Reporter: Arif Ferdianto | Editor: Markus Sumartomjon
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Konsistensi dan inovasi adalah kunci dalam pengembangan usaha. Termasuk juga saat menggeluti industri kopi. Sektor yang masih memancarkan aroma harum mewangi hingga kini.
Inilah yang dilakoni oleh Java Halu Coffee, salah satu pengolah kopi yang berbasis di Bandung, Jawa Barat. Usaha ini dilakoni oleh Rani Mayasari sejak 10 tahun lalu. Dirinya mengolah biji kopi dari para petani kopi yang ada di sekitar Gunung Tilu dan Gunung Halu di Kabupaten Bandung, Jawa Barat.
Uniknya menurut Rani, para petani kopi yang bermitra dengan Java Halu mayoritas berasal dari kaum hawa. Hingga saat ini sudah terdapat 160 kepala keluarga (KK) yang tergabung di Java Halu Coffee dan 80% diantaranya adalah perempuan.
Saat menggeluti usaha ini, dirinya memahami betul arti dari rantai pasok di industri kopi. Ini lantaran tahapan produksi kopi melibatkan banyak pihak.
Mulai dari para petani kopi yang menanam pohon tersebut dan merawatnya. Kemudian bagian pengolahan kopi yang membuat biji kopi segar menjadi green bean.
"Lantas juga proses roaster (penyangraian) hingga brewer (penyeduhan)," katanya dalam program Insthink Kementerian UMKM, Jumat (11/7).
Baca Juga: Menyeruput Fulus dari Secangkir Kopi Hitam
Dari tahapan proses tersebut, Java Halu sebut Rani menawarkan empat jenis kopi. Yakni double wash, honey process, natural, dan luwak enzimatik. Nah, dari keempat jenis kopi itu jagoannya adalah kopi luwak enzimatik.
"Ini adalah terobosan yang kami kembangkan bekerja sama dengan Institut Pertanian Bogor (IPB), di mana kopi diolah menggunakan enzim dari perut luwak yang dikembangbiakkan di laboratorium," ungkapnya.
Baca Juga: Mengharumkan Kedai Kopi di Segala Penjuru
Pendekatan ini, kata dia, memastikan tidak ada penyiksaan hewan (animal abuse), menjadikan produk ini lebih higienis dan etis. Tak heran, kopi luwak enzimatik Java Halu telah meraih penghargaan top five green coffee competition di Asia Tenggara dan berhasil menembus pasar ekspor di San Francisco serta Arab Saudi.
Selain itu dalam setiap proses pengolahan kopi, Rani mengklaim Java Halu Coffee mengedepankan pengolahan hemat air dan tanpa bahan tambahan.
Selain itu saat melakukan fermentasi kopi, pihaknya selalu mengontrolnya. Ini untuk bisa menghasilkan cita rasa kopi yang selalu konsisten di setiap bagian pemrosesannya.
Hasilnya adalah kopi Java Halu tidak hanya dipasarkan di pasar domestik saja. Menurut Rani, kopi Java Halu sudah diekspor hingga ke Amerika Serikat, Arab Saudi, Jepang, dan akan menyusul Belanda.
"Java Halu baru saja mendapatkan pasar baru di Jepang dan direncanakan akan mengekspor satu kontainer kopi ke Belanda tahun depan," tandas Rani.
Sedangkan para petani kopi yang bermitra dengan Java Halu, menurut Rani pun sudah berkembang usahanya. Yang dulunya para petani kopi di sana hanya sebatas sebagai komunitas saja, saat ini sudah membentuk wadah koperasi.
Selanjutnya: Saham Ini Beri Dividen Rp 9,5 Miliar Kepada Lo Kheng Hong, Apakah Layak Dikoleksi?
Menarik Dibaca: Ini Tips Fengshui Rumah yang Bisa Datangkan Hoki dan Rezeki di Tahun 2025
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News