kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,52%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Lukisan wajah dan karikatur Pasar Baru: Harganya tergantung bahan (2)


Jumat, 28 Januari 2011 / 10:49 WIB
Lukisan wajah dan karikatur Pasar Baru: Harganya tergantung bahan (2)


Reporter: Dharmesta | Editor: Tri Adi

Harga lukisan di sentra lukisan dan karikatur wajah Pasar Baru bervariasi. Ada pelukis yang menetapkan harga berdasarkan bahan baku yang digunakan. Ada juga yang menghitung harga berdasarkan nilai seninya. Meskipun angkanya tidak tetap setiap bulan, para pelukis di sentra ini bisa mengantongi omzet hingga jutaan rupiah.

Hampir semua pelukis di sentra lukisan dan karikatur wajah Pasar Baru, Jakarta Pusat kompak mengatakan, omzet bukanlah sesuatu yang pasti. "Kadang dalam sehari bisa mengerjakan beberapa lukisan, kadang tidak ada pesanan sama sekali," ungkap pemilik Seni 12+ Art sekaligus Humas Kelompok Pelukis dan Penulis Indah (KPPI) Eko Bhandoyo.

Kenapa? Menurut Eko, konsumen benda-benda seni adalah orang-orang yang istimewa. Mereka merupakan orang yang mengerti keindahan dan berkelebihan uang. Jadi, "Kami tidak seperti pedagang pakaian dan makanan yang omzet tiap bulannya jelas," ucapnya.

Yang jelas, Eko menjual lukisannya dari mulai harga ratusan ribu hingga belasan juta rupiah. Tapi, calon pembeli dapat menawar harga. Tapi, ia mengakui dibandingkan dengan pelukis lainnya di sentra ini, harga lukisannya memang lebih mahal. "Harga suatu karya seni itu kan diukur dari keindahannya," kata dia.

Omzet bulanan memang tidak pasti. Namun, ketika KONTAN mengunjungi kios Eko, Senin (24/1) lalu, ia dan rekannya August sedang mengerjakan sebuah lukisan dan karikatur wajah pesanan seorang pejabat Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata, yang masing-masing bernilai Rp 4 juta. Selain itu, Eko baru menyelesaikan lukisan wajah sepasang suami istri berharga Rp 6 juta.

Herdie, pemilik Andeng Art Gallery menentukan harga suatu lukisan berdasarkan jenis bahan baku yang ia pakai dan pigura serta ukuran lukisan. "Lukisan dan karikatur harganya sama," ungkap Herdie. Ia memakai dua media dasar, yaitu kanvas dan kertas cansen.

Contoh, lukisan dengan media kanvas ukuran 40x50 cm, harganya Rp 800.000. Lalu, media kertas cansen ukuran 30x40 cm, harganya Rp 600.000 dan media kanvas ukuran 30x40 cm, harganya Rp 400.000. Harga itu sudah termasuk bingkai.

Menurut Herdie, harga kanvas memang lebih mahal dari kertas cansen. Tetapi, lukisan dengan media kertas cansen menjadi mahal karena harus dilapisi kaca dop dan di belakang lukisan dipasang tripleks. "Gunanya untuk menjaga agar kertas cansen tidak tertekuk," ujarnya.
Dalam sepekan, Herdie bisa mengerjakan tiga lukisan atau 12 lukisan sebulan.

Menurut Yudi dan Arief, pemilik Galuh Art Gallery, bulan ini tergolong sepi permintaan. Buktinya, mereka berdua baru mengerjakan empat lukisan dengan penghasilan sekitar Rp 3 juta saja. Padahal, tahun lalu, rata-rata Galuh Art mendapat pesanan enam atau tujuh lukisan setiap bulannya.

Sama seperti Herdie, Yudi dan Arief menentukan harga lukisan berdasarkan bahan yang mereka gunakan. Lukisan kanvas berukuran 40x50 cm lengkap dengan bingkai, mereka jual dengan harga Rp 900.000.

Untuk bahan baku, Eko membeli kanvas dari langganannya di Bekasi. Lalu, bingkai, ia beli di Mampang dan Cempaka Putih. Sedangkan, cat minyak dia dapat dari toko-toko buku besar seperti Gramedia.

Adapun Yudi mendatangkan bingkai dari Jatibening dan kanvas dari Kemayoran. Sementara itu, Herdie membeli kertas cansen di tukang cetak foto dan bingkai di Jalan Setia Budi.

(Bersambung)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×