodidak dengan mengandalkan guru berupa buku literatur. Dia rutin membaca buku tentang quilting ala Jepang hingga Eropa. Setelah bisa, Metavia mengawali membuat produk dengan membuat perlengkapan kamar tidur dari kain perca. "Saya sempat berhenti pada 1998 karena anak-anak masih kecil," terang Metavia.

Setelah sang anak memasuki usia sekolah, Metavia kembali menekuni kerajinan kain perca pada 2004. Namun saat dia memulai lagi bisnis ini, pesaing sudah menjamur. Namun Metavia tidak putus asa. Bagi dia, kompetisi itu cambuk semangat untuk terus membuat produk yang lebih menarik.

Nah, untuk memenangkan persaingan, Metavia tidak mau hanya mengandalkan kain perca. Ia juga membeli kain baru sebagai bahan pendukung produknya. "Penambahan kain untuk memberi warna lain dalam teknik quilting," jelasnya.

Setiap karya Metavia dijual dengan harga beragam, tergantung model dan tingkat kesulitan pembuatannya. Seperti bed cover berbahan kain perca katun dia jual mulai Rp 1 juta sampai Rp 4 juta per set. Adapun sarung bantal, Metavia menjual mulai dari harga Rp 70.000 hingga Rp 100.000 per potong.

Dengan bantuan enam karyawan, kini Metavia mampu memproduksi 1.000 potong sarung bantal dan ratusan produk kerajinan lain seperti bed cover, tas kain, atau gorden. Dari semua jenis produksi itu, dalam sebulan, setidaknya Metavia mampu meraup omzet hingga sebesar Rp 300 juta.

Namun demikian, Metavia mengaku kesulitan dalam mengembangkan bisnisnya. Menurut Metavia, saat ini sangat sulit mencari karyawan yang sudah terampik dan menguasai teknik quilting. Karena itu, "Kalau pesanan lagi banyak, saya limpahkan ke kelompok penjahit di Cianjur," ujarnya.

Selain Metavia, mengolah kain perca juga dilakukan Maria Risnawati, pemilik CV Sinar Kreatif di Surabaya. Maria mengolah kain perca menjadi bed cover, selimut dan tas kain. Ia tertarik mengolah kain perca karena bisa membuat produk yang beragam dan unik. "Pilihan banyak membuat konsumen tidak bosan," kata Maria yang buka usaha itu sejak 2008 itu.

Saban bulan Maria memproduksi 100 unit produk dari kain perca. Soal harga, seperti satu set bed cover, dia lepas di harga Rp 1 juta sampai Rp 2 juta. Sedangkan untuk produk tas kain, Maria menjual mulai Rp 100.000 sampai Rp 200.000 per potong. Dari jualan produk dari kain perca itu, Maria mampu menghasilkan omzet sebesar Rp 120 juta per bulan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×