kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Gantunglah untung, setinggi gantungan baju


Kamis, 25 November 2010 / 14:38 WIB
Gantunglah untung, setinggi gantungan baju
ILUSTRASI. Anjungan Lepas Pantai Pertamina


Reporter: Hendra Gunawan | Editor: Tri Adi

Permintaan gantungan baju terus meningkat seiring menjamurnya, mal, distro, dan hotel. Saban bulan, produsen gantungan baju bisa mengantongi omzet hingga Rp 100 juta. Tapi, persaingan usaha cukup ketat dengan jumlah pemain yang terus bertambah dan banjir produk impor dari China.

Maraknya toko pakaian dan distro baru membawa berkah bagi produsen gantungan baju. Permintaan produk ini ikut meningkat. Hal tersebut diungkapkan oleh sejumlah pelaku usaha gantungan baju yang ada di negeri ini.

Salah satunya, Zaenal Mutaqin. Pemilik Jaya Putera Hanger yang memiliki workshop di Tegal, Jawa Tengah ini sedang menerima banyak pesanan. "Jika biasanya setiap produksi kami bisa menyetok, sekarang tidak bisa lagi," katanya.

Saat ini, produksi gantungan baju Zaenal mencapai 10.000 unit tiap bulannya. Gantungan baju yang terbuat dari kayu pinus tersebut dijual dengan harga beragam, mulai dari Rp 10.000 hingga Rp 12.000 per unit, tergantung model yang dipesan.

Namun, Zaenal mengatakan, dari 12 macam gantungan baju yang biasa ia produksi, rata-rata pelanggannya memesan jenis hanger lengkung yang dilengkapi penjepit.

Pasalnya, selain bisa digunakan untuk menggantung baju, gantungan berpenjepit ini juga bisa dipakai untuk menjepit celana. Harga gantungan jenis ini dijual sebesar Rp 12.000 per unit.

Pemesan gantungan baju datang dari pelbagai kota yang ada di Indonesia. Tak hanya pemilik toko dan distro yang ada di pusat perbelanjaan, pemesan gantungan baju juga datang dari pengelola hotel hingga desainer baju.

Zaenal yang sudah menggeluti usaha ini selama lima tahun mengungkapkan, dirinya bisa memperoleh pendapatan hingga Rp 100 juta per bulan dari bisnis gantungan baju.

Namun, permintaan yang terus menanjak itu juga diimbangi oleh munculnya pengusaha baru di bisnis ini. Key, pemilik Roka Mandiri di Bandung, Jawa Barat menuturkan, pembuat gantungan baju terus bertambah. Alhasil, persaingan pun makin ketat.

Apalagi, Key bilang, saat ini banyak sekali gantungan baju yang berasal dari China. Produk impor tersebut turut menggerus pasar produsen lokal. "Selain lebih murah, produk China lebih bervariasi dan bagus," ujarnya.

Tak heran, pendapatan produsen lokal menurun akibat serbuan produk asal China itu. Sayang, Key enggan membeberkan penurunan penjualan produk gantungan bajunya. Yang pasti, kata dia, sekarang, setiap bulan, ia bisa menjual sekitar 5.000 gantungan baju. Pembelinya datang dari para pemilik distro, butik, hotel, dan apartemen.

Key membanderol harga gantungan baju berbahan kayu pinus dan mahoni Rp 17.000 hingga Rp 20.000. Dengan harga jual yang lebih tinggi, ia mengklaim kualitas produknya lebih baik ketimbang produsen lain. "Kualitas kami bagus karena finishing yang lebih rapi," ujarnya. Tak hanya itu, gantungan baju buatannya juga bisa diberi merek ataupun logo perusahaan si pemesan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×