kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45901,12   2,37   0.26%
  • EMAS1.318.000 -0,68%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ikan asap yang mengepul dari Ambon (1)


Kamis, 16 September 2010 / 10:50 WIB
Ikan asap yang mengepul dari Ambon (1)


Reporter: Raymond Reynaldi | Editor: Tri Adi

Ikan asap merupakan kudapan favorit masyarakat Maluku. Tak heran jika di provinsi ini banyak ditemukan penjual ikan laut asap. Salah satu sentra penjualan ikan asap berada di Desa Ative Kecil, Ambon. Di sini, Anda bisa menikmati kelezatan daging ikan tuna dan cakalang asap yang diawetkan melalui cara pengasapan dengan kayu bakar.

Anda pernah mendengar istilah "ikang asar"? Bagi Anda yang tidak akrab dengan kuliner khas Maluku, istilah itu mungkin asing di telinga. Sebagai pengetahuan bagi Anda, "ikang asar" artinya ikan asap.

Sesuai dengan penyebutannya, ikan asap memang diolah melalui cara pengasapan dengan kayu bakar. Di Kota Ambon, Maluku, ikan laut asap memang telah kesohor sebagai menu kudapan di berbagai rumah makan. Salah satu sentra penjualan ikan asap di Kota Ambon, berada di Desa Ative Kecil (baca: Atiwe). Lokasi sentra ini bisa ditempuh dengan waktu sekitar 25 menit dari pusat Kota Ambon atau 35 menit dari arah Bandara Internasional Patimura.

Akses menuju sentra ikan asap Ative Kecil juga tidak sulit. Bagi wisatawan yang tidak menggunakan kendaraan pribadi bisa menumpang angkutan umum dari Kota Ambon menuju Universitas Patimura atau Pantai Natsepa. Nah, sentra ikan asap ini letaknya tidak jauh dari lokasi tersebut.

Sesampainya di Desa Ative Kecil, Anda bisa menemukan deretan gerai penjual ikan asap. Mereka berjualan ikan asap sejak pagi hari, yakni mulai pukul 07.00 WIT hingga sekitar pukul 15.00 WIT. Asal tahu saja, sebagian besar penjaga gerai ikan asap di sentra ini adalah para istri atau kerabat pemilik usaha.

Di belakang lokasi gerai penjualan ikan asap terdapat bilik-bilik kayu yang berjumlah sekitar delapan bilik yang dipisahkan sekat kayu. Nah, di bilik itulah, para pedagang memproduksi ikan asap. Setiap bilik mempunyai semacam alat pemanggang berupa susunan besi-besi yang digunakan untuk mengasap ikan.

Salah satu penjual ikan asap di sentra ini adalah Ridolof Pais. Pria yang akrab disapa Pais ini telah berjualan ikan asap sejak 2006.

Mantan nelayan itu menjual satu tusuk ikan asap dengan harga berkisar Rp 20.000 sampai Rp 25.000. Perbedaan harga tergantung ukuran ikan. Pais biasa menjual ikan asap ukuran 1,7 kilogram (kg) hingga 2,5 kg. Selain ukuran ikan, harga ikan asap juga ditentukan harga dasar dari nelayan. "Kalau sedang bukan musim melaut, seperti Juni sampai Juli, harga ikan tinggi," katanya.

Pais bilang, proses produksi ikan asap biasa dilakukan pada pagi hari. Sebab, pada pagi hari, ikan yang diasap seperti cakalang dan tuna masih dalam keadaan fresh atau segar. "Lebih baik kalau ikan masih segar," ujarnya.

Lazimnya ikan yang diasap berbentuk setengah tubuh. Jadi, tubuh ikan tuna atau cakalang dibelah dua oleh para pengasap, lalu ditusuk pakai potongan bambu. Tusukan bambu, kata Pais, memudahkan saat melakukan proses pengasapan.

Pais mengaku, dalam sehari bisa menjual ikan asap 25 hingga 30 tusuk atau 900 tusuk per bulan. Dengan hitungan penjualan sebanyak itu, omzet Pais berkisar Rp 22,5 juta. Dari setiap tusuk ikan asap, Pais meraih untung bersih Rp 15.000.

Penjual ikan asap lainnya di sentra ini adalah Aka Poyop. Sama seperti Pais, Aka juga mampu menjual ikan asap sebanyak 25 hingga 30 tusuk per hari. "Saya telah berjualan di sini sejak empat tahun lalu," ujar Aka.

Menurut Poyop, biasanya masa puncak penjualan ikan asap terjadi pada akhir pekan. "Pada hari Sabtu, ikan bisa habis terjual di tengah hari," kata Poyop.

(Bersambung)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×