kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Mekanik pesawat makin dicari, makin menjanjikan


Senin, 18 Oktober 2010 / 11:13 WIB
Mekanik pesawat makin dicari, makin menjanjikan
ILUSTRASI. Paket Extra Kuota XL


Reporter: Hendra Gunawan | Editor: Tri Adi

Harga tiket pesawat terbang yang semakin terjangkau membuat orang beralih dari perjalanan darat ke udara. Frekuensi penerbangan jadi meningkat, sehingga jumlah pesawat yang perlu dirawat kian bertambah. Kondisi ini membuka peluang bagi mekanik pesawat yang jumlahnya masih minim.

Jumlah pesawat terbang setiap tahun terus bertambah, baik komersial maupun militer. Masalahnya, jumlah itu tidak diikuti dengan peningkatan jumlah mekanik pesawat. Tak aneh, banyak operator penerbangan maupun perusahaan perawatan pesawat mendatangkan mekanik asing untuk memenuhi kebutuhan itu.

Berdasarkan hitungan Badan Diklat Kementerian Perhubungan, hingga tahun 2012 nanti setidaknya dibutuhkan sebanyak 3.000 orang teknisi pesawat. "Kebutuhan mekanik pesawat memang sangat besar," ujar Dedi Darmawan, Kepala Badan Diklat Kementerian Perhubungan.

Senada dengan pernyataan Eko Romi, Manajer PPC & Engineering PT Star Aero Engineering. Petinggi perusahaan perawatan pesawat terbang ini mengatakan, pesawat harus selalu diservis setelah terbang 600 jam. "Walau dia (pesawat) tidak terbang, dalam jangka waktu tertentu tetap harus diservis," imbuhnya.

Setiap jenis pesawat hanya boleh ditangani oleh mekanik yang sudah memiliki sertifikat khusus yang dikeluarkan oleh Kementerian Perhubungan. Lisensi Aircraft Maintenance Engineers (AME) itu hanya berlaku untuk setiap tipe yang sesuai dengan lisensi.

Menurut Eko, rata-rata seorang mekanik hanya mempunyai satu lisensi AME. Karena itu, semakin banyak tipe pesawat yang ada membuat kebutuhan mekanik juga semakin besar. "Ada juga yang mempunyai lebih dari satu, tapi jumlahnya tidak banyak," ujarnya.

Profesi mekanik pesawat terbang, lanjut Eko, sangat menjanjikan. Seorang mekanik dengan lisensi AME akan mendapatkan gaji sekitar Rp 13 juta per bulan. Namun, jumlah itu bisa lebih tinggi jika sertifikat yang dipunyai lebih dari satu.

Bayaran itu sebanding dengan usaha yang harus dilakukan untuk mendapatkan lisensi AME. "Dia harus sekolah dan diuji kelayakannya," katanya.

Menurut Eko, perusahaannya saat ini memiliki 25 tenaga mekanik. Jumlah itu masih kurang. Apalagi, rata-rata mekanik hanya mempunyai lisensi AME untuk pesawat tipe CASA 212, helikopter tipe BO 105, BELL 412 dan BELL 206. Oleh karena itu, perusahaan tidak akan menerima perawatan pesawat di luar tipe-tipe itu.

Saat ini pesawat yang ditangani oleh Star Aero berasal dari Angkatan Laut, Angkatan Darat, dan Badan SAR Nasional. Ada pula perawatan untuk empat perusahaan penyewaan pesawat komersial.

Tarif perawatan di Star Aero sebesar US$ 35 per jam untuk setiap mekanik (manhours) pesawat komersial. Adapun untuk pesawat militer hanya US$ 20 per manhours.

Satu jenis helikopter membutuhkan waktu perawatan 45 hari kerja. Rata-rata perawatan setiap pesawat dikerjakan tujuh orang mekanik.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×