kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Fredrik justru bangun pabrik ketika krisis (2)


Kamis, 28 Oktober 2010 / 11:43 WIB
Fredrik justru bangun pabrik ketika krisis (2)
ILUSTRASI. Proyek PTPP


Reporter: Hendra Gunawan | Editor: Tri Adi

Setelah dua tahun bekerja sebagai tenaga pemasaran perusahaan kosmetik dan toiletries, Fredrik Ong memutuskan memproduksi sendiri barang dagangannya itu. Dengan memakai merek sendiri, awalnya ia hanya memproduksi dua jenis produk, yaitu sabun dan jeli rambut. Tahun 1997, dia baru mendirikan pabrik kosmetik sendiri.

Fredrik Ong saat ini boleh dibilang pengusaha kosmetik dan toiletries kelas usaha kecil dan menengah (UKM) yang sukses. Pasarnya saat ini tidak hanya di dalam negeri, namun sudah merambah Asia, Timur Tengah, Eropa, dan Amerika.

Dengan mengibarkan bendera usaha CV Sekawan Cosmetics, Fredrik yang saat ini berusia 50 tahun, meraih kesuksesannya. Jika pada tahun 1985 dia hanya seorang tenaga pemasaran perusahaan kosmetik dan toiletries, sekarang dia telah mempunyai pabrik kosmetik sendiri.

Dua tahun bekerja di perusahaan kosmetik itu membuat Fredrik merasa telah mempunyai kemampuan membuka usaha kosmetik sendiri. Profesinya itu pula yang membuat relasi dan jaringan pemasarannya sudah cukup kuat.

Pada tahun 1987 ia memutuskan memproduksi sendiri produknya berupa toiletries, seperti sabun dan jeli rambut. Dia melihat dua produk itu memiliki pasar yang besar, sehingga dipilih sebagai produk awalnya. Kebetulan, pada masa itu penggunaan jeli rambut sedang ngetren dan banyak peminatnya. "Pada saat itu lagi musim break dance, jadi saya memutuskan untuk memproduksi jeli model kerlap-kerlip. Saya menyebutnya sebagai jelly disko," kenang Fredrik.

Setelah itu, dia memproduksi sabun hijau yang khusus dipakai untuk penyakit gatal-gatal. Menurut pria lulusan SMP ini, sebenarnya sabun hijau sudah banyak dijual di apotek. Hanya masyarakat belum banyak mengetahui kegunaannya. Biasanya, sabun hijau digunakan setelah mendapatkan resep dari dokter. "Saya melihat peluang dari situ," katanya.

Menurut Fredrik, sabun hijau mempunyai pangsa pasar tersendiri. Jika sebelumnya sabun hijau hanya dijual di apotek, dia menjualnya ke pasar umum. Sehingga, masyarakat bisa dengan mudah mendapatkannya.

Produk sabun hijaunya semakin diminati. Awalnya Fredrik hanya mampu menjual 50 potong sabun hijau setiap bulan. Kini, penjualan sabun hijau bisa memberikan kontribusi hingga 10% dari total penjualan CV Sekawan Cosmetics.

Pada awalnya, seluruh aktivitas produksi dilakukan di rumahnya. Ia dibantu istri serta pembantunya dalam pembuatan sabun hijau dan jeli rambut.

Walau sudah memiliki produk sendiri, saat itu Fredrik masih tetap menjual produk kosmetik dan toiletries milik perusahaan lain. Pasalnya, dengan kapasitas produksi dan jumlah produk yang terbatas, ia merasa belum cukup mampu berdiri sendiri.

Hanya, pada saat itu ia tidak lagi terikat dengan satu perusahaan. Tapi, Fredrik menjadi distributor kosmetik untuk 10 perusahaan kosmetik besar.

Namun, pada saat krisis moneter berkecamuk tahun 1997, hampir semua perusahaan kosmetik sibuk membenahi usahanya masing-masing. Fredrik pun merasa ditelantarkan oleh perusahaan kosmetik, tempatnya menjajakan produk.

Padahal, menurutnya, peranan dirinya sebagai distributor di wilayah Surabaya cukup penting. "Waktu itu pilihannya ada dua, tetap menjadi distributor atau fokus membesarkan usaha sendiri," imbuhnya.

Akhirnya, Fredrik memilih berkonsentrasi membesarkan usahanya sendiri. Pada tahun 1997 ia memutuskan mendirikan pabrik sendiri. "Meski harus mengeluarkan modal, paling tidak kami membangun merek sendiri," imbuhnya. Jadi untuk jangka panjang lebih prospektif.

Keputusan yang diambilnya terbukti tepat. Berangsur-angsur usahanya berkembang seiring dengan perbaikan ekonomi. Meskipun pada masa awal usahanya sempat terengah-engah karena daya beli masyarakat yang rendah.

Dari semula hanya dua produk, saat ini dia memproduksi lebih dari 100 macam produk kosmetik dan toiletries. Produknya mulai dari perawatan kecantikan, perawatan kulit, perawatan rambut hingga produk perawatan bayi.

Fredrik menggunakan jalur distribusi sendiri, terutama tempat grosir, untuk memasarkan produknya. Ia yakin dari tempat grosir itu semua produknya bisa menyebar ke seluruh Indonesia. "Khusus Sulawesi, teman saya sebagai distributor," katanya.

(Bersambung)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×