kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Hitung cermat usaha kedai Sambel Lombok


Jumat, 01 Februari 2019 / 10:00 WIB
Hitung cermat usaha kedai Sambel Lombok


Reporter: Elisabeth Adventa | Editor: Markus Sumartomjon

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Salah satu pengusaha yang menangkap peluang kuliner pedas adalah Aden Subagio. Pria asal Tangerang Selatan, Banten ini mendirikan usaha Sambel Lombok sejak Mei 2017, dan menawarkan kemitraan usaha akhir 2017. "Kini sudah ada 15 gerai Sambel Lombok, di Tangerang Selatan, Tangerang, dan Jakarta," jelasnya.

Aden menawarkan tiga paket investasi; yakni paket mini booth Rp 15 juta, paket mini outlet Rp 35 juta, dan paket resto Rp 100 juta. Dengan modal ini, mitra mendapat fasilitas kerjasama selama 5 tahun, peralatan usaha lengkap, perlengkapan usaha, pelatihan karyawan, marketing, standar operasional, dan bahan baku awal sesuai jenis paket.

Aden sengaja membuat tiga paket agar calon mitra dapat memilih dari ketiga paket tersebut yang sesuai kapasitas budget mitra. "Yang membedakan ketiga paket itu adalah konsep dan luas tempat usahanya," katanya.

Kedai Sambel Lombok menawarkan menu ayam bakar, ayam goreng, lele goreng, nila goreng, gurami bakar, dan tempe mendoan. Aneka menu tersebut dibuat paket dan disajikan komplet dengan nasi, sambal, lalapan, dan es teh manis. Harga paket menu mulai Rp 19.000 sampai Rp 30.000. Sedangkan menu tempe mendoan dibanderol Rp 15.000 seporsi isi lima potong mendoan.

Aden tidak mematok kaku harga jual tiap menu. Mitra bisa menyesuaikan dengan lokasi usaha dan daya beli masyarakat sekitarnya.

Dari menu ini, Sambal Lombok mengklaim punya keunggulan pada racikan bumbu dan sambalnya yang bisa diminta level pedasnya.

Sementara soal rata-rata omzet, Aden mengklaim tiap gerai Kedai Sambel Lombok yang sudah berdiri saat ini bisa menjual 100 porsi-300 porsi dalam sehari. Jika dihitung, omzet per bulan bisa mencapai Rp 70 juta–Rp 120 juta. Omzet ini menyesuaikan tiap paket investasi.

Perkiraan Aden, paket mini booth bisa menjual 70 porsi sehari. Sedangkan paket outlet minimal bisa menjual 200 porsi per hari. "Sementara mitra paket resto ditargetkan menjual 300 porsi per hari," terang Aden.

Ia menegaskan, Sambel Lombok tidak mengenakan biaya royalti maupun biaya franchise. Mitra hanya wajib membeli bumbu dan ayam berbumbu dari pusat.

Dengan target penjualan Aden memperkirakan, target balik modal (BEP) kemitraan usaha untuk paket investasi Rp 15 juta sekitar 2–3 bulan. Sedangkan investasi Rp 35 juta bisa BEP sekitar 6 bulan, dan paket investasi Rp 100 juta bisa balik modal selama 8–9 bulan. "Kalau mencapai target penjualan, balik modal bisa kurang dari setahun. Kalau lagi apes-apesnya, 2 tahun," katanya.

Tahun 2019, Aden optimistis usahanya bisa berkembang. Ia menargetkan 25 gerai Kedai Sambel Lombok berdiri sepanjang tahun ini. "Kami akan memperluas gerai di luar Jakarta dan Tangerang," tandasnya.

Melihat waralaba Kedai Sambel Lombok, Ketua Umum Waralaba dan Lisensi Indonesia (WALI), Levita Supit menyarankan agar ada produk yang berbeda dan memiliki nilai lebih dibanding kompetitor. "Boleh saja mengunggulkan dari sambal atau bumbu," tandasnya.

Selain itu, karena persaingan bisnis ini sangat tinggi pemilik usaha harus memiliki pelayanan yang bagus. Promosi lewat berbagai aplikasi dan layanan pesan-antar ojek daring juga harus digencarkan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×