kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45893,43   -4,59   -0.51%
  • EMAS1.333.000 0,53%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Isi mal kian beragam, jumlah pelanggan melebar (3)


Kamis, 10 Oktober 2013 / 13:48 WIB
Isi mal kian beragam, jumlah pelanggan melebar (3)
ILUSTRASI. Aktivitas pengolahan nikel PT Vale Indonesia Tbk (INCO).


Reporter: Pratama Guitarra | Editor: Dupla Kartini

Nurcholis Agi sukses menekuni bisnis jual beli barang bekas dengan konsep mal sejak tahun 2009. Kini Mall Rongsok miliknya telah mempekerjakan 11 karyawan yang bertugas merekondisi, membersihkan dan menyusun barang.

Kendati omzet bulanannya sudah mencapai ratusan juta, ia masih terus berusaha mengembangkan bisnisnya ini agar lebih besar lagi. Ia berambisi menggaet lebih banyak lagi pelanggan.
 
Banyak terobosan yang dilakukan untuk mewujudkan ambisinya itu. Salah satunya dengan strategi mengambil untung tipis atas barang bekas yang ia jual. Dengan strategi tersebut, harga jual di malnya relatif murah sehingga pembelinya terus bertambah. Strategi itu juga membuat konsumen tergerak membeli dalam jumlah banyak. Contohnya televisi bekas yang dibelinya dengan harga 250.000.

Setelah diperbaiki, televisi itu dijual lagi seharga Rp 350.000. "Itu murah karena sudah termasuk biaya servis," katanya. "Tidak apa untungnya sedikit yang penting banyak yang membeli," tambahnya.

Ia bilang, harga murah cukup ampuh untuk menggaet banyak pelanggan  barang bekas di tempatnya. Ia juga selalu berupaya menjaga kepuasan para pelanggannya. Tidak jarang pelanggan yang puas akan datang lagi dengan membawa temannya. "Kepuasan konsumen itu penting, Saya yakin selama ini konsumen puas akan barang bekas yang dibeli di Mall Rongsok ini," katanya.

Meski dijual dengan harga relatif murah, bapak lima orang anak ini selalu menjamin kualitas barang bekasnya. Menurutnya, setelah diperbaiki, barang bekasnya akan tampak seperti barang baru.

Untuk mempertahankan pelanggan yang sudah ada, dia juga terus berusaha memenuhi kebutuhan konsumennya. Misalnya, ada konsumen yang tidak menemukan barang yang yang diinginkannya, dia bisa memesan untuk dicarikan. "Kalau yang tidak ada bisa saya carikan barangnya ke tempat lain," kata pria 46 tahun ini.

Demi memenuhi seluruh kebutuhan konsumen ini, ia juga terus berusaha melengkapi koleksi barang bekasnya. Makanya, varian produk yang dijual di Mall Rongsok terus bertambah dari ke waktu.

Bukan saja aneka ragam produk elektronik dan komponen otomotif, Mall Rongsok juga menjual buku-buku sekolah bekas. Bahkan, ia juga mulai berjualan pakaian bekas. Untuk konsumen yang datang dari jauh, ia telah membentuk tim khusus pengantar barang pesanan ke alamat konsumen.

Selain fokus di usaha jual beli barang bekas, ia membuka jasa servis televisi, telepon genggam (ponsel), motor bahkan mobil. "Kerja sambilan saja, banyak juga, kok, pelanggannya," ucapnya.

Karena konsistensinya dalam memuaskan konsumen, bisnis Nurcholis pun terus berkembang. Ia bahkan mengaku, sejak awal merintis usaha ini tidak pernah memasang iklan, baik di media cetak maupun internet. Konsumennya selama ini lebih banyak tahu berkat promosi dari mulut ke mulut. (Selesai)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Practical Business Acumen Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×