kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Jelang Valentine, produsen parcel panen pesanan


Rabu, 12 Februari 2014 / 15:54 WIB
Jelang Valentine, produsen parcel panen pesanan
ILUSTRASI. Paparan publik PT Industri dan Perdagangan Bintraco Dharma Tbk (CARS).


Reporter: Marantina, Pratama Guitarra | Editor: Havid Vebri

Hari kasih sayang atau Valentine sudah di depan mata. Jika Anda belum punya ide akan memberi hadiah apa kepada orang-orang yang disayangi, parcel bisa menjadi alternatif pilihan. Isinya bisa disesuaikan dengan keinginan atau kesukaan si penerima parcel.

Nah, menjelang perayaan Valentine ini, permintaan parcel mulai meningkat. Shinta Darmawan, pemilik Podjok Coklat di Jakarta bilang, toko online-nya mulai kebanjiran order pengiriman parcel Valentine  sejak awal Februari.

Podjok Coklat memberi delapan pilihan parcel di website-nya www.podjokcoklat.com. Tiap parcel terdiri dari bunga, boneka dan cokelat. Yang membedakan hanya jumlah itemnya dan jenis bonekanya saja.

Dalam parcelnya, Shinta menyediakan bunga mawar kertas. Tapi bila konsumen ingin bunga segar, ia juga bisa memenuhi dengan tambahan biaya.
“Jadi kalau pembeli mau isinya di-customized, kami juga bisa penuhi dan harganya akan disesuaikan,” ujar Shinta.

Parcel tersebut dijual dengan kisaran harga mulai Rp 175.000 – Rp 220.000 per bungkus. Harga paket itu lebih mahal dari hari biasa yang hanya Rp 150.000 – Rp 175.000 per bungkus.

Berbeda dengan tahun lalu, Shinta membatasi pemesanan parcel. Kata Shinta, ia tidak menerima pembeli yang mau mengirimkan parcel ke wilayah Jakarta Barat, Jakarta Utara, Bekasi, dan Tangerang.

Alasannya, daerah tersebut masih rawan hujan sehingga ia ragu parcelnya bisa sampai tepat waktu. “Daripada saya was-was, sejak awal saya tolak kalau pengirimannya ke daerah-daerah tersebut,” ucapnya.

Menurutnya, para pembeli berharap parcel pesanannya bisa sampai tepat waktu pada 14 Februari mendatang. Shinta menutup pemesanan dua hari sebelum Valentine tiba. Lantaran harga naik dan pemesanan terbatas, ia mengatakan penjualan berkurang sekitar 30% dibandingkan tahun lalu.

Akan tetapi, penurunan penjualan parcel diimbangi dengan penjualan coklat yang naik hingga 50%. “Tahun lalu kami fokus menjual parcel Valentine, tapi karena susah mengirimnya jadi kami jual coklat yang juga didistribusikan melalui reseller,” tambah Shinta.

Pemain lainnya di bisnis parcel Valentine adalah Chocoklik di Purwokerto, Jawa Tengah. Dwiyanti, Manajer Operasional Chocoklik  mengatakan, pesanan parcel meningkat sejak akhir bulan Januari lalu. "Permintaan pembuatan parcel meningkat antara lima hingga 10 bungkus perhari," katanya.

Seiring naiknya order, omzet yang didapat juga meningkat. Biasanya Dwiyanti hanya mengantongi omzet Rp 7 juta per bulan dari bisnis parcel ini.  
“Tapi sekarang Valentine belum datang saja saya sudah bisa mendapat omzet hingga Rp 10 juta,” ujar Dwiyanti.

Parcel bikinannya terdiri dari boneka, bunga dan cokelat yang dibuat dengan desain semenarik mungkin. Cokelat misalnya, dibuat menyerupai gambar hati. Selain itu, ada juga beberapa kaleng coklat dan coklat batangan. Ia mematok harga parcel mulai Rp 75.000 sampai Rp 150.000 per bungkus.

Kata Dwiyanti, pengiriman parsel pada hari Valentine tersebar di Jawa Tengah dan Jawa Timur.    

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×