Reporter: Handoyo | Editor: Tri Adi
Menjelang liburan sekolah, wisata petik buah stroberi bersiap menampung banyak pengunjung. Soalnya, di musim libur, jumlah pengunjung meningkat hingga 10 kali lipat dari hari biasa. Para pengusaha wisata petik stroberi ini bisa memanen omzet hingga Rp 8 juta per hari.
Menikmati udara pegunungan sambil mencicipi asam manis buah stroberi tentu sangat menyegarkan. Apalagi jika kita bisa bebas memetik sendiri stroberi tersebut. Beberapa lokasi di Jawa Barat memberikan kesempatan bagi pengunjung untuk memetik buah stroberi sendiri langsung di kebun.
Puncak Berry Farm (PBF) misalnya. Dengan tiga hektare lahan perkebunan yang terdiri dari sekitar 150.000 pohon stroberi, PBF bisa memanen buah tiap hari. Heru Purnomo, pengelola PBF mengatakan kebanyakan pengunjung yang datang ke PBF adalah warga dari wilayah Jabodetabek.
Wisata agribisnis yang berada di Green Apple Cipanas, Puncak, Bogor, ini mengaku kebanjiran pengunjung ketika musim liburan. "Persentase kenaikan jumlah pengunjung jika musim liburan tiba bisa mencapai 10 kali lipat," imbuh Heru.
Jika pada hari-hari biasa jumlah pengunjung berkisar 20 orang, pada akhir pekan jumlah ini meningkat menjadi 150 hingga 200 orang. Bahkan pada musim liburan panjang seperti libur sekolah, natal, dan tahun baru pengunjungnya melonjak hingga 500 orang.
PBF mengenakan tiket masuk Rp 5.000 plus mendapatkan jus gratis. PBF mengutip Rp 50.000 untuk setiap kilogram stroberi yang dipetik pengunjung.
Daniswara, Wakil Manager Rumah Stroberi mengungkapkan, jumlah pengunjung meningkat 70% hingga 80% pada musim liburan sekolah. Selain warga Jakarta, banyak pula pengunjung berasal dari luar kota atau luar negeri yang mampir ke Rumah Stroberi. "Sekitar 70% pengunjung adalah warga Jakarta, 25% luar daerah dan 5% dari luar negeri," kata Danis.
Jika di PBF memberlakukan tiket masuk, Rumah Stroberi menawarkan paket petik dan makan siang untuk empat orang bertarif Rp 120.000. Di paket ini, pengunjung hanya boleh memetik empat ons buah.
Jika pengunjung ingin memetik lebih, harganya Rp 60.000 per kilogram. "Saat liburan sekolah bisa terjual antara 50 hingga 70 paket, sedangkan pada hari-hari biasa hanya sekitar 20 sampai 30 paket saja," hitung Danis.
Rumah Stroberi memiliki 13 kebun berformat green house yang bisa menampung total 40.000 tanaman. Untuk menyiasati agar buah stroberi bisa dipanen tiap hari, Rumah Stroberi memberlakukan sistem buka tutup kebun. "Normalnya buah Rumah Stroberi bisa memanen dua hingga tiga kali dalam sepekan," kata Denis.
Omzet penjualannya pun meningkat seiring dengan musim liburan panjang. Jika pada hari biasa PBF mendapatkan rata-rata Rp 100.000 sampai Rp 200.000 per hari, pada akhir pekan atau musim libur pendapatan bisa mencapai Rp 1,5 juta sampai Rp 2 juta per hari. Heru memperkirakan bisa mengantongi omzet Rp 30 juta per bulan. Adapun Danis menghitung omzetnya sekitar Rp 8 juta per hari.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News