kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Fredrik menjual kosmetik lokal ke pasar global (1)


Rabu, 27 Oktober 2010 / 12:28 WIB
Fredrik menjual kosmetik lokal ke pasar global (1)
ILUSTRASI. Gerbang tol Brexit


Reporter: Hendra Gunawan | Editor: Tri Adi

Krisis ekonomi global pada tahun 2008 membuat berbagai usaha sempat meredup. Namun, kondisi semacam itu tidak berlaku bagi Fredrik Ong, yang memproduksi produk kecantikan. Omzetnya malah naik 40%. Ia pun dianugerahi penghargaan Primaniyarta oleh Kementerian Perdagangan sebagai UKM eksportir berprestasi.

Kesadaran masyarakat untuk bersolek, mempercantik dan merawat diri, sudah ada sejak dulu. Bahkan, belakangan ini tak hanya kaum hawa yang suka merawat diri. Kaum lelaki juga mulai peduli akan perawatan tubuhnya.

Tak heran bila permintaan produk kosmetika terus meningkat, sehingga bisnis di bidang ini masih cukup menjanjikan. Meskipun usaha ini sudah disesaki banyak pemain dengan berbagai macam merek, pasar kosmetik masih cukup besar. Dus, ini menjadi ladang bisnis yang menguntungkan.

Pangsa pasar yang sangat luas dan besar inilah yang menarik minat Fredrik Ong. Melalui kendaraan usahanya, CV Sekawan Cosmetics, dia menekuni bisnis kosmetik.

Memang, perusahaan yang bermarkas di Sidoarjo, Jawa Timur, itu masih merupakan usaha berskala kecil menengah (UKM). Meski begitu, omzetnya tak bisa dianggap kecil.

Tiap tahun, Fredrik bisa meraup omzet sekitar US$ 2 juta. Bahkan di tahun ini, dia menargetkan pertumbuhan bisnis sekitar 30% dengan total omzet US$ 2,6 juta.

Dia optimistis bisa menggapai target tersebut. Optimisme itu dilatari oleh terus meningkatnya pemintaan kosmetik, tidak hanya di dalam negeri, namun juga di berbagai negara lain. "Itulah sebabnya saya lebih banyak ekspor," katanya.

Negara tujuan ekspornya, antara lain negara-negara di Timur Tengah, seperti Dubai, Syria, Nigeria, Ethiopia dan Yaman. Fredrik juga mengirimkan produknya ke Jepang, Taiwan, Kamboja, Filipina, Swedia hingga Amerika Serikat. Porsi ekspor produk-produk kecantikannya mencapai 60% dari total penjualan.

Fredrik mulai mengekspor produk kosmetiknya tahun 2004. Negara pertama yang jadi sasaran ekspornya adalah Yaman. Ia mengatakan, salah satu negara di Timur Tengah itu mempunyai potensi pasar yang cukup besar. "Untuk memperoleh izin peredaran produk kosmetik ke negara itu juga dipermudah oleh pemerintah setempat," imbuh dia.

Yaman menjadi pintu pertama bagi Fredrik untuk memasarkan dan menyalurkan produk kosmetiknya ke negara-negara lain di Timur Tengah. Saat ini produk body lotion dan sampo mendominasi ekspor ke negara-negara Timur Tengah itu. Adapun untuk pasar Swedia, produk yang paling banyak diekspor oleh Fredrik adalah sabun. "Setiap negara punya permintaan yang berbeda-beda," tuturnya.

Saat ini CV Sekawan Cosmetics memproduksi berbagai jenis produk kecantikan. Mulai dari produk beauty care atau perawatan kecantikan, seperti bedak, lulur dan lipstik. Ada pula produk skin care atau perawatan kulit seperti body lotion dan krim antisinar matahari. Ada juga untuk perawatan rambut, seperti sampo.

Selain itu, Fredrik memproduksi berbagai produk perawatan bayi, seperti parfum, deodoran hingga alat-alat mandi dan pembersih bayi (toiletries) seperti sabun. Jika ditotal, jumlah produknya saat ini mencapai lebih dari 100 macam. Produk-produk tersebut mengusung berbagai merek berbeda. Antara lain Holly, Ainie, Romeo, Ratih, Leo, Meme, Srasi, Casabella dan Laurent.

Ia yakin bisnis kosmetik merupakan salah satu bisnis yang tahan goncangan. Contohnya, saat terjadi krisis ekonomi global pada tahun 2008. Ketika itu sektor usaha lain terpukul dan belum bisa pulih 100% hingga saat ini. Namun, bisnis kosmetik Fredrik justru tumbuh tinggi. Pertumbuhannya terjadi di pasar lokal maupun pasar ekspor. "Di saat ekspor yang lain mengalami penurunan, saya malah bisa meningkatkan hingga 40%," katanya.

Tak berlebihan jika Fredrik diganjar penghargaan atas prestasinya tersebut. Pada 13 Oktober 2010 lalu, Kementerian Perdagangan menganugerahkan penghargaan Primaniyarta kepada Fredrik sebagai eksportir berprestasi untuk kategori UKM.

Penghargaan itu diberikan pemerintah memberikan Primaniyarta kepada perusahaan eksportir yang selama lima tahun terus-menerus mampu meningkatkan nilai ekspornya. Importir bahan baku bisa mendapatkan penghargaan ini asalkan nilainya tidak lebih besar daripada nilai ekspornya.

(Bersambung)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×