kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.930.000   20.000   1,05%
  • USD/IDR 16.230   -112,00   -0,69%
  • IDX 7.214   47,18   0,66%
  • KOMPAS100 1.053   7,20   0,69%
  • LQ45 817   1,53   0,19%
  • ISSI 226   1,45   0,65%
  • IDX30 427   0,84   0,20%
  • IDXHIDIV20 504   -0,63   -0,12%
  • IDX80 118   0,18   0,16%
  • IDXV30 119   -0,23   -0,19%
  • IDXQ30 139   -0,27   -0,20%

Hangga, rendahnya prestasi akademik mendorongnya jadi pengusaha (1)


Senin, 25 Juli 2011 / 14:39 WIB
Hangga, rendahnya prestasi akademik mendorongnya jadi pengusaha (1)
ILUSTRASI. Cara menjaga kesehatan mata perlu Anda lakukan agar penglihatan tak cepat rusak.


Reporter: Ragil Nugroho | Editor: Tri Adi

Dengan nilai IPK yang pas-pasan, justru membuat Hangga Pramudyanto berani menjadi pengusaha. Bagi insinyur teknik arsitektur ini, dengan menjadi pengusaha bisa memberdayakan para pengangguran. Dan ternyata pengalaman membuka usaha kecil-kecilan saat mahasiswa membuat Hangga sukses menapaki masa depan.

Motivasi menjadi seorang pengusaha sukses bisa datang dari berbagai faktor, termasuk kombinasi antara tujuan mulia dan keterbatasan persyaratan. Nah, kombinasi inilah yang menjadi awal Hangga Pramudyanto, pemilik PT Klikhomes Realty Indonesia, mulai terjun ke dunia wirausaha.

Selain ingin berusaha sendiri, Hangga juga ingin membuka lapangan kerja. Maklum, di sekitar kehidupan pria berusia 32 tahun ini banyak penganggur.

Meski lulus dari Fakultas Teknik jurusan Arsitektur Universitas Pancasila pada 2004, namun pria kelahiran Jakarta, 21 Desember 1979 ini hanya meraih nilai indeks prestasi kumulatif atau IPK di bawah rata-rata standar untuk bekerja menjadi pegawai. "Saat itu, standar minimal IPK, kan, 2,75. Nilai saya di bawah itu," ujarnya tanpa malu-malu.

Namun, rendahnya IPK itu tidak membuat Hangga putus asa. Toh, dia memang tak ingin menjadi pegawai. Sejak kuliah dia memimpikan menjadi pengusaha agar bisa membuka lapangan kerja. Bahkan, untuk menjadi pengusaha, Hangga sudah "belajar" sejak kuliah.

Kala itu, ia sudah buka usaha rental video game, sablon, dan pengetikan. Hangga pun merasakan nikmatnya duit, meski nilainya kecil, dari hasil usahanya sendiri.

Nah, setelah setahun lulus kuliah, pada 2005, Hangga mulai 100% berbisnis dengan mendirikan CV Handal Karya, yang merupakan cikal bakal PT Klikhomes Realty Indonesia. "Saat itu modal saya hanya nekad, dan biaya bikin CV sekitar Rp 5 juta," kenangnya. Perusahaan tersebut bergerak di bidang jasa pembuatan gambar bangunan arsitektur dan sekaligus menjadi kontraktor.

Hangga boleh dibilang memang nekad membuka usaha itu. Maklum, meski ia pernah sukses mengerjakan desain rumah milik seorang saudaranya, ia belum memiliki pengetahuan yang memadai tentang dunia usaha dan manajemen perusahaan. Apalagi setelah ada proyek pertama, tidak ada lagi proyek hingga enam bulan berikutnya.

Namun kenekatan itu akhirnya berbuah manis. Tahun 2006, Handal Karya memenangkan tender pembuatan pesantren di kampus Universitas Indonesia (UI) senilai Rp 1,5 miliar dengan masa pengerjaan selama satu tahun. Tender ini berjalan dengan mulus.

Seiring dengan berjalannya waktu dan berkembangnya perusahaan, pada 2007 Handal Karya melebarkan usahanya ke bidang interior dan furnitur dengan fokus pada kitchen set dan pembuatan booth atau gerobak usaha. Pada tahun itu juga, untuk memenuhi tuntutan pasar, CV Handal karya meresmikan situs resmi dengan nama www.klikhomes.com. Hangga meyakini, salah satu strategi marketing paling efektif adalah melalui dunia maya.

Pada 10 Februari 2010, CV Handal Karya berubah menjadi PT Klikhomes Realty Indonesia dan melebarkan kembali usahanya di bidang properti. Dengan usaha yang makin berkembang, Hangga pun bersikap semakin profesional. Baginya, pegangan yang paling panting adalah pantang mengecewakan klien. "Kekecewaan klien itu nomor satu haru dihindari. Setiap langkah yang diambil, kepuasan klien adalah satu-satunya acuan," tegasnya.

Untuk itu Klikhomes didukung oleh sumber daya manusia yang kompeten di bidang arsitektur dan desain interior. Saat ini ia memiliki dua workshop atau bengkel kerja, 15 pegawai tetap dan puluhan tenaga kerja lepas untuk pembangunan serta renovasi bangunan. Hangga pun puas karena bisa mewujudkan impian membuka lapangan kerja.

Salah satu produk Hangga yang paling laku di pasaran adalah booth atau gerobak untuk keperluan usaha. Ramainya pesanan booth ini seiring dengan kian menjamurnya usaha waralaba. Untuk 2011 saja, ia mengalami peningkatan permintaan sebesar 10% dibandingkan dengan tahun lalu. Kalau setahun yang lalu ia mematok harga Rp 1,7 juta per meter, saat ini harganya menjadi Rp 1,8 juta.

Sebagai gambaran, booth ukuran kecil harganya mulai Rp 3,3 juta per unit sedangkan booth besar seharga Rp 16,5 juta per unit. "Bahan baku dan desain bisa mempengaruhi harga," kata Hangga.

(Bersambung)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Digital Marketing for Business Growth 2025 : Menguasai AI dan Automation dalam Digital Marketing

[X]
×